Sponsors Link

Penyakit Jantung Anemia: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan

Sponsors Link

Penyakit jantung anemia adalah penyakit jantung yang menyebabkan penurunan kadar hemoglobin (Hb), sel darah merah, atau hematokrit. Anemia adalah kondisi yang umum terjadi pada penderita jantung, diperkirakan 50% penderita jantung yang juga memiliki kondisi anemia ini. Anemia pada penderita jantung dapat memperburuk penyakit jantung itu sendiri karena menurunnya pasokan oksigen untuk otot jantung dan jantung yang bekerja lebih berat sebab harus memenuhi kebutuhan oksigen untuk seluruh tubuh. Bahkan dapat meningkatkan resiko kematian, penurunan kemampuan berolahraga, dan rendahnya kualitas hidup.

ads

Baca juga: Penyebab Murmur Jantung.

Ada dua hubungan antara anemia dan penyakit jantung, pertama, anemia akut yang tidak ditangani dengan tepat hingga menahun akan meningkatkan resiko penyakit jantung, dan kedua, penyakit jantung menyebabkan anemia pada pasien yang sebelumnya tidak memiliki masalah kadar hemoglobin, demikian seperti dilansir dari ncbi.nih.gov. Artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai penyakit jantung yang menyebabkan anemia, namun bagi penderita anemia yang belum menderita penyakit jantung sebaiknya pun membaca artikel ini agar dapat terhindar dari penyakit jantung.

Baca juga: MRI Scan Jantung, CT Scan Jantung.

Gejala

Bagi penderita penyakit jantung anemia, Anda perlu memperhatikan gejala-gejala di bawah ini karena ini merupakan gejala anemia yang sebagaimana dikutip dari nhs.uk.

  1. Mudah lelah dan kurang bertenaga. Merupakan ciri umum penderita anemia karena kurangnya hemoglobin, maka pasokan oksigen dan nutrisi berkurang untuk seluruh tubuh sehingga Anda akan merasa mudah lelah dan lemas.
  2. Nafas pendek. Ketika pasokan oksigen berkurang, otomatis tubuh Anda akan merespon dengan mengambil nafas dengan cepat dan pendek untuk mencukupi kebutuhan oksigen.
  3. Jantung berdebar. Jantung berdebar memang juga gejala penyakit jantung, maka akan sulit membedakannya, tetapi jika disertai dengan gejala anemia lain maka jantung berdebar yang muncul disebabkan oleh anemia.
  4. Kulit pucat. Kadar hemoglobin yang menurun akan terlihat secara kasat mata karena kulit pun kekurangan sel darah merah.
  5. Sakit kepala. Sakit kepala adalah efek kurangnya distribusi oksigen menuju otak.
  6. Seperti mendengar suara dari dalam tubuh. Tidak umum, namun pernah dilaporkan bahwa ada penderita anemia yang mengalami sensasi seperti mendengar suara dari dalam tubuh.
  7. Gatal. Selain pucat, kulit juga mungkin terasa gatal, gejala ini pun tidak umum.
  8. Lidah nyeri dan membengkak. Efek minimnya asupan oksigen dan nutrisi pada lidah adalah nyeri di lidah dan terasa membengkak.
  9. Kerontokan rambut. Kerontokan rambut ialah imbas dari anemia karena akar rambut membutuhkan nutrisi yang tepat untuk mempertahankan kekuatannya.
  10. Pica. Pica adalah keinginan untuk memakan sesuatu yang notabene bukan makanan, seperti tisu, plastik, sabun, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan zat besi.
  11. Disfagia. Disfagia ialah kesulitan menelan.
  12. Kesemutan dan tubuh terasa dingin. Tubuh yang kekurangan oksigen dan nutrisi akan memberikan sinyal berupa rasa kesemutan dan dingin yang dimulai dari ujung tubuh atau jemari.
  13. Mudah tersinggung dan sulit konsentrasi. Selain sakit kepala, efek samping otak yang lain adalah mudah tersinggung dan sulit konsentrasi.
  14. Nyeri dada. Gejala ini muncul sebab otot jantung tidak tercukupi kebutuhan oksigennya.

Baca juga: Penyebab Jantung Koroner, Kelainan Jantung Bawaan Asianotik.

Untuk lebih memastikan apakah pasien menderita penyakit jantung anemia, maka dibutuhkan pemeriksaan lab lebih lanjut, seperti pemeriksaan hemoglobin, hitung jenis, dan hematokrit.

Penyebab

Penyebabnya berbeda dengan penyebab anemia tanpa kelainan jantung. Dilansir dari annals.org, belum ada penelitian mendalam mengenai penyebabnya, akan tetapi para pakar jantung diperkirakan bahwa penyakit jantung anemia bisa dipicu oleh hal-hal berikut:

  • Disfungsi Ginjal

Disfungsi ginjal diperkirakan sebagai faktor utama pemicu terjadinya penyakit, karena kerusakan ginjal oleh penyakit jantung kongestif membuat ginjal kekurangan oksigen atau hipoksia. Hipoksia memicu produksi erythropoietin atau EPO (hormon utama dalam proses diferensiasi erythroid pada pembentukan sel darah merah) oleh peritubular fibroblas.


  • Pengobatan Renin-Angiotensis

Renin-Angiotensis tampaknya juga berperan dalam mempengaruhi EPO. Angiotensis II mengurangi peredaran darah di sekitar ginjal sehingga kebutuhan ginjal akan oksigen meningkat dan memicu produksi EPO. Baik ACE inhibition dan angiotensin receptor blockade berpotensi mengurangi EPO, menyebabkan penurunan Hb hingga 0,3 g/dL.

  • Inflamasi Sitokin

Inflamasi sitokin juga dapat mempengaruhi produksi EPO. Dinyatakan bahwa terdapat korelasi antara sel erythroid dengan EPO, seperti IL-6, TNF receptor 2 larut, dan level TNF-ά. Ketiga hal tersebut tidak berhubungan langsung, namun mampu mengurangi sinyal JAK-STAT pemicu EPO.

  • Kekurangan Zat Besi

Kondisi ini umum terjadi kepada pasien penyakit jantung kongestif yang juga menderita gagal ginjal. Kadar zat besi dalam tubuh bisa berkurang karena kurangnya asupan zat besi (diet rendah protein), efek samping pengobatan, ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat besi, dan pengambilan darah untuk tes yang sering dilakukan.

  • Produksi Sitokin Berlebih

Seperti yang disebabkan oleh tumor necrosis factor-ά (TNF-ά) dan interleukin-6 (IL-6) yang umum terjadi pada penderita penyakit jantung kongestif dapat mengurangi proses pembentukan erythropoietin atau EPO (hormon utama dalam proses diferensiasi erythroid pada pembentukan sel darah merah), gangguan sistem EPO dalam sumsum tulang, dan menurunkan suplai zat besi untuk sumsum tulang.

Pengobatan

Pasokan darah yang berkurang pada penderita penyakit jantung akan berujung buruk, maka harus segera mendapatkan penanganan dari dokter, seperti beberapa metode dibawah ini:

  • Erythropoiesis-Stimulating Agents (ESAs)

Erythropoiesis-stimulating agent adalah obat-obatan yang menyerupai erythropoietin dengan fungsi menstimulasi produksi sel darah merah. Struktur dan fungsi biologi ESAs sama dengan protein erythropoietin alami, dan obat-obatan ini biasanya diresepkan kepada pasien dengan kondisi kekurangan produksi sel darah merah seperti penderita gagal ginjal kronis. Jenis ESAs yang beredar adalah erythropoietin (Epo), Epoetin alfa (Procrit/Epogen), Epoetin beta (NeoRecormon), Darbepoetin alfa (Aranesp), dan Methoxy polyethylene glycol-epoetin beta (Mircera).

  • Transfusi Darah

Transfusi darah diyakini sebagai metode meningkatan Hb tercepat. Kadar Hb yang disarankan dalam satu paket transfusi darah adalah ≤ 9 g/dL atau Ht kurang dari 30%, akan tetapi pada saat yang sama metode ini pun beresiko kelebihan cairan pada paru-paru bagi penderita penyakit jantung usia senja.

Baca juga: Jenis Operasi Jantung, Operasi Bypass Jantung.

  • Meningkatkan Kadar Zat Besi

Solusi lainnya adalah dengan asupan zat besi, baik dari sumber alami ataupun dari suplemen. Suplemen zat besi yang umum diresepkan ialah besi sulfat, diminum dua hingga tiga pil sehari. Untuk sumber zat besi alami, bisa didapat dari daging merah, sayuran hijau gelap, sereal, kacang-kacangan, kismis, dan lain-lain.

  • Meningkatkan Vitamin

Selain kadar zat besi yang diperhatikan, kadar asam folat dan vitamin B12 pun harus ditingkatkan. Pasien akan diresepkan suplemen atau saran untuk mengkonsumsi daging, susu, telur, salmon, brokoli, kubis hijau, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain. Namun jika tubuh tidak dapat menyerap asam folat dan vitamin B12, maka dapat diberikan suntikan vitamin B12 berupa hydroxocobalamine setiap sebulan sekali seumur hidup atau tergantung pada kondisi penderita.

Baca juga: Suplemen Jantung Terbaik.

Pencegahan

Dilihat dari sifatnya, anemia yang diawali dari penyakit jantung adalah dua hal yang cepat atau lambat akan berkorelasi, metode terbaik untuk mencegahnya adalah:

1. Menjalani Pengobatan Jantung

Jika Anda dalam tahap perawatan dokter untuk keluhan jantung, maka patuhi saran dokter atau tenaga medis yang berkenaan dengan jantung Anda, termasuk dalam hal obat-obatan. Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter sesuai dosis yang tertera, jangan dikurangi atau dilebihkan. Patuhi jadwal konsultasi karena jadwal ini diberikan untuk memantau perkembangan penyakit jantung Anda.

Baca juga: Jenis Obat Jantung di Apotik.

2. Olahraga atau Bergerak Aktif

Tanyakan kepada dokter jantung Anda, jenis olahraga apa yang aman, karena penderita jantung sebenarnya disarankan untuk memperkuat otot jantung dengan olahraga atau aktivitas fisik rutin, namun demikian, dokter Anda bisa memberikan batasan-batasan atau jenis aktivitas fisik apa yang sesuai untuk jantung Anda.

Baca juga: Olahraga Penguat Jantung, Manfaat Yoga untuk Jantung.

3. Asupan Omega-3

Salah satu penyebabnya dimulai dari kurangnya pasokan oksigen ke ginjal, dan omega-3 dapat memperlancar aliran darah dengan mengurangi plak dan menyehatkan jantung. Omega-3 mudah didapat dari ikan berlemak seperti salmon, sarden (bukan kalengan), tuna, patin, bahkan lele.

Baca juga: Manfaat Omega-3 untuk Jantung.

4. Asupan Serat Larut

Serat larut bekerja dengan mengikat kolesterol jahat di dalam sistem pencernaan sehingga tubuh tidak dapat menyerapnya. Serat larut bisa didapat dari oatmeal, beras merah, polong-polongan, kentang dan lain-lain.

Baca juga: Manfaat CoQ10 untuk Jantung.

5. Asupan Anti-Oksidan, Vitamin, dan Mineral

Antioksidan, vitamin, dan mineral sangat baik untuk mendukung kerja jantung dan fungsi organ lain, selain itu asupan zat besi pasti terpenuhi. Ketiga asupan ini bisa didapat dari buah-buahan beri, citrus, tomat, sayuran hijau, hingga alpukat dan delima.

Baca juga: Manfaat Mengkudu untuk Jantung.

6. Kurangi Sodium

Sodium adalah musuh untuk darah, karena terlalu tinggi kadar sodium dalam darah dapat mengentalkan darah sehingga memperburuk penyakit jantung. Seseorang dengan penyakit jantung disarankan untuk hanya mengkonsumsi garam sebanyak 1.500 gr/hari. Selain garam, sodium juga terkandung di micin, bumbu penyedap, bumbu instan, makanan kemasan, dan lain-lain.


Baca juga: Gaya Hidup Jantung Sehat.

7. Kurangi Produk Tepung Halus

Tepung halus tidak lagi mengandung serat dari biji bahan dasar pembuatannya, yang tersisa hanya karbohidrat dan sedikit protein. Dan tepung halus berkaitan erat dengan makanan berlemak dan manis. Ganti penggunaan tepung halus Anda dengan tepung dari bijian utuh seperti gandum utuh.

Baca juga: NCP Penyakit Jantung.

8. Kurangi Makanan Berlemak dan Kolesterol

Makanan berlemak dan berkolesterol adalah sumber penumpukan plak di pembuluh darah yang bisa memicu penyakit jantung anemia. Maka hindari jeroan, kulit ternak atau unggas, dan gorengan.

Baca juga: Obat Herbal Jantung Bocor.

9. Kurangi Alkohol

Konsumsi berlebih alkohol akan meningkatkan kadar trigliserida, kolesterol, tekanan darah, merusak jantung dan hati. Asupan alkohol yang aman adalah maksimal dua gelas minuman alkohol ringan seperti red wine sehari.

Baca juga: Cara Mengobati Jantung dengan Daun Sirsak.

10. Jauhi Asap Rokok

Asap rokok berpengaruh buruk bagi perokok pasif dan perokok aktif, selain itu juga sangat buruk untuk kesehatan jantung dan organ-organ tubuh yang lain, bahkan pengaruh buruknya akan menimpa keluarga terdekat Anda, karena kandungan nikotinnya akan tetap menempel pada pakaian dan kulit Anda hingga Anda mandi dan keramas.

Baca juga: Cara Mengobati Jantung dengan Kulit Manggis.

Demikian pembahasan mengenai penyakit jantung anemia, semoga dapat membantu. Dan bagaimanapun juga mencegah itu jauh lebih mudah dan murah daripada mengobati.

Sponsors Link
, , , , , , , ,
Oleh :
Kategori : Medis