Sponsors Link

Kardiomiopati Hipertrofik : Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan

Sponsors Link

Bukan rahasia lagi jika penyakit jantung merupakan momok untuk kita dan merupakan salah satu penyebab terbesar kematian pada masyarakat. Jenis penyakit jantung sendiri bermacam-macam, mulai dari jenis penyakit jantung yang bisa menyerang anak kecil seperti penyakit jantung bawaan, yang bisa menyerang kita dari usia paruh baya seperti gagal jantung, ataupun jenis penyakit jantung yang biasanya datang saat kita sudah memasuki usia senja atau sudah bisa disebut sebagai “orang tua”.

ads

Kali ini ini kita akan membahas salah satu jenis penyakit jantung, yaitu kardiomiopati. Kardiomiopati terdiri dari empat jenis, dan salah satu jenisnya adalah kardiomiopati dilatasi. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai jenis kardiomiopati berikutnya yaitu kardiomiopati hipertrofik. Apa bedanya dengan kardiomiopati dilatasi ya? Bagaimana penanganan yang tepat apabila kita didiagnosis memiliki penyakit ini? Bagaimana kita tahu jika kita terserang penyakit ini? Apakah kita bisa mencegah penyakit yang satu ini datang menghantui hidup kita? Nah daripada penasaran, yuk kita simak yang satu ini!

Kardiomiopati hipertrofik ini juga dikenal sebagai Teare’s disease atau Brock’s disease. Jenis penyakit yang satu ini merupakan penyakit jantung dengan kondisi terjadinya hipertrofi (penebalan) pada dinding ventrikular secara berlebihan sehingga aliran darah yang keluar dari ventrikel kiri mengalami gangguan alias terhambat. Jenis kardiomiopati yang satu ini sering menghantui para atlit muda dan tidak jarang menjadi salah satu penyebab kematian untuk mereka. Kardiomiopati hipertrofik dapat dialami siapa saja dengan perbandingan yang sama antara pria dan wanita yang paling banyak menyerang mereka pada usia 20-30 tahun.

Penyebab Kardiomiopati Hipertrofik

Lalu apa sih sebenarnya penyebab dari kardiomiopati hipertrofik ini? Sampai saat ini belum diketahui pasti apa sebenarnya yang menyebabkan otot jantung menebal, namun ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab utama hal ini terjadi. Apa saja ya kira-kira?

  • Adanya riwayat penyakit lain, seperti tekanan darah tinggi ataupun kolesterol;
  • Usia yang semakin menua;
  • Faktor genetik;
  • Tekanan darah tinggi;
  • Penyempitan katup stenosis;
  • Terhalangnya aliran darah;
  • Akromegali, yaitu pertumbuhan yang berlebihan karena hormon yang terlalu banyak dan menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada jaringan tubuh, otot, maupun tulang;
  • Fekromositoma, yaitu salah satu jenis tumor langka yang berkembang dalam kelenjar adrenal di mana kelenjar ini berfungsi untuk menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin dan kedua hormon ini berfungsi untuk mengatur tekanan darah dan detak jantung;
  • Neurofibroma, yaitu tumor jinak yang tidak menimbulkan rasa sakit dan biasa ditemukan pada selubung tepi perifier yang ada di sistem saraf manapun. Penyakit yang satu ini disebabkan karena cacat genetik ataupun mutasi genetik yang sering kali didapatkan dari orang tua
  • Keadaan jantung yang menebal dan lebih kaku daripada keadaan jantung pada umumnya – alias pada keadaan jantung sehat;

Gejala Kardiomiopati Hipertrofik

Bukan suatu hal yang mengherankan apabila penanganan yang terlambat pada suatu penyakit akan berakibat fatal, begitu pula halnya pada penyakit kardiomiopati hipertrofik ini. Untuk mencegah hal ini terjadi alias agar kita bisa menanganinya sejak dini, kita perlu tahu apa saja sih gejala-gejala kardiomiopati hipertrofik ini. Nah berikut adalah beberapa gejala kardiomiopati hipertrofik yang harus diketahui:

  • Sesak nafas, hal ini mulai muncul ketika penyakit yang satu ini mulai memasuki tahap parah. Gejala ini akan terjadi ketik setelah berolahraga apabila tingkat keparahannya masih berada dalam tahap sedang. Sebaliknya kita cenderung akan merasa sesak nafas tiap saat ketika sudah berada dalam tahap parah;
  • Nyeri dada. Gejala ini cenderung akan terjadi ketika setelah melakukan aktivitas yang berat dan terjadi pada tahap ringan, dan akan terasa siap saat alias ketika sedang tidak beraktivitas pun dalam tahap parah;
  • Rasa pusing yang tidak berhenti-henti dan bisa berujung pada ketidaksadaran alias jatuh pingsan;

Pengobatan Kardiomiopati Hipertrofik

Pengobatan kardiomiopati hipertrofik sudah bisa dilakukan sejak dini, sehingga penanganannya tidak terlambat alias tidak berujung hingga kematian. Lalu, apa penanganan yang tepat untuk penyakit yang satu ini? Apakah dengan obat-obatan jantung seperti halnya yang biasa dikonsumsi oleh penderita penyakit jantung lainnya? Atau kita memerlukan operasi? Apakah bisa kita menangani penyakit ini dengan bahan-bahan tradisional alias tanpa operasi? Lalu sebenarnya apa sih penanganan yang tepat untuk kardiomiopati hipertrofik ini? Nah daripada penasaran, yuk kita simak yang satu ini!

  • Mengonsumsi obat-obatan jantung, antara lain adalah beta-blocker (metropolol, atenolol, sotalol, propranolol, bisoprolol, ataupun carvedilol) dan penghambat saluran kalsium (verapamil ataupun diltiazem). Kedua obat ini dapat dikonsumsi dalam waktu bersamaan atau dalam waktu yang berbeda. Selain itu, kedua jenis obat ini berfungsi untuk meminimalisir risiko konstraksi otot jantung sehingga jantung dapat bekerja lebih optimal dan darah dapat mengalir keluar dari jantung dengan lebih mudah;
  • Dilakukannya tindakan operasi atau pembedahan, hal ini bisa dilakukan untuk mereka yang sudah memasuki dalam tahap parah dan perlu penyembuhan yang tepat pada curah jantungnya. Meskipun operasi dilakukan bukan berarti akan menghilangkan risiko kematian dan tindakan ini sebaiknya dilakukan ketika kita sudah dalam keadaan gawat alias sudah tidak mempan lagi dengan dilakukannya terapi obat.

Pencegahan Kardiomiopati Hipertrofik

Setelah mengetahui apa itu kardiomiopati hipertrofik, sekarang saatnya kita mengetahui bagaimana cara meminimalisir risiko penyakit ini datang pada kita. Selain karena faktor genetik dan usia yang tidak bisa kita hindari, tentu saja ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan jantung kita dan pastinya menghindarkan kita dari penyakit yang satu ini. Apa saja usaha yang bisa kita lakukan ya? Yuk kita simak yang satu ini!

  • Beristirahat yang cukup, hal ini merupakan salah satu hal penting dan terefektif untuk mencegah penyakit kardiomiopati hipertrofik. Kok bisa? Seperti yang kita tahu, jantung merupakan organ terpenting pada tubuh kita dan melalui istirahat jantung dapat beristirahat sejenak serta merasa lebih rileks;
  • Menghentikan kebiasaan merokok, hal ini juga hal yang penting untuk diingat karena rokok menyebabkan kadar produksi CO2 meningkat dan hal ini dapat menyebabkan keracunan;
  • Menghindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi, hal ini berfungsi untuk menghindarkan kita dari tingginya tekanan darah karena semakin tinggi tekanan darah kita akan memicu kinerja jantung pula.

Nah itu tadi adalah beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai kardiomiopati hipertrofik. Sekarang sudah paham tentang bedanya dengan kardiomipati dilatasis bukan? Setelah menyimak informasi di atas, pastinya kita tahu betapa berbahayanya penyakit yang satu ini dan betapa pentingnya memulai pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat sendiri pun bisa dimulai dari yang sederhana, seperti mengonsumsi makanan yang menguatkan jantung dan melakukan olahraga penguat jantung. Nah apa masih ada alasan bermalas-malasan untuk memulai pola hidup yang sehat? Yuk kita mulai dari sekarang.

Sponsors Link
, , ,
Oleh :
Kategori : Medis