Sponsors Link

Hubungan Insomnia dengan Penyakit Jantung yang Harus Diperhatikan

Sponsors Link

Insomnia adalah gangguan pada pola tidur. Menurut ilmu kedokteran, seseorang dapat dikatakan menderita insomnia apabila mengalami gangguan tidur selama satu bulan dan gangguan tidur tersebut menimbulkan rasa gelisah, kelelahan, kekhawatiran dan menurunkan fungsi dan peran kerja.

ads

Insomnia terbagi ke dalam dua jenis :

  • Sulit untuk memulai tidur: Penderita membutuhkan waktu 30 menit atau lebih untuk tidur. Penderita juga mengalami rasa cemas dan gelisah.
  • Sulit untuk mempertahankan tidur: Penderita insomnia mudah terbangun di malam hari dan kesulitan untuk memulai tidur kembali.

Hal ini menyebabkan gangguan pada kinerja dan produktivitas penderitanya. Tubuh pun menjadi kurang istirahat dan akan memicu masalah kesehatan lainnya, salah satunya tekanan darah tinggi atau hipertensi dan penyakit jantung koroner.

Seorang penderita insomnia memiliki kadar hormon kortisol yang tinggi di dalam darahnya. Kadar hormon kortisol yang tinggi akan mengaktifkan katekolamin dalam tubuh. Katekolamin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah jantung dan meningkatkan detak jantung. Pembuluh darah yang menyempit akan menyebabkan tingginya tekanan darah untuk dapat memompa darah pada jaringan yang membutuhkan hal inilah yang menyebabkan seorang yang mengalami insomnia berpotensi mengalami hipertensi. Tekanan darah yang tinggi akan memperberat kerja jantung dan jika dibiarkan terus menerus akan berakhir menjadi penyakit jantung. Pembuluh darah ke jantung yang menyempit dapat menyebabkan kekurangan pasokan oksigen dan makanan ke otot jantung sehingga otot jantung dapat mengalami kematian jaringan hal ini yang memicu timbulnya serangan jantung mendadak.

Hubungan insomnia dengan penyakit jantung sebenarnya berupa hubungan timbal balik. Beberapa kasus penyakit jantung yang berat dan mengganggu kualitas hidup penderitanya juga dapat memicu gangguan tidur. Contohnya pada penderita dengan gagal jantung kongestif, penyakit jantung bawaan, dan penyakit katup jantung. Pada kondisi derajat penyakit yang berat, sesak dan nyeri dada pada penderita penyakit tersebut sering menyebabkan gangguan pada pola tidurnya. Kecemasan tentang keparahan penyakitnya pun dapat memicu stres dan depresi yang dapat berujung sulit tidur pada penderita penyakit jantung.

Berikut ini beberapa cara pencegahan terjadinya sulit tidur. Diharapkan dengan menerapkan beberapa tindakan pencegahan di bawah ini, seseorang dapat mencegah gangguan insomnia dan dengan demikian mencegah terjadinya penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidupnya.

1. Pola makan sehat dan teratur

Tingkatkan konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah-buahan. Hindari konsumsi makanan dengan kadar lemak jahat yang tinggi, seperti gorengan, makanan bersantan dan jerohan. Hindari pula asupan makanan yang mengandung bahan pengawet dan tinggi garam. Minuman dengan kadar kafein yang tinggi seperti kopi juga sebaiknya dihindari. Kopi mengandung kafein yang dapat menyempitkan pembuluh darah jantung, meningkatkan detak jantung dan membuat seseorang menjadi sulit tidur.

Pola makan yang baik adalah pola makan yang mengandung gizi seimbang dengan dibagi ke dalam 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan. Sebaiknya makan malam 4 jam sebelum tidur agar pencernaan dapat beristirahat dan mencerna makanan dengan baik.

2. Berolahraga rutin

Olah raga yang disarankan adalah olah raga ringan seperti berjalan, berlari maupun bersepeda. Usahakan untuk berolah raga 3 kali dalam seminggu dengan durasi minimal 30 kali per sesi. Pantaulah denyut nadi maksimal anda untuk menilai olah raga yang dilakukan sesuai dengan kemampuan tubuh dan mencegah latihan yang berlebihan. Caranya adalah dengan menghitung 70 % dari 220-usia anda.


3. Mengelola stres dengan baik

Kondisi stres sebenarnya diperlukan seseorang  untuk memacu dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tetapi stres yang berlebihan justru dapat mengaktifkan hormon-hormon yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan memperberat kerja jantung. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk mengelola stres agar stres itu dapat mengubah diri menjadi hal positif, bukan sebaliknya. Cobalah untuk mengatasi stres dengan berdoa, melakukan hal yang disukai seperti berjalan-jalan, membaca buku atau menyanyi atau cobalah untuk bertemu dengan teman dan berbagi cerita.

4. Rutin kontrol kondisi kesehatan

Rutin kontrol kondisi kesehatan anda secara keseluruhan dengan melakukan medical check up. Medical check up sebaiknya dilakukan 1 tahun sekali. Pada pemeriksaan berkala ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap dan bila perlu akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan dapat berupa rekam jantung atau elektrokardiografi untuk melihat aktivitas jantung, sistem pompa jantung dan mendeteksi adanya gangguan pada jantung. Pemeriksaan laboratorium darah untuk melihat enzim jantung ataupun adanya infeksi yang dapat memicu penyakit jantung rematik.

Pemeriksaan rontgen dada untuk melihat apakah ada pembesaran jantung dan melihat kondisi paru-paru. Untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan ekokardiografi atau USG jantung untuk melihat kondisi dinding otot jantung dan fungsi pompa jantung. Melalui pemeriksaan berkala ini dapat dideteksi adanya gangguan jantung meskipun belum timbul gejala sehingga dapat segera dilakukan intervensi untuk mencegah bertambah beratnya penyakit.

Demikian penjelasan mengenai hubungan insomnia dengan penyakit jantung. Semoga bermanfaat.

Sponsors Link
, , ,
Oleh :
Kategori : Gaya Hidup