Sponsors Link

9 Penyebab Aritmia Kambuh yang Harus Diwaspadai

Sponsors Link

Aritmia tidak selalu berkaitan dengan kondisi jantung ternyata. Bahkan jika seseorang mengalami kondisi jantung sehat pun bisa terkena aritmia loh. Aritmia atau disritmia merupakan kondisi di mana irama detak jantung tidak teratur. Bisa terlalu cepat, terlalu lambat atau bisa keduanya. Kondisi ini terjadi karena sinyal listrik ke jantung yang mengkoordinasikan detak jantung tidak bekerja dengan baik.

ads

Apakah aritmia jantung berbahaya? Aritmia bukan hal yang berbahaya pada sebagian kasus namun aritmia juga bisa menjadi gejala adanya penyakit serius pada tubuh Anda. Walaupun tidak membahayakan namun tetap jangan menyepelekan aritmia atau kondisi irama detak jantung yang tidak teratur ini. Karena bisa jadi aritmia mengancam kesehatan Anda. Berikut ini beberapa penyebab aritmia kambuh:

1. Stres

Stres mampu mempengaruhi keseimbangan saraf autonom yang menjadi pemicu utama terjadinya ventrikular taktiaritmia. Ketika stres maka tekanan darah juga akan meningkat dan membuat jantung bekerja lebih keras. Nafsu makan pun akan meningkat ketika mengalami stres yang juga bisa membuat seseorang mengalami kenaikan berat badan sehingga jantung harus bekerja lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

2. Infeksi

Infeksi akibat adanya bakteri masuk ke aliran darah sehingga menempel di katup jantung bisa menyebabkan kondisi jantung tidak normal termasuk menyebabkan aritmia. Tanda terjadinya infeksi mulai dari flu, demam, mengigil, kelelahan hingga tubuh terasa nyeri. Berat badan pun bisa turun dengan cepat ketika tubuh mengalami infeksi.

3. Habis olahraga

Saat berolahraga, metabolisme tubuh akan meningkat sehingga jantung akan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Hal ini mempengaruhi terjadinya peningkatan suhu tubuh hingga denyut jantung meningkat.

4. Perokok aktif

Merokok bisa menyebabkan lapisan arteri rusak, dinding arteri menebal dan terjadi penumpukan lemak dan juga plak yang menghambat aliran darah di sepanjang arteri. Ketika arteri yang memasok darah ke jantung mengalami penyempitan maka pasokan darah yang mengandung oksigen akan menurun sehingga bisa menyebabkan penyakit jantung koroner.

5. Menggunakan obat-obatan herbal

Obat-obatan herbal sering dianggap aman karena berbahan dasar alami. Namun obat-obatan herbal belum tentu mematuhi undang-undang obat-obatan bahkan belum tentu telah teruji klinis khasiatnya. Apalagi jika Anda mengonsumsi obat herbal dengan obat jantung.

6. penyakit hipertensi, diabetes, anemia atau gangguan tiroid

Penderita hipertensi, diabates, anemia hingga gangguan tiroid memiliki kondisi darah yang mempengaruhi kesehatan jantung. Pada penderita diabates misalnya, semakin lama kadar gula dibiarkan tidak terkontrol mnaka semakin besar kemungkinan terkena penyakit jantung.

Glukosa berlebihan yang mengalir dalam darah lama-kelamaan akan merusak pembuluh darah. Kerusakan ini terjadi karena adanya penumpukan lemak sehingga bisa membuat dinding pembuluh darah rusak dan kaku. Pada akhirnya kondisi ini bisa mempersempit jalannya darah sehingga berdampak buruk pada sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk ke jantung.

7. Dalam Proses Penyembuhan Setelah Operasi Jantung

Setelah menjalani operasi jantung bukan berarti tidak akan mengalami masalah pada jantung kembali. Misalnya setelah melakukan tindakan operasi katup jantung, yang bisa memiliki efek samping terkena aritmia. Agar penyembuhan setelah operasi jantung berjalan baik maka iringi dengan menjalani gaya hidup sehat dan menghindari stres serta tidak melakukan aktivitas berat terlebih dahulu.

8. Terlalu banyak mengonsumsi kafein

Mengonsumsi terlalu banyak kafein bisa menyebabkan jantung berdetak kencang. Kafein di sini bisa berupa teh, kopi, hingga coklat. Dan jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan kerusakan saraf dan memperburuk kondisi yang sudah ada seperti migren, irama jantung abnormal, insomnia hingga mulas.

9. Menggunakan obat-obatan terlarang

Obat-obatan terlarang bisa meningkatkan hormon katekolamin yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras. Akibatnya memicu terjadinya peningkatan tekanan darah secara mendadak sehingga kebutuhan oksigen di otot jantung meningkat. Dan ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi maka bisa menyebabkan kematian otot jantung. Selain itu, menggunakan obat-obatan terlarang juga memiliki efek jangka panjang di mana dinding pembuluh darah rusak. Baik itu pembuluh darah arteri besar dan juga pembuluh darah koroner.


Pengobatan Aritmia

Tidak semua pasien penderita aritmia diberikan obat. Pengobatan akan diberikan jika dokter melihat adanya gejala aritmia pasien berpotensi menjadi lebih buruk atau bahkan akan menyebabkan komplikasi. Berikut beberapa jenis pengobatan yang akan dilakukan pada pasien aritmia:

  • Obat-obatan. Dokter akan memberikan obat yang bisa menjaga denyut jantung tetap normal dan obat yang bisa menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah serta stroke.
  • Alat picu jantung dan ICD (Implantable Cardioverter Defibrillator). Pada beberapa kasus aritmia, alat ini akan menjaga detak jantung tetap normal. Alat ini dipasang di bawah kulit dada bagian atas pasien. Ketika terdeteksi adanya perubahan ritme jantung, maka alat ini akan mengirim sengatan listrik pendek ke jantung. Tujuannya untuk menghentukan ritme yang tidak normal dan membuatnya kembali normal.
  • Kardioversi. Pengobatan ini dilakukan jika suatu kasus aritmia tidak bisa ditangani dengan obat-obatan. Dokter akan memberikan kejutan listrik ke dada pasien untuk membuat denyutnya normal kembali. Kardioversi ini biasanya dilakukan pada kasus aritmia fibrilasi atrium dan takikardia supraventrikular.
  • Metode ablasi. Dokter akan memasukkan sebuah kateter dengan pantuan x-ray melalui pembuluh darah di kaki. Jika kateter ini berhasil menemukan sumber gangguan pada ritme jantung maka alat kecil ini akan merusak bagian kecil jaringan jantungnya. Pengobatan ini dilakukan pada kasus aritmia yang telat penyebabnya sudah diketahui.

Pencegahan Aritmia

Bagaimana cara mencegah mengalami aritmia? Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan :

  • Mulai mengonsumsi makanan sehat
  • Menjaga berat badan yang ideal
  • Hindari stres
  • Jangan sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk dokter. Khususnya obat batuk dan pilek yang mengandung zat stimulan pemicu jantung berdetak cepat.
  • Batasi konsumsi minuman keras dan berkafein seperti kopi serta teh
  • Tidak merokok
  • Berolahraga secara teratur

Pada beberapa kasus aritmia memang tidak membahayakan namun bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius. Dan jika tidak ditangani dengan cepat ataupun mendapatkan penanganan yang tidak tepat maka bisa membuat jantung berhenti memompa darah secara efektif. Kondisi ini bisa membuat Anda mengalami gagal jantung, stroke, bahkan kematian.

Untuk itu tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan sedari dini dan secara rutin. Terlebih jika Anda sudah mengalami beberapa gejala kehadiran aritmia. Hindari juga beberapa penyebab aritmia kambuh di atas bila anda sedang mengidapnya.

Sponsors Link
, , ,
Oleh :
Kategori : Penyebab