Sponsors Link

Jantung Rematik pada Anak: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Sponsors Link

Apakah anak Anda mengalami tenggorokan gatal dan perih selama tiga hari, tapi tidak mengalami gejala flu? Sulit menelan makanan, dan lidah menjadi kemerahan berbintik-bintik? Jika iya, Anda harus lebih berhati-hati. Bisa saja itu adalah penyakit jantung rematik pada anak. Namun, apa itu jantung rematik? Mengapa ia lebih rentan pada anak, dan apa penyebabnya?

ads

Pengertian Jantung Rematik

Jantung Rematik atau Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah kebocoran atau penebalan katup jantung, sebagai akibat lanjutan dari demam rematik. Jantung rematik sempat menjadi wabah hingga era 1960-an. Penyakit ini rawan terjadi di negara dengan tingkat kebersihan yang kurang baik, utamanya di negara dunia ketiga alias negara berkembang. Di negara-negara Asia Tenggara, Afrika, dan Oceania, persentase jantung rematik pada anak yang dideteksi  adalah 2.9 per 1000 anak, sementara yang dideteksi dari echocardiography adalah 12.9 per 1000 anak. Penyakit ini cukup serius dengan rasio kematian mencapai 2-5%.

Baca juga: Penyebab Kelainan Jantung Bawaan Asianotik.

Penyakit jantung rematik pada anak disebabkan oleh bakteri streptococcus B hemoliticus tipe A, yang notabene berada di lingkungan kotor atau tempat yang mudah dihinggapi bakteri jahat, seperti taman bermain, bus atau tempat yang berada di luar ruangan lainnya.

Sistem kekebalan pada anak biasanya gagal mengenali bakteri ini, sehingga ia dapat masuk tanpa perlawanan. Setelah bakteri tersebut masuk, maka anak mulai mengalami sakit tenggorokan tanpa disertai gejala demam. Bila tidak ditangani dengan serius, bakteri ini kemudian akan menyebabkan demam rematik, yang dalam jangka panjang akan menginfeksi organ tubuh lain terutama jantung.

Penyebab Jantung Rematik

Penyebab utama jantung rematik pada anak adalah demam rematik. Demam rematik ini disebabkan oleh bakteri streptococcus. Bakteri streptococcus biasanya mulai menyerang di bagian tenggorokan. Meski berawal dari infeksi tenggorokan karena bakteri, namun demam rematik justru berkembang karena respon kekebalan di tubuh. Saat tubuh mengalami infeksi streptokokal (radang tenggorokan), sistem kekebalan kita otomatis melindungi diri dengan melawan balik.

Namun, sistem imun ini justru menyerang jaringan tubuh. Inilah yang menyebabkan tubuh mengalami nyeri di sendi, dan yang paling parah, menyerang jantung. Serangan di jantung membuat katup jantung membengkak, sehingga muncul jaringan parut di pintu katup jantung. Bakteri streptococcus sulit dikenali oleh sistem imun di tubuh, karena susunannya yang mirip protein. Inilah penyebab mengapa “serangan balik” dari sistem kekebalan tubuh menjadi salah sasaran (menyerang jantung dan persendian), yaitu karena bentuknya yang sulit dikenali.

Bakteri Streptococcus menyerang anak berusia antara 5-15 tahun. Ini karena bakteri streptococcus suka berada di lingkungan yang kotor, semisal tempat bermain outdoor. Bakteri ini dapat menyerang laki-laki maupun perempuan. Meski demikian, perempuan cenderung lebih rentan. Penyakit jantung rematik ini termasuk penyakit warisan dari gen orang tua. Jika semasa kanak-kanak orang tuap ernah mengalami jantung rematik, mungkin anaknya dapat mengalami hal yang sama. Penyebab lain yang menyebabkan rematik jantung diantaranya faktor etnis; ras negroid (kulit hitam) cenderung lebih rentan. Selain itu kecukupan nutrisi juga berperan.

Baca juga: Penyebab Jantung KoronerPenyebab Jantung Berdebar saat Tidur.

Gejala Jantung Rematik

Demam rematik pada anak diawali dengan sakit tenggorokan yang tidak disertai panas, serta lidah memerah yang disertai bintik-bintik. Gejala ini baru tampak setelah minggu pertama hingga keenam setelah bakteri menginfeksi tubuh. Penyakit demam rematik umumnya ditandai dengan gejala-gejala berikut:


  1. Sesak nafas
  2. Nyeri di beberapa sendi, lutut, siku, dan pergelangan tangan
  3. Benjolan di kulit yang agak menebal dengan pinggiran tidak teratur, namun tidak sakit bila dipegang
  4. Berat badan menurun
  5. Sakit perut
  6. Mudah lelah
  7. Pada beberapa kasus, batuk yang tak kunjung reda
  8. Detak jantung tidak teratur
  9. Dada terasa sakit

Gejala-gejala tadi dapat hilang dalam satu bulan, namun ada juga sebagian anak yang tetap merasakan hingga waktu lama. Meski demam rematik telah reda, jantung rematik baru muncul bertahun-tahun kemudian. Bila tidak ditangani, jantung rematik ini dapat berujung pada hal yang lebih parah; semisal katup jantung yang tersumbat, bocor, hingga gagal jantung.

Penanganan Jantung Rematik

Langkah pertama mendiagnosa jantung rematik pada anak adalah melihat adanya sakit tenggorokan pada anak. Dokter mungkin akan meminta tes darah dan periksa tenggorokan, untuk memeriksa adanya rekam jejak sakit tenggorokan. Namun, mungkin saja infeksi tenggorokan itu sudah lama berlalu. Jika infeksi tenggorokan ini sudah lama, dokter akan meminta Anda mengingat kapan terakhir Anda/anak mengalami sakit tenggorokan.

Dokter juga akan memeriksa tanda-tanda adanya demam rematik pada anak, termasuk adanya nyeri sendi dan peradangan. Dokter juga akan memeriksa jantung anak untuk mengetahui adanya ritme yang tidak biasa di jantung anak. Jika diperlukan, tes lain semisal X-Ray dan Echocardiogram juga akan dilakukan, untuk memeriksa adanya cairan di jantung atau paru, dan mengukur ukuran jantung.

Baca juga: Detak Jantung NormalFungsi EKG Jantung.


Untuk pengobatan, Dokter bisa saja memberi antibiotik dan antiradang untuk menghilangkan bakteri streptococcus dalam tubuh. Antibiotik yang diberikan semisal Erythromycin, Benzathine, atau Cephalosporin. Obat anti radang yang diberikan semisal Aspirin atau Cortisone. Untuk mencegah komplikasi lanjutan, pasien bisa saja diberikan pantangan atau anjuran makanan tertentu. Ini untuk mencegah bakteri menyebar.

Dalam kasus yang tidak parah, gejala-gejala jantung rematik dapat dikurangi dengan pelemas arteri seperti ACE. Namun pada kasus tertentu, RHD dapat memicu jantung berdetak secara abnormal. Bila kondisi jantung rematik telah fatal, dapat dilakukan operasi. Pencegahan dilakukan dengan pemberian antibiotik dalam jangka panjang. Penanganan tersebut diberikan untuk meringankan gejala dan mencegah kerusakan pada jantung yang diakibatkan oleh penyakit jantung rematik.

Namun, jantung yang sudah terkena efek autoimun akan sulit untuk sembuh seperti sediakala. Mudah lelah dan nafas yang pendek mungkin akan sering muncul. Selain itu, di masa depan, kemungkinan untuk mengalami stroke lebih besar. Selain itu, orang yang pernah mengalami demam rematik cenderung akan mengalaminya lagi di masa depan. Jika hal ini terjadi lagi, tentu saja dapat meningkatkan resiko munculnya kerusakan jantung permanen.

Pencegahan Jantung Rematik

Cara mencegah jantung rematik bisa dengan membersihkan tempat tinggal. Ini untuk mengurangi kemungkinan bersarangnya bakteri Streptococcus. Langkah berikutnya dapat juga dengan melakukan olahraga secara teratur, dan mengkonsumsi makanan sehat. Mencuci tangan sebelum makan juga dapat mengurangi masuknya bakteri ke dalam tubuh, terutama setelah anak beraktivitas di luar rumah. Terutama saat musim pancaroba, di mana bakteri streptococcus berkembang lebih cepat.

Demikian informasi mengenai penyakit jantung rematik pada anak. Semoga bermanfaat dan jaga selalu pola hidup keluarga Anda menjadi lebih sehat agar terbebas dari segala penyakit.

Sponsors Link
, , , , , , , ,
Oleh :
Kategori : Penyebab