Sponsors Link

Aritmia Jantung pada Anak: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Sponsors Link

Aritmia jantung bisa terjadi pada siapa saja, tua ataupun muda, laki-laki maupun perempuan. Tidak ada perbedaan usia dan gender dalam hal ini, bahkan anak kecil dan bayi pun bisa terkena aritmia. Aritmia jantung pada anak memang lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa, tetapi justru karena itu biasanya sulit untuk mendeteksi bahwa seorang anak terkena aritmia.

ads

Aritmia jantung pada anak seringkali tidak terduga oleh kedua orangtuanya, karena mereka merasa tidak ada yang salah dengan perilaku anak mereka, tetapi mereka akan terkejut setelah memeriksakan anak mereka dan baru mengetahui jika anaknya terkena aritmia. Sebagaimana telah kita ketahui, aritmia adalah sebuah kelainan yang berupa ketidaknormalan detak jantung, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Sementara itu, detak jantung pada anak dan orang dewasa tentunya berbeda. Biasanya anak-anak memiliki detak jantung yang lebih cepat daripada orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan anak-anak untuk bertindak lebih aktif daripada orang dewasa. Selain itu, berbagai aktifitas sehari-hari seperti berlari, melompat, tertawa, menangis, dan lain sebagainya bisa memicu detak jantung menjadi lebih cepat.

Secara umum, detak jantung pada anak dan bayi adalah dalam kisaran 90-150 kali dalam satu menit. Sedangkan pada orang dewasa hanya sekitar 50-100 kali untuk satu menit. Detak jantung tersebut akan berjalan normal dan teratur pada awalnya, namun bisa dengan mudah berubah tergantung dari kegiatan yang dilakukan oleh mereka. Misalnya saat berlari maka detak jantung akan meningkat secara otomatis, sedangkan saat kita tidur detak jantung akan melambat.

Baca juga: Detak Jantung Normal.

Penyebab Aritmia Jantung

Aritmia jantung pada anak biasanya disebabkan oleh beberapa hal berikut :

1. Mengalami kelainan atau cacat jantung sejak lahir
2. Mempunyai kadar hormon yang tidak normal
3. Terbiasa mengkonsumsi obat-obatan tertentu
4. Menderita penyakit diabetes
5. Memiliki riwayat serangan jantung
6. Menderita penyakit jantung koroner
7. Mengalami kecemasan dan tingkat stres yang tinggi

Beberapa anak memang bisa dibilang tidak beruntung, karena sejak lahir telah mengalami kelainan atau cacat pada jantungnya. Pada anak yang sedang tumbuh pun bisa terjadi serangan jantung ataupun penyakit jantung koroner. Alhasil pada anak-anak kurang beruntung seperti mereka inilah biasanya akan terjadi aritmia. Bisa berupa takikardia atau denyut jantung yang lebih cepat, bisa juga berupa bradikardia atau denyut jantung yang lebih lambat.

Baca juga: Penyebab Jantung KoronerPenyebab Kelainan Jantung Bawaan Asianotik.

Selain itu, takikardia juga bisa disebabkan oleh adanya rasa cemas dan takut dari anak. Saat berada dalam perasaan demikian, pasti detak jantung anak akan menjadi lebih cepat dari biasanya, ini adalah hal yang sangat wajar terjadi khususnya pada anak-anak. Penyakit demam dan anemia juga bisa memicu detak jantung anak untuk menjadi lebih cepat.

Sedangkan bagi yang terbiasa mengkonsumsi obat-obatan tertentu biasanya akan mengalami bradikardia, alias detak jantung yang lebih lambat. Hal ini juga bisa terjadi pada para anak yang mengalami hipotermia. Sebenarnya bradikardia lumrah terjadi pada orang normal, terutama pada saat mereka sedang tidur atau beristirahat.

Satu jenis aritmia lain yang bisa terjadi pada anak adalah detak jantung yang naik turun dan tidak teratur, terkadang bisa lebih cepat, terkadang bisa lebih lambat. Hal ini sering dialami oleh para anak yang memang mempunyai masalah atau kelainan pada jantung mereka. Bisa berasal dari cacat sejak lahir, bisa juga berasal dari penyakit yang tengah dideritanya, misalnya penyakit diabetes, penyakit jantung koroner, atau sering mengalami serangan jantung. Selain itu, kadar hormon yang tidak normal dalam tubuhnya juga bisa menjadi penyebab munculnya aritmia.


Secara garis besar, aritmia yang terjadi pada anak biasanya berupa takikardia atau detak jantung yang lebih cepat, bradikardia atau detak jantung yang lebih lambat, detak jantung tidak teratur yang disebut fibrilasi, detak jantung yang sangat cepat sampai berdebar-debar, dan detak jantung prematur. Detak jantung prematur biasanya terasa seperti perasaan deg-degan dan tidak membahayakan anak. Detak jantung prematur tidak berasal dari penyakit apapun sehingga tidak terlalu membutuhkan perawatan.

Baca juga: Jantung Rematik Pada Anak.

Gejala Aritmia Jantung

Aritmia jantung pada anak memang terkadang di luar sepengetahuan orangtuanya, karena kekurangtahuan mereka terhadap gejala yang ditimbulkan oleh para penderita aritmia. Berikut adalah beberapa gejala yang mestinya membuat para orangtua segera memeriksakan anak mereka ke dokter.

  • Tubuh anak terasa lemah dan lunglai, wajahnya pucat dan lesu.
  • Anak mengeluhkan jantungnya yang sering terasa berdebar.
  • Anak sering merasa cemas sampai berkeringat dingin.
  • Anak merasa kepalanya pusing, bahkan bisa sampai pingsan.

Namun kadangkala kita tidak menemukan gejala tersebut pada anak kita di siang hari, karena ternyata gejala tersebut baru muncul saat malam hari. Maka orangtua juga perlu melakukan pengecekan pada malam hari saat anak sedang tidur. Beberapa gejala lain yang bisa dilihat pada saat itu adalah sebagai berikut :

1. Palpitasi jantung
2. Terdengar suara murmur dari jantung
3. Pusing
4. Kepala terasa berputar
5. Sesak napas
6. Pingsan
7. Nyeri dada
8. Sensasi berdebar di dada
9. Pucat
10. Keringat berlebih
11. Detak jantung menghilang sesekali
12. Lemah


Baca juga: Penyebab Jantung Berdebar saat Tidur.

Cara Mengatasi Aritmia Jantung

Setidaknya ada dua cara untuk mengatasi Aritmia jantung pada anak, yaitu dengan cara pengobatan dan cara pencegahan. Cara pengobatan tentu saja hanya dilakukan pada para anak yang telah resmi mendapat diagnosa sebagai pengidap aritmia. Pengobatan bisa dilakukan dengan memakai obat-obatan yang bisa membuat detak jantung tetap normal, misalnya obat seperti aspirin. Selain itu alat picu jantung juga biasa digunakan untuk membuat detak jantung kembali normal. Ada juga teknik Kardioversi yang hanya dilakukan saat obat sudah tak mampu menangani penderita aritmia, yaitu dengan memberikan kejutan listrik di dada. Sementara metode ablasi digunakan saat penyebab aritmia sudah diketahui.

Baca juga: Olahraga untuk Aritmia Jantung.

Untuk cara pencegahan, sebenarnya hampir sama antara anak-anak ataupun orang dewasa. Yaitu dengan menjaga pola hidup yang sehat, mulai dari konsumsi makanan yang sehat, olahraga secara rutin, istirahat yang cukup, tidak sembarangan minum obat, dan menghindari stres. Bedanya mungkin para anak sudah pasti tidak akan melakukan hal yang biasanya dilakukan orang dewasa, seperti merokok, minum kopi, dan minum minuman keras. Jadi anak-anak sudah pasti bisa melakukan pencegahan lainnya yaitu menghindari nikotin, kafein dan alkohol. Tidak mungkin ada orangtua yang membiarkan anaknya mengkonsumsi tiga hal tersebut. Kesimpulannya adalah bagaimana orangtua lebih perhatian dan mengawasi anaknya dengan baik sehingga tidak terjadi aritmia jantung pada anak.

Sponsors Link
, , , , , , , ,
Oleh :
Kategori : Penyebab