Sponsors Link

Penyebab dan Cara Mengatasi Nyeri Dada saat Berlari

Sponsors Link

Nyeri dada saat berlari? Mungkin menjadi hal yang mengejutkan apabila mengetahui nyeri dada lebih mudah terjadi pada atlet daripada orang yang tidak beraktivitas. Namun, pada atlet yang masih muda, nyeri dada bukanlah gejala masalah jantung. Lantas apa yang menjadi penyebab nyeri dada? Terdapat beberapa penyebab nyeri dada saat berlari, yaitu:

ads
  • Stable angina :Angina pectoris biasanya terjadi apabila otot jantung tidak menerima aliran darah yang cukup. Seringkali nyeri dirasakan sebagai rasa tekanan dan sesak pada dada. Nyeri ini umumnya terjadi ketika jantung bekerja lebih keras, seperti saat latihan fisik dan biasanya tidak akan berlangsung lebih lama dari 5 menit.
  • Kram otot dada atau antar tulang rusuk: Apabila pelari tidak melakukan pemanasan sebelum berlari pada udara dingin, maka otot akan tiba-tiba terasa kencang dan akhirnya menyebabkan kram. Nyeri ini dideskripsikan sebagai nyeri dada yang tajam dan seringkali disalahartikan sebagai serangan jantung.
  • Udara yang dingin: Apabila seorang individu berlari dalam udara dingin dan tiba-tiba mengalami nyeri dada, hal ini mungkin dikarenakan udara dingin yang masuk ke dalam paru-paru. Aliran udara yang dingin menuju paru akan membuat organ lebih dingin dan menyebabkan timbulnya rasa nyeri.
  • Heartburn: Hal ini terjadi saat asam lambung naik menuju esofagus dan menyebabkan nyeri dada bagian atas. Berlari akan meningkatkan risiko terjadinya heartburn dan menyebabkan nyeri dada.
  • Kondisi bernapas: Asma, pneumonia, dan gangguan bernapas lain dapat mengakibatkan nyeri dada saat berlari karena paru-paru bekerja lebih keras. Kondisi lain yang dikenal dengan Texidor Twinge (kondisi yang menunjukkan adanya rasa tusukan tajam pada dada) akan mengakibatkan nyeri tajam saat pengambilan napas secara mendalam, yang dilakukan saat berlari.
  • Inflamasi: Pelari yang belum terbiasa dengan program latihan berlarinya akan merasakan nyeri dada karena inflamasi dan kejang pada otot jantung.

Nyeri dada saat berlari akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi berlari. Cara mengatasi nyeri dada saat berlari termudah dan sederhana adalah dengan mengubah kebiasaan bernapas. Kebanyakan pelari akan mengambil napas dan membuang napas melalui mulut saat berlari, yang mengakibatkan pertukaran lebih banyak udara dengan sangat cepat. Sayangnya, hal ini berlawanan dengan tujuan anda, yaitu berlatih fisik dengan mengurangi kadar oksigen di dalam darah.

Saat mulai terjadi hiperventilasi, arteri akan berkonstriksi yang mengurangi aliran darah menuju otak dan organ vital lain seperti jantung, hati, dan ginjal. Hal ini dapat mengakibatkan hipoksia, yaitu rendahnya kadar oksigen yang menuju otak. Apabila anda bernapas melalui hidung, maka anda akan mampu memanfaatkan nitrat oksida yang dihasilkan lubang hidung untuk membantu memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan jumlah oksigen yang mengalir ke seluruh tubuh. Hal ini akan membawa efek tambahan yang menguntungkan, yaitu adanya penyaringan udara yang masuk ke dalam paru-paru dengan filterisasi beberapa polutan udara. Alhasil, udara yang masuk ke dalam aliran darah merupakan udara yang bersih yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.

Pernapasan yang baik akan membantu relaksasi diafragma dan otot respiratori. Pengambilan napas dilakukan dalam 2 tahap, dan tahap ketiga lakukanlah pembuangan napas – yang akan membantu meningkatkan kedalaman pernapasan dan relaksasi otot. Pernapasan perut secara mendalam seringkali membantu pengurangan rasa nyeri saat berlari.

Apabila dada terasa sakit saat berlari, namun di waktu lain tidak menunjukkan adanya rasa sakit, maka cobalah bernapas melalui hidung dan membuang napas melalui mulut. Hal ini akan membantu membersihkan udara pengap yang terperangkap di paru-paru, membantu bernapas di bawah kendali diri, dan membantu menyediakan oksigen yang cukup untuk otot agar dapat terus bekerja dengan intensitas yang diinginkan.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan beberapa cara mengatasi nyeri dada saat berlari berikut ini:

  • Tekan area dada yang sakit dengan menggunakan tangan dan kurangi tekanan saat membuang napas. Hal ini akan membantu pengurangan rasa nyeri saat berlari.
  • Apabila berlari pada suhu dingin, cobalah gunakan beberapa syal atau masker untuk menutupi hidung dan mulut sehingga udara dingin tidak akan langsung memasuki paru-paru. Hal ini penting dalam menjaga sistem imun tubuh. Udara dingin akan memicu produksi lender berlebihan yang kental sehingga berbagai virus dan bakteri mudah terjebak dan masuk ke dalam paru-paru.
  • Menghindari rasa nyeri juga dapat dilakukan dengan berlari secara indoor, yaitu treadmill, untuk menghindari udara dingin. Selain itu, lari dengan fasilitas treadmill akan mengurangi risiko cedera.
  • Selalu pastikan untuk melakukan peregangan yang cukup dan tepat sehingga akan mencegah terjadinya kram otot yang menyebabkan nyeri dada yang mungkin akan menghalangi seorang individu untuk berlari. Peregangan otot yang cukup akan mengoptimalkan pernasapan. Peregangan otot akan membuat otot lebih lentur dan mencegah terjadinya cedera pada sendi.
  • Daripada berlari, lakukanlah olahraga ringan untuk kesehatan jantung. Hal ini akan lebih baik apabial melakukan jogging, apabila belum terbiasa dengan latihan fisik berlari. Hal ini sesuai untuk seseorang yang mungkin merasakan nyeri dada akibat latihan yang terlalu keras. Latihan fisik perlu disesuaikan dengan kemampuan yang ada. Mulailah berlari dengan kecepatan yang rendah, lalu tingkatkan kecepatan perlahan.
  • Sebelum memulai lari, makanlah sarapan ringan, dengan rendah serat dan lemak. Sarapan sebaiknya dikonsumsi 2 – 3 jam sebelum mulai berlari. Bahkan, snack kecil untuk lari, seperti pisang dapat menjadi pilihan sarapan sesaat sebelum berlari.

Berlari merupakan salah satu olahraga untuk kesehatan jantung karena membantu darah terpompa ke seluruh tubuh, meskipun mungkin akan mengakibatkan nyeri dada. Mengalami nyeri dada saat berlari mungkin akan mempengaruhi latihan fisik secara rutin, dan apabila tidak berkaitan dengan jantung, merupakan hal penting untuk mengetahui penyebab nyeri agar dapat mencegah terjadinya nyeri dada.

Pastikan untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter apabila mengalami nyeri dada, karena mungkin dapat menjadi salah satu gejala yang serius. Bahkan mungkin anda harus berkonsultasi dengan dokter terkait nyeri dada tersebut. Dokter seringkali akan memeriksa kadar kolesterol darah, tekanan darah, dan membantu melakukan uji sederhana untuk mendiagnosis adanya angina atau tidak.

Sponsors Link
, , , , ,
Oleh :
Kategori : Pengobatan