Sponsors Link

Irama Jantung Tidak Stabil : Penyebab – Gejala – Cara Mengatasinya

Sponsors Link

Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang tersusun atas otot khusus yaitu otot jantung.  Jantung bekerja secara ritmis atau berirama. Irama jantung tidak stabil terjadi karena adanya kontraksi pada otot-otot jantung yang bersifat autonom atau dipengaruhi oleh syaraf otonom, jadi jantung tidak akan berhenti berkontraksi meski sedang istirahat. Ada macam-macam irama jantung dan juga tips-tips yang bisa Anda lakukan untuk menjaga iramanya tetap normal.

ads

Jantung mampu memicu sendiri kontraksi ritmisnya karena mempunyai konduksi listrik sendiri sehingga pengaturan ritmis atau irama jantung dapat terjadi tanpa adanya rangsangan dari syaraf apapun. Ada kondisi dimana irama jantung tidak stabil yang termasuk ke dalam gangguan irama jantung. Jantung bisa berdetak terlalu lambat, terlalu cepat, bahkan tidak teratur. Kondisi ini disebut dengan aritmia. Aritmia terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi untuk mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik sehingga jantung berdetak secara tidak teratur. Macam-macam aritmia secara umum adalah sebagai berikut,

  • Brakikardia, merupakan keadaan dimana jantung berdetak  lebih lambat dari detak normalnya atau tidak teratur.
  • Blok jantung, terjadi  apabila jantung berdetak lebih lambat daripada detak jantung normal. Blok jantung bisa menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran.
  • Takikardia supraventrikular, merupakan kondisi jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
  • Fibrilasi atrium, pada penderita fibrilasi atrium, detak jantung penderitanya terjadi sangat cepat bahkan ketika penderitanya sedang beristirahat.
  • Fibrilasi ventrikel, kondisi detak jantung pada penderita fibrilasi ventrikel berlangsung sangat cepat hingga bisa menyebabkan kehilangan kesadaran bahkan hingga kematian mendadak.

Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan irama jantung tidak normal atau berdetak tidak stabil, yaitu

  • Mengkonsumsi obat-obatan jenis tertentu. Beberapa obat memiliki efek samping tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda pada masing-masing orang. Obat influenza yang dijual bebas di pasaran diketahui bisa menjadi salah satu pemicu irama jantung tidak stabil.
  • Konsumsi alkohol. Di mana bahaya alkohol bagi jantung antara lain  dapat menyebabkan gangguan impuls listrik jantung sehingga meningkatkan resiko terjadinya fibrilasi atrium.
  • Pemakaian obat-obatan terlarang. Obat-obatan terlarang atau narkoba secara langsung dapat mempengaruhi kinerja jantung. Secara langsung narkoba bisa memicu terjadinya aritmia.
  • Ketidakseimbangan elektrolit dalam darah. Elektrolit dalam darah merupakan instrumen penting dalam konduksi listrik pada jantung. Kadar elektrolit yang tidak seimbang secara langsung bisa mempengaruhi irama jantung.
  • Konsumsi nikotin dan kafein yang berlebihan merupakan kebiasaan yang merusak jantung. Nikotin dan kafein diketahui bisa meningkatkan detak jantung. Konsumsi nikotin dan konsumsi kafein pada kopi secara berlebihan bisa meningkatkan resiko terjadinya aritmia.
  • Gangguan kelenjar tiroid. Hormon tiroid berperan dalam kerja jantung.  Gangguan pada pada kelenjar tiroid berupa hipertiroidisme menyebabkan jantung bekerja lebih cepat atau tidak teratur.
  • Hipertensi. Hipertensi menyebabkan dinding bilik kiri jantung menebal dan kaku. Hal ini mengganggu aliran listrik pada jantung.
  • Diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi berupa hipertensi dan jantung koroner dan juga aritmia jantung.
  • Sleep apnea obstruktif, merupakan gangguan pernapasan pada saat tidur. Sleep apnea ini meningkatkan terjadinya aritmia.
  • Gangguan lain pada jantung. Penyempitan pada pembuluh darah jantung, penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, gagal jantung bisa meningkatkan faktor resiko segala jenis aritmia. Operasi pada jantung yang meninggalkan jaringan parut juga menjadi faktor resiko terjadinya irama jantung tidak stabil.

Irama jantung tidak stabil atau aritmia merupakan jenis-jenis penyakit jantung yang dapat terjadi tanpa gejala yang berarti. Kadang penderitanya tidak merasakan apa-apa sampai melakukan ekokardiogram (EKG) dan diketahui bahwa irama jantungnya tidak stabil. Beberapa gejala bisa dirasakan, namun tidak bisa menjadi tanda mengenai kondisi jantungnya. Tanda-tanda yang biasa dialami penderita aritmia antara lain:


  • Rasa berdebar di dada
  • Rasa lelah yang berlebihan atau mudah sekali merasa lelah
  • Pusing
  • Sesak Napas
  • Mudah pingsan

Sebagian besar penderita aritmia tidak membutuhkan pengobatan cukup menghindari pemicu terjadinya aritmia. Namun pada beberapa kondisi tertentu,  penderita aritmia membutuhkan pengobatan tertentu. Pengobatan yang bisa dilakukan pada penderita aritmia adalah

  • Pemberian obat penghambat beta. Obat-obatan jenis penghambat beta seperti aspirin, warfarin, rivaroxaban, dan debigatran yang diketahui bisa menurunkan resiko terjadinya stroke, juga bisa digunakan untuk terapi pada penderita aritmia.
  • Penggunaan alat pacu jantung. Pada kondisi tertentu, pasien aritmia membutuhkan penggunaan alat pacu jantung yang dipasang di bagian atas dada untuk menjaga detak jantung tetap teratur.
  • Kardioversi, dilakukan jika Obat-obatan tidak bisa menyelesaikan masalah aritmia. Kardioversi adalah memberikan kejutan listrik pada dada untuk membuat denyut jantung kembali normal. Terapi ini diberikan pada penderita fibrilasi atrium dan takikardia supraventrikular.
  • Metode ablasi, dilakukan dengan memasukkan kateter dengan panduan x-ray pada pembuluh darah kaki. Alat kecil yang dimasukkan akan merusak bagian jantung yang mengalami masalah.
  • Anda juga bisa mencoba mengonsumsi makanan untuk penderita aritmia jantung sebagai salah satu cara menangani penyakit satu ini dan menjaga kondisi jantung tetap stabil.

Demikian ulasan singkat mengenai irama jantung tidak stabil mulai dari penyebab, gejala hingga cara mengatasinya. Jaga selalu kesehatan jantung Anda dengan mengonsumsi makanan yang menguatkan jantung dan berolahraga secara teratur. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Penyebab