Sponsors Link

12 Cara Mencegah Penyakit Jantung Pada Bayi?

Sponsors Link

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan sebuah masalah yang terjadi sejak bayi baru lahir dan dapat bertahan hingga dewasa. Penyakit ini biasanya disebabkan karena masalah berkembangnya struktur dan fungsi jantung yang terlalu dini, hal ini biasanya akan mengganggu aliran darah dari atau ke jantung dan pernapasan. Kelainan penyakit jantung bawaan biasanya sudah dapat terjadi sejak bayi masih berada dalam kandungan. Namun, jika mengalami kontrol kehamilan yang buruk seringkali penyakit jantung bawaan ini tidak dapat diprediksi sejak awal.

ads

Penyakit jantung bawaan memiliki 5 (lima) jenis penyakit jantung bawaan pada bayi yang masing-masing penanganannya berbeda satu sama lain tergantung dari klasifikasi (sianotik atau non sianotik), kelainan pada struktur, dan parahnya defek jantung. Penyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemukan saat ini adalah kelainan jantung pada septum bilik jantung atau yang biasa disebut dengan VSD (Ventricular Septal Defect) yang diikuti dengan kelainan pada bagian serambi jantung atau yang biasa disebut dengan ASD (Atrial Septal Defect).  Masyarakat menyebutnya dengan sebutan jantung bocor.

Selain dua jenis di atas, penyakit jantung bawaan juga memiliki jenis lainnya yaitu kelainan dapat berupa patent ductus arteriosus, transposition of great arteries, dan kelainan katup jantung. Namun, seringkali penyakit jantung bawaan ini merupakan gabungan dari beberapa kelainan seperti tetralogi fallot yang merupakan sebuah gabungan dari empat jenis kelainan penyakit jantung.

Jumlah bayi yang mengalami penyakit jantung bawaan di Indonesia sendiri telah dihitung sekitar 8 – 10 dari 1.000 kelahiran hidup dengan sepertiganya bermanifetasi dalam kondisi yang kritis di tahun pertama kehidupan dan 50% dari kegawatan dari bulan pertama kelahiran berakhir dengan kematian. Menurut kompas.com populasi Indonesia yang mencapai 200 juta penduduk dengan angka kelahiran hidup mencapai 2% dapat diperkirakan bahwa sekitar 30.000 kasus menderita penyakit jantung bawaan.

Secara umum terdapat 2 (dua) kelompo dari penyakit jantung bawaan ini yaitu sianotik dan asianotik (non). Asiotik biasanya merupakan kelainan yang struktur jantungnya lebih kompleks dan dapat ditangani dengan cara pembedahan. Pada kasus sianotik, bayi yang baru lahir akan terlihat biru karena darah bersih (yang penuh oksigen) bercampur dengan darah kotor (yang minim oksigen), sehingga butuh penanganan yang cepat. Untuk asianotik umumnya memiliki kelainan yang sederhana dan tunggal namun tetap lebih dari 90% diantaranya perlu tindakan bedah jantung terbuka sebagai alternative pengobatan. Pada saat kelahiran, asianotik tidak memiliki gejala yang terlihat jelas sehingga sangat susah diidentifikasi oleh dokter maupun kedua orangtua. Namun, bayi yang mengalami penyakit jantung bawaan asionotik ini akan memberikan gejala seperti lelah menyusui, menyusui yang sebentar-sebentar (tidak lama), dan gejala lanjutan seperti lambatnya pertumbuhan serta perkembangan si anak.

Ada 5 (lima) penyakit jantung bawaan pada bayi yang dikenal oleh masyarakat Indonesia, yaitu :

  • VSD (Ventracular Septal Defect)/Sekat Bilik Jantung Berlubang
  • PDA (Persisten Duktus Arteriosus Persisten)
  • PS (Pulmonary Stenosis/Penyempitan Katup Paru
  • ASD (Atrial Septal Defect)/Sekat Serambi Jantung Berlubang
  • TF (Tetralogi Fallot)

Gejala penyakit jantung bawaan biasanya dapat terdeteksi pada saat USG selama kehamilan. Saat dokter mendengar murmur jantung maka dokter akan memeriksa lebih lanjut dengan tes jantung lainnya seperti ekokardiogram, rontgen sinar-X, maupun MRI. Jika terjadi sebuah kasus pada bayi, maka gejala awal penyakit jantung bawaan biasanya seperti :

  • Bibir berwarna kebiruan. Pada kulit, jari, dan kaki akan semakin membiru ketika bayi sedang menangis.
  • Sesak napas atau malah bayi akan kesulitan bernapas.
  • Sulit makan.
  • Berat badan ketika lahir kecil.
  • Bayi sering mengalami pingsan.
  • Sakit dada.
  • Pertumbuhan yang tertunda.
  • Mengeluarkan keringat yang berlebih.
  • Mudah lelah.
  • Kelainan pada ujung jari dan kuku yang disebut sebagai jari tabuh.
  • Edema atau pembengkakan pada organ tubuh.

Pada saat usia kehamilan mencapai 5 (lima) minggu, ibu yang sedang hamil dapat memeriksakan detak jantung janin dengan menggunakan alat USG. Saat usia kehamilan memasuki 18-22 minggu barulah pemeriksaan pada anatomi jantung janin sudah dapat dilakukan secara mendalam dengan alat bernama ekokardiografi janin, namun proses ini juga tidak secara langsung dapat menentukan penyakit jantung bawaan pada janin. Pemeriksaan ini biasanya disarankan jika riwayat keluarga memiliki penyakit serupa. Ketika bayi lahir maka dokter baru dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh secara fisik dan jika ditemukan bagian tubuh yag membiru atau gejala lain seperti yang telah disebutkan di atas hingga si anak beranjak besar maka dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan seperti :

  • Ekokardiograf, alat rekam jantung untuk memeriksa gelombang suara ultrasonik pada jantung yang tidak terdeteksi pada saat kehamilan.
  • TEE (Transesophageal Echocardiography), tes lanjutan yang dilakukan saat hasil kardiograf tidak menunjukkan masalah yang dialami pasien. Tes ini berupa memasukkan alat seperti kateter ke dalam kerongkongan.
  • Elektrokarfiogram, pemeriksaan jantung melalui aliran listrik.
  • Rontgen, dilakukan pada bagian paru-paru dan jantung yang berfungsi untuk mengetahui banyaknya darah dalam kedua organ tersebut.
  • CT scan dan MRI, merupakan tes pemindaian yang dilakukan untuk memeriksakan kondisi jantung lebih dalam dari struktur hingga bagaimana aliran darahnya.
  • Stress Test, merupakan pemeriksaan jantung mulai dari tekanan darah, kecepatan denyut jantung, dan kadar oksigen. Biasanya dilakukan di atas treadmill yang direkam dengan alat EKG.
  • Pulse Oximeter, yaitu sebuah tes yang menggunakan alat sensor khusus yang dipasangkan pada ujung kuku tangan, jempol kaki, dan telinga pasien untuk mengukur oksigen dalam darah.
  • Kateterisasi jantung, merupakan sebuah tes yang berfungsi untuk memeriksa aliran darah pada pembuluh darah jantung dengan cara memasukkan kateteter dan cairan khusus melalui pembuluh darah.

Jika dalam keluarga anda memiliki riwayat penyakit jantung bawaan, maka anda perlu mewaspadai penyakit serupa pada anak anda. Ada beberapa cara mencegah penyakit jantung pada bayi yang dapat dilakukan oleh ibu hamil, yaitu :

  1. Kontrol kehamilan

Menurut dokteranak.org pencegahan penyakit jantung bawaan dapat dilakukan dengan cara mengontrol kehamilan secara teratur. Biasakan melakukan USG pada janin karena biasanya ciri-ciri penyakit jantung pada anak dapat terlihat saat kehamilan dengan memeriksakannya menggunakan USG  dimensi.

  1. Makanan Bergizi

Mengkonsumsi makanan bergizi bagi ibu hamil menjadi salah satu cara mencegah penyakit jantung pada bayi yang paling utama setelah rutin melakukan pemeriksaan. Usahakan ibu hamil memberi asupan vitamin yang cukup dan sesuai kebutuhan janin sehingga hal ini dapat memperkuat jantung pada janin.

  1. Olahraga Pernapasan

Ibu hamil sejak dini dapat mengajak anaknya untuk berolahraga. Pilihlah olahraga yang ringan seperti melatih pernapasan untuk menjaga jantung janin agar tetap kuat.

  1. Kurangi Makanan Manis

Saat masa kehamilan usahakan sang ibu mengurangi makanan manis. Makanan manis biasanya akan meningkatkan resiko obesitas pada janin, hal ini tentunya akan membuat jantung janin terganggu.

  1. Suplemen Vitamin

Pada saat kehamilan salah satu cara mencegah penyakit jantung pada bayi selanjutnya adalah dengan memberikan asupan vitamin pada bayi yang telah didiagnosis memiliki penyakit jantung bawaan oleh dokter. Dengan memberikan asupan vitamin yang mengandung zat besi maka jantung pada anak akan terjaga sehingga peredaran darah di dalam tubuhnya pun semakin baik.

  1. Obat-Obatan Tertentu

Berbeda lagi dengan CNNIndonesia.com, menurutnya cara mencegah penyakit jantung pada bayi adalah dengan menghindari obat-obatan tertentu selama masa kehamilan. Salah satu obat yang harus dihindari adalah jenis obat teratogenik yang merupakan obat yang dapat mengganggu perkembangan janin jika dikonsumsi pada saat kehamilan terjadi. Beberapa jenis antibiotic dan obat alergi merupakan jenis dari obat teratogenik ini. Memang hampir semua obat memiliki kadar teratogenik dalam kandungannya karenanya obat jenis ini akan meningkatkan resiko penyakit jantung bawaan bahkan kelainan lainnya. Maka dari itu, jika seorang ibu hamil memiliki gangguan lain selain kehamilan dan disarankan untuk mengkonsumsi obat sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

  1. Lingkungan Berpolusi

Tinggal di kota besar biasanya resiko yang dialami oleh masyarakatnya adalah menghirup polusi. Lingkungan yang berpolusi inilah yang menimbulkan resiko penyakit jantung bawaan pada bayi semakin buruk. Saat hamil, sebaiknya hindari lokasi-lokasi yang dirasa memiliki polusi yang lebih banyak untuk menjaga kesehatan janin maupun diri sendiri.

  1. Radiasi

Pada kehamilan, radiasi juga berpengaruh pada janin. Untuk itulah sebaiknya ibu yang sedang hamil menghindari alat-alat elektronik yang memancarkan radiasi. Radiasi yang dimaksud adalah radiasi ionisasi seperti radiasi yang dipancarkan dari alat ultrasound dan scan MRI.

  1. Rokok dan Alkohol

Mengkonsumsi rokok dan alkohol di usia kehamilan tidak hanya akan meningkatkan resiko penyakit jantung bawaan pada janin namun juga mengganggu kesehatan sang ibu. Selain itu kelainan lainnya akan menghantui janin. Rokok dan alkohol mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti nikotin yang tidak baik jika masuk ke dalam darah. Hal ini tentunya akan berpindah ke dalam janin, karenanya sebaiknya ibu yang positif mengandung segera menjauh dari dua hal ini.

  1. Terapi Herbal

Mengkonsumsi obat-obatan herbal merupakan cara yang paling baik untuk menghindari penyakit jantung bawaan pada bayi. Dalam obat herbal terkandung banyak manfaat yang dapat menjaga jantung bayi dan juga minim akan resiko atau efek samping.

  1. Pengobatan Medis

Jika masih ragu melakukan tindakan yang disebutkan di atas, maka anda bisa pergi ke dokter dan meminta untuk diperiksakan lebih lanjut. Setelahnya dokter akan memberikan resep yang sesuai dengan masalah yang anda alami.

  1. Operasi

Jika semua upaya telah dilakukan, sebaiknya segera lakukan tindakan operasi sesuai dengan arahan dokter. Kelainan pada jantung bawaan memang dapat dengan mudah ditangani dengan jalan operasi sehingga fungsi pada jantung dapat berfungsi baik setelah proses ini selesai.

Itulah 12 (dua belas) cara mencegah penyakit jantung pada bayi yang perlu diketahui oleh ibu hamil. Lebih baik mencegah sejak dini dibandingkan harus mengobati kemudian. Semoga artikel ini dapat membantu anda untuk menemukan jalan keluar masalah serupa yang sedang dihadapi.

Sponsors Link
, , , , ,
Oleh :
Kategori : Pencegahan