Sponsors Link

Angina Pectoris: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan

Sponsors Link

Angina pectoris atau angina adalah istilah medis untuk nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angina pectoris terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan suplai darah kaya oksigen yang memadai.

ads

Baca juga:

Jenis Angina Pectoris

Untuk angina sendiri, sebagaimana dikutip dari wikipedia.org, terdiri dari tiga jenis, diantaranya:

1. Angina Stabil

Angina stabil adalah angina klasik berupa nyeri dada yang berkaitan dengan miokardial iskemia. Pemicu dari angina stabil adalah aktivitas fisik (seperti berlari, berjalan, dan lain-lain), dan nyeri dada ini akan berkurang ketika istirahat dan akan kembali muncul ketika kembali beraktivitas. Angina stabil juga tidak akan muncul ketika penderita beristirahat. Selain aktivitas fisik nyeri dada angina stabil juga bisa dipicu oleh cuaca dingin, makan terlalu banyak, dan tekanan emosi.

Baca juga: Ciri Jantung Bengkak

2. Angina Tidak Stabil

Angina tidak stabil adalah bentuk dari sindrom koroner akut atau angina pectoris yang berkembang dan memburuk. Ciri dari angina tidak stabil sebagai berikut:

  • Nyeri dada muncul walau saat istirahat atau saat beraktifitas minim, dan berlangsung hingga lebih dari 10 menit.
  • Nyeri yang dirasakan sangat hebat.
  • Terjadi dalam pola crescendo (nyeri hebat, berkepanjangan, dan kerap berulang).

Angina tidak stabil bisa muncul tiba-tiba ketika istirahat, yang mungkin merupakan indikasi serangan jantung yang akan datang. Yang membedakan angina stabil dengan angina tidak stabil adalah pathofisiologi dari atherosclerosis-nya. Pathofisiologi angina tidak stabil merupakan berkurangnya aliran darah dalam pembuluh koroner karena penumpukan plak tidak tetap di dalam endothelium normal, kejang pada arteri koroner, atau trombosis koroner.

Proses angina tidak stabil dimulai dari atherosclerosis yang menjadi inflamasi dan memicu timbulnya plak aktif tidak stabil, kemudian terjadi trombosis, dan berujung pada iskemia miokardial akut. Jika tidak ditangani dengan benar akan memicu nekrosis sel (infarksi). Penelitian menunjukkan bahwa 64% dari kasus angina tidak stabil terjadi pada waktu antara 22.00 hingga 08.00 disaat penderita sedang tidur.

Sedangkan angina stabil adalah perkembangan atheroma dengan penutup fibrus. Penutup ini terluka sehingga muncul gumpalan darah untuk mengurangi area terbuka dalam pembuluh koroner ini. Hal ini menjelaskan mengapa angina stabil cenderung muncul pada penderita dengan aktifitas tinggi.

Baca juga: Penyakit Jantung Lemah

3. Sindrom X Kardiak

Sindrom kardiak X atau nama lainnya angina mikrovaskular memiliki gejala yang sama dengan angina jenis lain, yaitu nyeri dada. Penyebab utama dari sindrom kardiak X belum diketahui, namun ada faktor yang tampaknya berpengaruh, seperti disfungsi endothelial dan berkurangnya aliran (mungkin karena kejang) di dalam aliran pembuluh darah kecil pada jantung. Karena sindrom kardiak X tidak disebabkan oleh penyumbatan di dalam arteri utama, maka sangat sulit untuk mengenali dan mendiagnosanya.

Sindrom kardiak X sebelumnya dinyatakan sebagai kondisi tidak berbahaya, akan tetapi penelitian terakhir menunjukkan sebaliknya. Penelitian ini menunjukkan bahwa sindrom kardiak X adalah bagian pathofisiologi dari penyakit jantung iskemik, dan beresiko lebih besar terjadi kepada wanita daripada pria.

Baca juga: Brugada Syndrome

Penyebab Angina Pectoris

1. Penyebab Utama

Penyebab utama yang dapat memicu angina pectoris adalah sebagaimana yang tertulis di bawah ini:

  • Umur (pria ≥ 45 tahun & wanita ≥ 55 tahun)
  • Kebiasaan merokok
  • Diabetes Mmelitus
  • Dislipidemia
  • Riwayat keluarga
  • Tekanan darah tinggi
  • Menyakit ginjal
  • Obesitas
  • Minim aktivitas fisik
  • Stres psikososial berkepanjangan

Penelitian menunjukkan bahwa perokok dengan penyakit arteri koroner mengalami meningkatan signifikan pada aktifitas saraf simpatiknya dibandingkan dengan yang tidak merokok. Nikotin pada rokok dapat menyumbang peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan resistensi vaskular periferal, dan beresiko berujung pada serangan angina pectoris berulang.

Selain itu, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) melaporkan bahwa resiko penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit vaskular periferal berkurang dalam masa 1-2 tahun penghentian merokok. Penelitian lain menunjukkan bahwa 1 tahun pasca berhenti merokok, serangan angina pada pria di bawah umur 60 tahun berkurang 40% bila dibandingkan dengan yang tidak berhenti merokok. Kedua penelitian ini telah membuktikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang penghentian kebiasaan merokok.

Penderita angina pectoris tidak disarankan mengikuti konseling yang menyarankan mereka untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, karena hanya sekedar konseling terbukti tidak terlalu mengubah gaya hidup penderita secara signifikan.

Baca juga: Penyebab Tumor Jantung


2. Kondisi yang Memperburuk Angina Pectoris

Penderita angina pectoris akan memburuk gejala yang timbul dengan kondisi di bawah ini:

  • Pengobatan vasodilator
  • Pengobatan hormon tiroid
  • Vasokonstriktor
  • Polisitemia
  • Hipotermia
  • Hipervolemia
  • Hipovolemia

Baca juga: Penyebab Jantung Lemah

3. Masalah Medis Lain

  • Kelainan esofageal
  • Penyakit reflux gastoesofageal
  • Hipertiroid
  • Hipoksemia
  • Anemia kronis
  • Tekanan darah tinggi

Baca juga: Penyebab Jantung Bocor pada Bayi

4. Masalah Jantung Lain

Iskemia miokardial dapat disebabkan oleh:

  • Berkurangnya suplai darah kaya oksigen ke jantung yang bisa disebabkan oleh stenosis, kejang, sumbatan akut (oleh embolus) di dalam arteri jantung.
  • Resistensi pembuluh darah yang disebabkan penyempitan pembuluh darah; penurunan radius. Aliran darah berbanding lurus dengan radius kekuatan arteri.
  • Berkurangnya kemampuan darah dalam membawa oksigen dikarenakan beberapa faktor seperti berkurangnya tekanan oksigen dan konsentrasi hemoglobin. Penurunan kemampuan hemoglobin untuk membawa oksigen ke jaringan miokardial.

Atherosclerosis adalah penyebab umum stenosis (penyempitan pembuluh darah) pada arteri jantung sehingga menyebabkan angina pectoris. Pada sebagian pasien yang mengalami nyeri dada memiliki arteri jantung yang normal atau hanya sedikit menyempit. Vasoplasm biasanya yang memicu nyeri dada kepada pasien ini, dan dikaitkan dengan angina Prinzmetal dan sindrom X.

Iskemia miokardial juga dapat disebabkan oleh faktor komposisi darah, seperti berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen, sebagaimana yang terjadi pada penderita anemia akut atau perokok berat.

Baca juga: Penyakit Jantung Bocor

Gejala Angina Pectoris

1. Nyeri atau Ketidaknyamanan di Dada

Gejala angina pectoris bisa sangat menyakitkan, tetapi banyak pasien angina lebih mengeluhkan rasa ketidaknyamanan daripada rasa sakit, rasa tidak nyaman ini umumnya dijabarkan seperti sensasi tekanan, berat, sempit, terbakar, atau sesak pada dada.

2. Nyeri di Tubuh bagian Atas

Nyeri angina pectoris dapat terasa di epigastrium (dada tengah atas), punggung, leher, rahang, atau bahu. Hal ini dikarenakan bagian tulang belakang yang menerima sensasi visceral dari jantung terjadi secara berulang dan berhubungan langsung dengan kulit hingga dermatome saraf tulang belakang tidak mampu membedakan sumber rasa sakitnya.

Bagian tubuh yang juga berdampak adalah lengan (biasanya lengan kiri bagian dalam). Angina pectoris dapat diperburuk dengan tekanan emosi, perut kekenyangan, dan suhu rendah. Rasa nyeri pun disertai dengan kesulitan bernafas, berkeringat, dan mual pada sebagian kasus. Dalam hal ini detak jantung dan tekanan darah meningkat. Namun jika nyeri dada hanya berlangsung dalam hitungan detik, berarti bukan gejala angina pectoris.

Baca juga: Echo Jantung Bayi

3. Iskemia Miokardial

Iskemia miokardial muncul ketika miokardium (otot jantung) tidak mendapatkan suplai oksigen yang memadai, baik karena meningkatnya kebutuhan oksigen miokardium atau karena berkurangnya suplai oksigen ke miokardium. Kadar oksigen dan nutrisi yang tidak memadai ini berkaitan erat dengan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah.

4. Autonomik

Sebagian pasien ada yang merasakan gejala autonomik (berhubungan dengan peningkatan aktivitas sistem saraf autonomik) seperti mual, muntah, dan wajah pucat.


Pengobatan Medis

1. Nitrogliserin

Pengobatan khusus untuk angina pectoris adalah nitrogliserin, yaitu pengobatan yang mampu mengurangi kebutuhan oksigen miokardial dengan meringankan kerja jantung. Nitroglserin sebaiknya tidak diberikan dalam jangka waktu di bawah 12 jam dari pemberian obat inhibitor seperti sildenafil, tadalafil, atau verdenafil karena kombinasi dari obat-obatan ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis. Obat ini telah digunakan untuk meredakan gejala angina pectoris sejak 1879.

Baca juga: Pemeriksaan Echo Jantung

2. Beta Blocker dan/atau Calcium Channel Blocker

Beta blocker dan calcium channel blocker juga berguna untuk menenangkan jantung sehingga kebutuhan jantung akan oksigen pun berkurang. Beta blocker seperti carvedilol, propranolol, dan atenolol terbukti mengurangi gejala angina pectoris dan resiko kematian. Sedangkan calcium channel blocker (nifedipine dan amlodipine), isosorbide mononitrate, dan nicorandil umum digunakan untuk menangani angina pectoris kronis.

Baca juga: Obat Jantung di Apotik

3. Inhibitor

Jenis obat terapetik baru yang disebut inhibitor, seperti ivabradine dapat mengurangi detak jantung yang disebabkan oleh angina dan iskemik. Selain itu, ACE inhibitor juga merupakan agen pelebar pembuluh darah (vasodilator) yang bermanfaat dari sisi pengurangan gejala dan prognostik.

4. Statin

Pengobatan dengan statin biasanya untuk mengendalikan kadar lipid atau kolesterol dalam darah, yang juga berpotensi dapat menstabilkan keberadaan plak atheromatus.

5. Aspirin

Pemberian aspirin dengan dosis rendah akan mengurangi resiko serangan jantung pada penderita angina stabil kronis, dan merupakan salah satu resep pengobatan, akan tetapi bagi penderita tanpa penyakit jantung, peningkatan stroke hemorrhagic dan pendarahan gastrointestinal sebanding dengan manfaat yang didapat. Di sisi lain, aspirin tidak disarankan kepada pasien dengan resiko miokardial infark yang tinggi.

Baca juga: Manfaat Aspirin untuk Jantung

6. Angioplasti Balon dan Stent

Angioplasti balon adalah prosedur penyisipan balon pada ujung karteter dan lalu balon tersebut dikembangkan untuk memperlebar lumen arteri. Dan biasanya, pada saat yang sama, stent juga dipasang untuk mempertahankan lebar arteri.

7. Operasi Bypass Koroner

Jika pengobatan sebelumnya tidak membuahkan hasil atau pasien memiliki penyakit arteri koroner, maka dokter akan memberikan operasi bypass jantung koroner sebagai pilihan. Operasi akan mengganti arteri yang telah menyempit dengan pembuluh vena sehat.

Tujuan utama dari berbagai pilihan prosedur di atas adalah untuk mengurangi gejala, menghambat perkembangan penyakit, dan mengurangi resiko penyakit yang mungkin muncul terutama serangan jantung dan kematian. Baca juga: Rumah Sakit Jantung Terbaik Dunia

Pengobatan Herbal

Selain pengobatan medis, terdapat pula pengobatan herbal yang dapat Anda jadikan alternatif pengobatan angina pectoris, sebagaimana penjelasan di bawah ini:

1. Jahe

Apakah Anda sadar bahwa bahan yang satu ini adalah sahabat jantung? Jahe tidak hanya dapat digunakan sebagai bumbu makanan, namun jahe pun merupakan bahan umum yang kerap dijadikan jamu. Jahe mengandung senyawa yang mampu mengurangi kadar kolesterol darah dan kaya akan antioksidan. Sedangkan untuk mengatasi angina pectoris, Anda bisa menggunakan resep berikut:

Bahan:

  • 1 sendok makan jahe parut.
  • Secangkir air panas.

Cara Membuat:

  • Rendam parutan jahe ke dalam secangkir air panas selama 5 menit.

Baca juga: Manfaat Daun Kemangi untuk Jantung

2. Kunyit

Satu lagi akar-akaran yang dipercaya mampu mengatasi angina pectoris adalah kunyit. Kunyit mengandung bahan aktif curcumin yang terbukti mengurangi kadar kolesterol jahat sehingga dapat mencegah penumpukan plak kolesterol, selain itu kunyit juga dapat mencegah penggumpalan darah di dalam pembuluh darah, terakhir, kunyit pun bersifat anti inflamasi. Gunakan resep ini untuk mengatasi nyeri angina pectoris Anda:

Bahan:

  • ½ sendok teh bubuk kunyit.
  • Segelas susu.
  • Madu secukupnya.

Cara Membuat:

  • Campur bubuk kunyit dengan segelas susu.
  • Masak hingga mendidih.

Baca juga: Manfaat Buah Bit untuk Jantung

3. Cabai Rawit

Tidak disangka, tetapi cabai rawit juga bisa meredakan gejala angina pectoris. Hal ini karena kandungan capsaicin yang bersifat anti inflamasi. Selain itu, cabai rawit juga mampu melancarkan peredaran darah. Gunakan resep ini untuk mengatasi nyeri angina pectoris Anda:

Bahan:

  • ½ – 1 sendok teh bubuk cabai rawit.
  • Segelas susu atau jus buah.

Cara Membuat:

  • Cukup aduk rata bubuk cabai rawit dengan segelas susu atau jus buah.

Baca juga: Manfaat Bekam untuk Jantung

4. Daun Alfalfa

Dauh alfalfa bukanlah sejenis tanaman yang sering kita gunakan di kehidupan sehari-hari, namun daun ini kerap dijadikan sebagai pakan ternak. Padahal daun ini dipercaya ampuh mengatasi nyeri angina pectoris dan juga melembutkan pembuluh darah.

Gunakan resep ini untuk mengatasi nyeri angina pectoris Anda:

Bahan:

  • 1 sendok teh daun alfalfa.
  • 1 cangkir air panas.

Cara Membuat:

  • Rendam daun alfalfa ke dalam secangkir air panas selama 5 menit.

Baca juga: Manfaat Daun Salam untuk Jantung

5. Minyak Almond

Almond mengandung omega-3 dan kaya akan sterol, serat, serta magnesium sehingga mampu mengatasi nyeri dada angina pectoris. Gunakan resep ini untuk mengatasi nyeri angina pectoris Anda:

Bahan:

  • 3 tetes minyak almond.
  • 3 tetes minyak mawar.

Cara Menggunkan:

  • Campur kedua minyak di telapak tangan.
  • Usap di area dada yang nyeri.

Baca juga: Manfaat Madu untuk Jantung

6. Buah Delima

Buah delima dipercaya baik untuk mengurangi gejala angina pectoris, dan caranya pun sangat mudah, cukup meminum jus buah delima.

Pencegahan Angina Pectoris

Sebelum penyakit jantung datang menggerogoti kesehatan, akan jauh lebih baik untuk mencegahnya, dan cara-caranya pun pasti tidaklah asing, memang sulit, tetapi demi kesehatan Anda dan keluarga, maka mulailah berubah. Cara di bawah ini bukan hanya untuk mereka yang belum memiliki masalah angina pectoris tetapi juga untuk mereka yang sudah memiliki masalah angina pectoris.

1. Omega-3

Omega-3 sangat baik untuk melunturkan kolesterol penyebab penumpukan plak di dalam pembuluh darah. Sumber omega-3 terbaik adalah dari ikan berlemak seperti salmon, tuna, sarden, lele, dan bahkan patin. Sebaiknya mengkonsumsi dua porsi ikan dalam seminggu, dan olah tanpa minyak berlebih, suhu terlalu tinggi, dan pamasakan yang terlampau lama. Cukup gunakan sedikit minyak pertama, dipanggang sebentar, atau dikukus.

Baca juga: Manfaat Omega-3 untuk Jantung

2. Sayuran dan Buah

Hampir semua sayuran dan buah baik untuk jantung karena kandungan serat, vitamin, antioksidan, dan mineralnya. Bahkan bukan hanya untuk jantung, tetapi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca juga: Buah untuk Jantung Koroner

3. Kacang-Kacangan

Omega-3 juga bisa di dapat dari kacang-kacangan, khususnya almond, walnut, kacang tanah, dan macademia. Anda pun bisa mendapatkan manfaat protein dan serat dari kacang-kacangan.

4. Dark Chocolate

Dark chocolate mengandung flavonoid yang baik untuk jantung, konsumsi dua potong sehari sudah cukup tanpa khawatir kalori berlebih. Namun dairy chocolate dan olahan coklat lain tidak baik untuk kesehatan karena sudah mengandung terlalu banyak gula.

Baca juga: Nutrisi untuk Penyakit Jantung Bawaan

5. Teh Hijau

Anti oksidan katekin dalam teh hijau baik untuk jantung, dan disarankan rutin mengkonsumsi teh hijau setidaknya empat cangkir sehari.

6. Kurangi Sodium

Anda termasuk suka dengan makanan yang gurih? Maka sebaiknya mulailah untuk menguranginya karena rasa gurih bersumber dari sodium, baik itu msg, mecin, garam, bahkan bumbu instan. Sodium tidak baik untuk jantung sebab mampu meningkatkan tekanan darah, dan tekanan darah yang tinggi berarti kerja ekstra untuk jantung.

7. Kurangi Lemak

Lemah jahat adalah musuh pembuluh darah karena dalam makanan berlemak dapat meningkatkan kolesterol jahat, tekanan darah, dan penumpukan plak. Maka hindari atau kurangi konsumsi jeroan, gorengan, daging merah, atau kulit hewan. Selain dari bahan makanan tadi, lemak jahat juga terdapat dalam makanan atau minuman pabrikan, maka perhatikan label gizi sebelum membeli.

8. Berhenti Merokok

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, merokok akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lain, dan bagi penderita jantung, kebiasaan merokok akan memperburuk penyakit jantung dan meningkatkan gejala yang muncul.

Baca juga: Cara Mengobati Jantung dengan Daun Kelor

9. Jangan Lewatkan Sarapan

Anggapan bahwa sarapan akan membuat gemuk adalah salah. Nyatanya melewatkan sarapan hanya akan membuat lapar sebelum waktu makan siang, sehingga Anda akan cenderung ngemil atau makan siang dengan porsi berlebih. Untuk memiliki sarapan yang sehat, pilihlah sumber karbohidrat yang whole grain, seperti roti gantum utuh, sereal gandum utuh, atau beras merah, tidak lupa dilengkapi dengan protein rendah lemak, susu rendah lemak, dan buah sayur.

10. Atur Emosi

Tekanan emosi akan menstimulasi hormon yang buruk untuk tubuh dan memperburuk penyakit jantung jika sudah ada. Mulailah belajar untuk mengatur emosi dan stres, baik itu belajar yoga, memelihara hewan favorit, atau pergi berjalan kaki atau berkendara saat emosi memuncak.

11. Ingat Angka-Angka Sakti

Kebanyakan orang Indonesia cenderung menyangkal dengan kondisi kesehatan dan menghindari tes kesehatan dengan alasan takut. Padahal apapun kondisi kesehatan Anda sudah ada di dalam tubuh walau Anda mengira Anda sehat. Untuk meningkatkan kesadaran kesehatan, sebaiknya lakukan tes kesehatan segera. Tenaga medis akan memberikan masukan apa yang sebaiknya yang Anda lakukan untuk menjaga kesehatan atau untuk mengurangi resiko penyakit yang akan datang. Jangan lupa untuk mengingat angka-angkanya sebagai patokan kesehatan.

12. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik sangat penting untuk kesehatan jantung, dan aktivitas fisik yang disarankan para ahli adalah dalam jumlah 150 menit per minggu yang dibagi menjadi 10 menit per sesi. Aktivitas fisik bisa dalam bentuk apa saja, baik itu menari, membersihkan rumah, senam intensitas sedang, berjalan kaki, atau menaiki tangga.

Baca juga: Manfaat Olahraga untuk Jantung

13. Latihan Beban

Latihan beban berbeda dengan aktivitas fisik, latihan beban adalah olahraga intensitas tinggi untuk meningkatkan massa otot, sedangkan aktivitas fisik adalah kegiatan aktif untuk menggerakan tubuh agar berkeringat. Latihan beban lebih terkonsentrasi pada bagian otot tertentu baik kaki, pinggul, punggung, dada, perut, bahu, dan tangan. Lakukan latihan beban setidaknya 75 menit seminggu yang dibagi menjadi 5-10 menit tiap sesinya. Namun jika Anda memiliki penyakit jantung, maka konsultasikan kepada dokter untuk jenis olahraga yang aman.

Demikian informasi mengenai penyakit angina pectoris yang wajib Anda waspadai. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , , , , , ,
Oleh :
Kategori : Medis