Sponsors Link

Penyakit Jantung Kongestif: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi

Sponsors Link

Penyakit jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) dan dapat pula disebut gagal jantung. Namun sebenarnya gagal jantung bukan sinonim dari penyakit jantung kongestif. Ini penjelasannya, dikutip dari webmd.com, gagal jantung bukan berarti jantung gagal bekerja atau berhenti bekerja, melainkan kekuatan memompa jantung berkurang dari seharusnya, pada kondisi ini darah mengalir melalui jantung dan tubuh dalam kecepatan rendah, dan tekanan pada jantung meningkat.

ads

Sebagai hasilnya, jantung tidak mampu memompa cukup oksigen dan nutrisi untuk tubuh. Bilik-bilik jantung akan memberikan respon dengan merenggang untuk menahan lebih banyak darah untuk kemudian disalurkan ke seluruh tubuh, atau dapat juga membuat bilik jantung kaku dan menebal. Tetapi lama kelamaan otot jantung akan melemah dan tak mampu lagi memompa dengan benar, pada tahap ini ginjal akan bereaksi dengan menahan cairan dan garam dalam tubuh. Cairan ini akan menumpuk di lengan, kaki, sendi, betis, paru-paru, atau organ lain, dan tubuh akan membengkak karena kelebihan cairan (kongestif), dan kondisi ini disebut penyakit jantung kongestif.

Baca juga: Penyebab Murmur Jantung, Murmur Jantung pada AnakAneurisma Aorta Jantung.

Gejala

Beberapa gejala jantung kongestif mungkin tidak terasa atau tidak signifikan, dan mungkin juga muncul teratur atau tidak teratur, yang pasti gejala yang harus Anda perhatikan adalah sebagai berikut:

  • Paru-Paru Kongestif: Cairan menumpuk di organ paru-paru dapat menyebabkan nafas pendek ketika berolahraga, nafas berat ketika beristirahat atau ketika berbaring mendatar, mengi, dan batuk kering berkepanjangan.
  • Penumpukan Cairan: Ginjal yang kekurangan darah akan membuat tubuh menyimpan cairan sehingga tubuh membengkak. Pembengkakan dapat terjadi di sendi, kaki, perut, dan peningkatan berat badan. Hal ini membuat Anda sering buang air kecil saat malam hari. Penumpukan cairan pada perut juga dapat menyebabkan mual dan penurunan nafsu makan.
  • Pembengkakan Terlihat: Gejala yang terlihat ketika terjadi pembengkakan adalah munculnya urat di samping leher yang tampak lebih panjang dan lebar. Selain itu jika pembengkakan terjadi di kaki, maka ketika kaki di tekan agak lama dan kemudian tekanan dilepas akan tampak cekungan, padahal normalnya kulit akan langsung kembali ke bentuk semula begitu tekanan dilepas.
  • Lemah, Pusing, dan Kelelahan: Kurangnya aliran darah menuju organ dan otot dapat mengakibatkan kelelahan dan lemas. Kekurangan darah menuju otak dapat membuat Anda pusing.
  • Detak Jantung Tidak Teratur atau Cepat: Jantung akan memompa lebih cepat agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi untuk seluruh tubuh.

Penyebab

Jantung kongestif dapat diakibatkan oleh beberapa kondisi yang merusak otot jantung, seperti:

  • Penyakit arteri koroner atau coronary artery disease (CAD), yaitu kelainan pada arteri sehingga aliran darah ke otot jantung berkurang. Jika arteri terhambat atau terjadi penyempitan yang akut maka jantung akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Baca juga: Penyebab Jantung Koroner.
  • Serangan jantung, yang terjadi jika arteri koroner tiba-tiba terhalang sehingga menghentikan aliran darah ke otot jantung. Serangan jantung seperti ini mampu merusak otot jantung dan tidak dapat bekerja seperti semula lagi.
  • Kardiomiopati, yaitu kerusakan pada otot jantung yang disebabkan oleh masalah dalam distribusi darah karena infeksi atau alkohol atau mengunakan obat-obatan terlarang.
  • Aritmia jantung, yaitu denyut jantung yang tidak teratur, terlalu cepat, atau berjeda dalam jangka panjang dapat menyebabkan kontraksi yang tidak efisien dan gagal jantung. Baca juga: Penyebab Aritmia Jantung pada Anak.
  • Kondisi yang memperberat kerja jantung. Kondisi-kondisi seperti tekanan darah tinggi, penyakit katup jantung, penyakit jantung tiroid, penyakit ginjal, diabetes, atau kelainan bawaan pada jantung. Resiko jantung kongestif baru muncul jika beberapa kondisi di atas menyerang tubuh di saat bersamaan.

Baca juga: Kebocoran Katup TrikuspidKebocoran Katup Aorta.


Diagnosa

Sebelum dokter menentukan tindakan lanjutan untuk penyakit jantung kongestif, akan ada beberapa tes yang harus pasien lalui, seperti berikut ini:

  1. Tes Darah: Tes darah dilakukan untuk mengevalusi fungsi ginjal dan tiroid, selain itu juga untuk mengecek kadar kolesterol dan kemungkinan adanya anemia. Anemia adalah kondisi darah dimana kadar hemoglobin kurang. Hemoglobin adalah bagian dalam darah yang berperan untuk mengangkut oksigen.
  2. Tes B-type Natriuretic Peptide (BNP): BNP ialah substansi yang dihasilkan jantung dalam merespon perubahan tekanan darah ketika kegagalan jantung memburuk. Kadar BNP baru akan menurun ketika kondisi jantung stabil.
  3. X-Ray Dada: X-ray ini diperlukan untuk melihat ukuran jantung dan melihat penumpukan cairan di sekitar jantung dan paru-paru.
  4. Ekokardiogram: Tes dalam bentuk ultrasound ini mampu menunjukkan pergerakan, struktur, dan kerja jantung.
  5. Fraksi Ejeksi atau Ejection Fraction (EF): Tes ini dilakukan untuk mengukur seberapa baik jantung Anda memompa di tiap denyutnya jika terdapat disfungsi sistolik atau kegagalan jantung dalam ventrikel kiri.
  6. Elektrokardiogram (EKG): EKG adalah tes untuk melihat impuls elektrikal yang mengalir melalui jantung.
  7. Kateterisasi Kardiak: Tes besar ini membantu menentukan apakah penyakit arteri koroner menjadi penyebab jantung kongestif.
  8. Tes Stres: Tes ini mampu memberikan informasi mengenai kemungkinan adanya penyakit arteri koroner.

Baca juga: Fungsi EKG Jantung, MRI Scan Jantung, CT Scan Jantung.

Penanganan Medis

Bila Anda berkonsultasi ke dokter mengenai penyakit jantung kongestif ini, maka dokter akan menyarankan beberapa pengobatan berikut:

  1. Furosemide: Pengobatan medis untuk jantung kongestif biasanya menggunakan obat-obatan diuretik (water pill), contohnya furosemide. Obat-obatan jenis ini mampu menyingkirkan kelebihan cairan dengan merangsang keinginan buang air kecil.
  2. Cartopril atau Enalapril: Jenis obat-obatan ini mampu merelaksasi pembuluh darah sehingga dapat meringankan kerja jantung. Baca juga: Obat Jantung di Apotik.
  3. Digoxin: Fungsi dari digoxin adalah untuk meningkatkan tenaga jantung untuk berkontraksi.
  4. Vaksin Flu dan Pneumonia: Karena kedua penyakit ini berujung pada memburuknya gejala jantung kongestif, maka lakukan pencegahan dengan vaksin.
  5. Pembedahan Bypass Arteri Koroner: Jika pemberian obat dirasa tidak cukup untuk mengatasi penyakit jantung kongestif, maka pembedahan bisa menjadi solusi. Bila penyebabnya berasal dari arteri koroner, berarti prosedur bypass pada area ini dapat dilakukan. Baca juga: Operasi Bypass Jantung.
  6. Pembedahan Katup Jantung: Bila penyebabnya dari katup jantung, maka pembedahan ini adalah pilihannya atau bisa pula melakukan prosedur non pembedahan yaitu balloon valvuloplasty. Baca juga: Operasi Katup Jantung Mitral.
  7. Implantable Left Venticular Assist Device (LVAD): Bahasa Indonesianya Alat Bantu Ventikular Kiri, alat ini membantu jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Alat ini juga biasa digunakan oleh pasien penyakit jantung akut yang sedang menunggu donor jantung dan juga pasien yang tidak memungkinkan menjalani prosedur transplantasi jantung.
  8. Transplantasi Jantung: Prosedur ini baru akan menjadi pilihan ketika kerusakan pada jantung sudah begitu parah sehingga tidak merespon bentuk terapi apapun, namun kesehatan pasien selain jantung masih baik. Baca juga: Operasi Cangkok Jantung.

Penanganan Non Medis

Selain pengobatan medis, adapula penanganan non medisnya untuk mendukung pengobatan medis Anda, diantaranya:

  1. Diet Rendah Sodium: Dilansir dari heart.org, dengan melakukan diet rendah sodium maka tubuh akan secara alami menyingkirkan kelebihan cairnya. Batasi asupan sodium hanya 2 gram sehari.
  2. Diet Mediterania: Diet ini menganut menu yang tinggi omega-3 dari ikan berlemak, seperti salmon, tuna, atau makarel. Pengunaan minyak zaitun yang kaya akan lemak tak jenuh, serta pengolahan sayur dan buah yang cenderung segar. Kombinasi antara omega-3, kolesterol baik, lemak tak jenuh, serat, vitamin, dan mineral sangat baik untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh, dan tentunya dapat mengurangi gelaja jantung kongestif.
  3. Olahraga Rutin: Olahraga yang dimaksud adalah olahraga kardiovaskular yang disarankan dokter, olahraga jenis ini mampu meningkatkan kekuatan dan membuat tubuh Anda terasa lebih baik, selain itu dapat mengurangi resiko memburuknya kondisi jantung.
  4. Monitor Gelaja: Perhatikan jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh dengan menimbang berat badan dan mengecek pembengkakan anggota tubuh. Ingat bahwa cairan berlebih dalam tubuh akan memperberat kerja jantung. Batasi asupan cairan dibawah 2 liter sehari.
  5. Jangan Paksakan Tubuh: Olahraga berat atau kegiatan yang membutuhkan tenaga yang besar dapat memperburuk kondisi jantung, jadi jangan paksakan tubuh untuk terus bekerja ketika Anda sudah merasa lelah.
  6. Konsultasi Rutin: Seseorang dengan penyakit jantung harus selalu dimonitor oleh dokter agar kondisi jantung tidak memburuk. Jangan ragu bertanya, selalu berikan catatan kesehatan, dan masukkan nomer dokter dalam sambungan cepat Anda.
  7. Dukungan Keluarga: Vonis jantung kongestif yang disebabkan gagal jantung adalah berita buruk bagi si pasien, maka dukungan moral dan fisik akan sangat berarti untuk memperpanjang kemungkinan hidup pasien.

Baca juga: Gaya Hidup Jantung Sehat, Makanan untuk Jantung Rematik, Manfaat Senam bagi Jantung.

Pencegahan

Sebelum masalah pada jantung tiba, alangkah baiknya bagi Anda yang masih memiliki kondisi kesehatan jantung yang baik untuk mempertahannya, intinya adalah gaya hidup yang sehat, seperti dibawah ini:

  • Berhenti Merokok: Merokok bukan hanya buruk untuk jantung tapi juga untuk seluruh tubuh, bahkan bukan hanya buruk untuk diri sendiri tapi juga buruk untuk kesehatan orang-orang disekitar Anda. Tidak ada alasan untuk terus merokok selain rasa egois.
  • Capai Berat Badan dan Lingkar Pinggang Ideal: Berat badan dan lingkar pinggang ideal menunjukkan baiknya kondisi tubuh Anda secara menyeluruh. Bila Anda belum memiliki masalah jantung namun berat badan Anda tidak ideal, segeralah jalani program untuk mencapainya.
  • Kendalikan Tekanan Darah, Gula, dan Kolesterol: Untuk memastikan kesehatan tubuh dari dalam, maka tes tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol. Pilih makanan yang tinggi omega-3, serat, lemak baik, vitamin, dan mineral. Hindari gorengan dan jeroan.
  • Aktif Bergerak: Tubuh yang aktif bergerak mampu mengurangi kalori dan timbunan lemak berlebih yang hanya akan menjadi sumber penyakit. Mulailah dengan yang mudah seperti naik tangga daripada lift atau parkir di tempat yang agak jauh agar bisa berjalan kaki.
  • Hindari Alkohol: Bagi jantung, alkohol berlebih berkaitan erat dengan gula darah yang tinggi dan pemilihan makan yang tinggi lemak dan kolesterol jahat. Jika Anda pecandu alkohol, pertimbangkan untuk menjalani rehabilitasi, atau cukup minum red wine maksimal dua gelas sehari.

Baca juga: Makanan untuk Anak Sakit Jantung, Manfaat CoQ10 untuk Jantung.

Kesehatan Anda tergantung dari apa yang Anda makan dan apa yang Anda lakukan, jika Anda memperlakukan tubuh Anda dengan baik maka tubuh pun akan membalas dengan kesehatan yang prima. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

Sponsors Link
, , , , , , ,
Oleh :
Kategori : Medis