Sponsors Link

27 Penyebab Jantung Bocor pada Bayi Baru Lahir dan Pencegahannya

Sponsors Link

Sebelum masuk ke penyebab jantung bocor pada bayi, sebaiknya Anda mengetahui apa itu kebocoran jantung pada bayi terlebih dahulu. Kebocoran jantung adalah kelainan pada struktur jantung sehingga darah merembes ke bagian jantung yang tidak seharusnya. Kebocoran jantung pada bayi sendiri disebabkan oleh kelainan jantung bawaan, dimana jantung mengalami kelainan stuktur ketika bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi sekitar 1 dari 100 kelahiran, mulai dari kelainan sedang hingga akut.

ads

Baca juga: Echo Jantung Bayi.

Kelainan jantung dimulai saat minggu awal pembentukan jantung pada janin. Selain menyebabkan jantung bayi mengalami kebocoran, kelainan jantung bawaan ini juga menyebabkan kelainan jantung lain, berikut kelainan jantung bawaan yang menyebabkan jantung bocor pada bayi:

  1. Aortic Stenosis (ASD). Adalah katup aorta yang kaku dan memiliki ujung yang lebih kecil dari ukuran normal, hal ini menyebabkan kebocoran jantung karena aliran darah yang seharusnya menuju ke jantung bisa berbalik ke aorta. Baca juga: Kebocoran Katup Aorta.
  2. Atrial Septal Defect (ASD). Adalah lubang di antara septum atrium kiri dan atrium kanan. Septum adalah dinding pemisah antara kedua atrium. Kelainan ini juga menyebabkan kebocoran jantung.
  3. Atrioventricular Canal Defect (ASD). Adalah lubang besar di antara kedua atrium (bilik jantung bagian atas) dan juga kebocoran antara kedua ventrikel (bilik jantung bagian bawah).
  4. Corctation of the Aorta. Adalah penyempitan pada pembuluh aorta sehingga aliran darah ke jantung berkurang.
  5. Hypoplastic Left Heart Syndrome. Adalah ketidaksempurnaan struktur jantung bagian kiri (ventrikel kiri, katup mitral, dan katup aorta) sehingga tidak mampu memompa darah yang cukup untuk seluruh tubuh. Baca juga: Operasi Katup Jantung Mitral.
  6. Patent Ductus Arteroisus (PDA). Adalah tidak tertutupnya arteri duktus ketika bayi terlahir. Janin dalam kandungan tidak mengunakan paru-parunya karena mendapatkan suplai oksigen dari plasenta ibu, sehingga arteri duktus ini berfungsi mengalihkan aliran darah langsung ke tubuh tanpa melalui paru-paru. Seharusnya arteri duktus ini otomatis tertutup saat bayi sudah bisa bernafas sendiri.
  7. Patent Foremen Ovale (PFO). Adalah lubang yang biasa muncul di antara bilik atas jantung, dan akan tertutup sendirinya dalam beberapa bulan setelah kelahiran, namun pada 25% orang, lubang ini tidak tertutup sempurna tetapi tidak akan menyebabkan masalah dan tidak membutuhkan penanganan medis.
  8. Pulmonary Atresia. Adalah kelainan pada katup pulmonalis dan atau pada arteri pulmonalis, dimana katup pulmonalis tidak dapat terbuka sama sekali dan atau tidak memiliki katup satupun, dan/atau kelainan struktur pada arteri pulmonalis.
  9. Pulmonary Stenosis. Adalah kekakuan pada katup pulmonalis dan penyempitan pada ujung arteri pulmonalis.
  10. Tetralogy Fallot. Adalah kombinasi dari empat kelainan jantung bawaan, yaitu pulmonary stenosis, ventricular hypertrophy (penebalan dinding ventrikel kanan), ventricular septal defect (lubang antara dua bilik bawah jantung), dan kelainan aorta yang terhubung dengan ventrikel kanan dan kiri, dimana normalnya hanya terhubung dengan ventrikel kiri. Baca juga: Kelainan Jantung Tetralogi Fallot.
  11. Total Anomalous Pulmonary Venous Connection. Adalah pembuluh vena pulmonalis yang tidak terbentuk normal sehingga alirah darah dari paru-paru ke jantung mengalami tekanan berlebih.
  12. Transposition of the Great Arteries. Adalah tertukarnya posisi arteri pulmonalis dengan aorta (dua pembuluh darah utama yang mengalirkan darah keluar dari jantung) sehingga aorta yang seharusnya menerima darah kaya oksigen malah menerima darah minim oksigen lalu menyalurkannya ke seluruh tubuh, sedangkan arteri pulmonalis yang seharusnya menerima darah minim oksigen untuk disalurkan ke paru-paru malah menerima darah kaya oksigen yang kembali disalurkan ke paru-paru.
  13. Tricuspid Atresia. Adalah kelainan pada katup trikuspid yang tidak dapat terbuka sehingga sirkulasi darah dari atrium kiri ke ventrikel kanan terlalu kecil. Baca juga: Kebocoran Katup Trikuspid.
  14. Truncus Arteriosus. Adalah masih bersatunya aorta dengan arteri pulmonalis, padahal kedua pembuluh darah ini seharusnya terpisah selama perkembangan janin.
  15. Vertricular Septal Defect (VSD). Adalah lubang di antara ventrikel kiri dan kanan.

Penyebab Jantung Bocor pada Bayi

Belum ada penyebab jantung bocor pada bayi yang pasti, namun beberapa hal di bawah ini dapat meningkatkan resikonya, diantaranya:

1. Infeksi Virus

Wanita yang terjangkit virus rubella (German Measles) selama tiga bulan pertama kehamilannya akan meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan penyakit jantung bocor. Berdasarkan pernyataan dari Centers for Disease Control dan Prevention (CDC) atau dalam bahasa Indonesia Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, seorang wanita sangat disarankan untuk menunda kehamilan setidaknya satu bulan setelah ia mendapatkan vaksin MMR. Jika ia belum pernah mendapatkan vaksin tersebut, sebaiknya ia memeriksakan diri ke layanan kesehatan terakreditasi dan terdaftar.


2. Obat-Obatan

Terdapat sebagian obat-obatan yang dapat meningkatkan resiko kebocoran jantung pada bayi. Obat-obatan yang dimaksud adalah obat-obatan yang mengandung bahan seperti lithium (umum terdapat pada pengobatan untuk penderita kelainan bipolar), accutane (pengobatan jerawat), dan sebagian pengobatan anti epilepsi.

Selain obat-obatan di atas, perlu juga menghindari semua bentuk kontrasepsi hormonal karena perkembangan janin membutuhkan siklus dan kadar hormon yang sesuai, sedangkan alat kontrasepsi hormonal dapat mengacaukan itu semua. Maka pastikan bahwa tidak ada kehamilan sebelum menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan gunakan alat kontrasepsi hormonal dalam pengawasan bidan atau dokter kandungan.

Baca juga: Obat Herbal Jantung Bocor.

3. Alkohol

Konsumsi alkohol selama kehamilan akan penyebabkan FAS (Fetal Alcohol Syndrome). FAS adalah efek samping yang diterima janin ketika sang ibu mengkonsumsi alkohol selama kehamilan. FAS yang dialami janin mencakup malformasi tengkorak (kecacatan otak serta bentuk wajah bayi yang khas) dan kecacatan sistem organ utama seperti  ginjal, tulang, pendengaran, serta jantung.

4. Merokok

Menurut U.S. National Library of Medicine and the National Intitute of Health, Health Day News melaporkan bahwa penelitian kepada wanita hamil yang merokok pada trisemester pertama lebih besar kemungkinan memiliki bayi dengan kelainan jantung. Bukan hanya merokok selama trisemester pertama, resiko memiliki bayi dengan kelainan jantung juga meningkat 60% pada wanita yang merokok sebulan sebelum kehamilan dan wanita yang terpapar asap rokok dari orang lain.

Baca juga: Penyakit Jantung Koroner.

5. Kokain dan Zat Adiktif Terlarang

Penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi kokain selama kehamilan dapat meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan jantung yang bocor. Bahkan bukan hanya itu, penggunaan narkoba jenis apapun selama hamil bisa menyebabkan kecacatan otak dan organ penting lain, keguguran, serta perkembangan anak yang terhambat.


6. Penyakit Kronis Selama Kehamilan

Penyakit yang dapat meningkatkan resiko jantung bocor pada bayi adalah diabetes, phenylketonuria (PKU), campak, dan hipertensi. Maka dari bagi wanita sebaiknya menjaga pola hidupnya semenjak dini agar tidak mengidap penyakit berbahaya dan menimbulkan resiko saat hamil.

Baca juga: Gagal Jantung dalam Kehamilan.

7. Paparan Radiasi Rontgen

Paparan radiasi rontgen sekecil apapun pada kehamilan dibawah empat bulan sangat beresiko tinggi menyebabkan berbagai kelainan bawaan termasuk jantung bocor pada bayi, karena pada masa kehamilan dibawah empat bulan merupakan fase pembentukan saraf pusat dan organ janin. Setelah kehamilan melewati umur empat bulan, janin sudah mulai lebih kebal dengan paparan rontgen tetapi resiko kecacatan masih ada walau berkurang. Oleh karena itu, informasikan kepada dokter mengenai kehamilan Anda karena wanita hamil akan selalu membutuhkan penanganan khusus dari sisi medis manapun.

Baca juga: Jenis Operasi Jantung.

8. Trauma Fisik dan Psikis pada Ibu

Trauma fisik yang dimaksud adalah trauma fisik yang secara langsung pada perut, baik itu benturan, pukulan, kecelakaan, tusukan, pemerkosaan, hingga luka bakar. Untuk trauma psikis adalah tingkat kecemasan tinggi yang menimpa umumnya kepada wanita pada awal kehamilan. sehingga mempengaruhi produksi hormon. Kedua jenis trauma ini, jika tidak diatasi dengan cepat dan tepat maka akan meningkatkan resiko kecacatan pada janin.

9. Umur Ibu

Umur ibu sangat berpengaruh pada kualitas sel telur yang dihasilkan. Wanita yang hamil pada umur di atas 40 tahun, kemungkinan besar telah memproduksi sel telur dengan kualitas yang tidak optimal dibandingkan dengan produksi sel telur pada wanita umur 20-an. Sel telur yang tidak lagi optimal ini sangat beresiko menghasilkan janin yang cacat mental maupun fisik, termasuk jantung bocor pada bayi.

10. Keturunan

Data menunjukkan bahwa orang tua dengan riwayat kelainan jantung bawaan memiliki resiko lebih tinggi untuk memiliki anak-anak dengan kelainan yang sama. Baca juga: Detak Jantung NormalNCP Penyakit Jantung.

11. Mutasi Gen

Beberapa mutasi gen dapat mempengaruhi pembentukan jantung dan mengakibatkan kelainan jantung bawaan pada bayi seperti atrial septal defect atau lubang di antara dua bilik atas jantung. Baca juga: Jenis Penyakit Jantung Bawaan.

12. Kelainan Bawaan Lain

Lebih dari sepertiga bayi yang terlahir dengan Down Syndrome juga memiliki kebocoran jantung. Sekitar 25% dari bayi perempuan dengan kelainan kromosom yang disebut Turner Syndrome juga menderita kelainan pada jantung mereka.

Cara Mencegah Jantung Bocor pada Bayi

Dari banyaknya jenis jantung bocor pada bayi dan penyebabnya, ternyata cara untuk mencegahnya sangatlah mudah dan simpel, seperti yang dijabarkan di bawah ini:

1. Tes TORCH

TORCH adalah singkatan dari Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus/CMV, dan Herpes simplex. Tes TORCH dilakukan dengan mengambil darah wanita untuk mengetahui ada tidaknya infeksi tersebut.

Baca juga:

2. Perhatikan Pengunaan Kontrasepsi Hormonal

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pastikan Anda tidak sedang mengandung ketika akan menggunakan kontrasepsi hormonal. Kesalahan umum yang ibu hamil lakukan adalah bahwa ia tidak mengetahui dirinya hamil ketika menggunakan pil KB, hal ini bisa saja terjadi pada penggunaan pil KB yang tidak sesuai dengan jadwal minumnya.

3. Asupan Sehat

Perhatikan semua yang masuk ke dalam tubuh Anda baik dari hidung, mulut, dan kulit. Bukan hanya ketika Anda tahu Anda hamil, melainkan dimulai ketika Anda mulai merencanakan kehamilan. Jauhi rokok, alkohol, dan narkoba, baik Anda dan suami. Ketiga hal ini dapat menurunkan kualitas sel telur dan sperma, bila tetap dilakukan selama kehamilan, maka resiko melahirkan bayi dengan kecacatan semakin tinggi. Baca juga: Makanan Penguat Jantung Janin

4. Kegiatan Fisik

Kegiatan fisik sangat baik untuk kesehatan ibu dan janin, namun pastikan jenis kegiatan atau olahraga yang aman kepada bidan atau dokter kandungan Anda. Jangan terlalu memaksakan berolahraga ketika ibu hamil merasa sangat lelah dan batasi aktivitas fisik. Baca juga: Olahraga untuk Jantung Lemah.

5. Kelola Stres

Ibu hamil di trisemester pertama lebih rentan pada stres berlebih, maka diperlukan kepekaan suami dan anggota keluarga terdekat untuk mendukung kehamilan agar stres tidak semakin buruk dan berdampak kepada janin.

6. Istirahat Cukup

Istirahat cukup yang rutin sangat membantu kerja hormon kewanitaan, meredakan stres pada ibu hamil, dan juga mengoptimalkan kerja tubuh guna mendukung kehamilan yang sehat.

Sekian pemaparan mengenai penyebab jantung bocor pada bayi, namun jangan membuat Anda melewatkan konsultasi dengan dokter kandungan Anda agar kesehatan janin Anda terjaga. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , , , ,
Oleh :
Kategori : Penyebab