Sponsors Link

13 Resiko Jantung Bengkak dan Cara Mengatasinya Secara Tepat

Sponsors Link

Jantung bengkak atau pembesaran jantung atau kardiomegali merupakan kondisi dimana ukuran jantung menjadi lebih besar dari biasanya. Terminologi jantung bengkak ini digunakan ketika didapati ukuran jantung yang lebih besar pada pemeriksaan seperti X-ray, CT scan jantung atau MRI scan jantung. Namun, selain menggunakan pemeriksaan yang memerlukan gambaran, pemeriksaan fisik jantung bisa mendeteksi jantung bengkak. Umumnya ditemukan besaran batas jantung yang lebih besar dari genggaman tangan karena ukuran normal jantung ialah sebesar genggaman tangan.

ads

Selain itu, EKG juga bisa mendeteksi pembesaran jantung dan selain itu EKG mampu mendeteksi bagian jantung mana yang terjadi pembesaran. Setiap ruangan jantung memiliki kemungkinan terjadi pembesaran karena sebab-sebab terjadinya pembesaran jantung mampu mempengaruhi bagian-bagian tertentu jantung. Pembesaran jantung bisa saja jantungnya mengembang, jantung membesar, atau dinding jantung menjadi menebal secara tidak normal.

Berikut ialah hal-hal yang mungkin menjadi penyebab jantung bengkak:

Bahaya Jantung Bengkak

Perbesaran jantung ini bukanlah merupakan diagnosis atau penyakit melainkan sebuah gejala dari penyebab lainnya. Oleh karena itu terdapat bahaya yang mungkin terjadi apabila ditemukan kondisi jantung bengkak. Berikut ialah resiko jantung bengkak yang mungkin terjadi:

1. Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung kongestif merupakan kondisi kronis dan progresif dimana otot jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Diawali dari ventrikel kiri yang membesar akibat hipertensi tidak terkendali lalu jantung menjadi melemah yang bisa menyebabkan jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan darah tubuh. Hal ini mampu menyebabkan gagal jantung. Baca juga: Cara Pencegahan Gagal Jantung Kongestif.

2. Aritmia Jantung

Salah satu jantung bengkak ialah hypertrophic cardiomyopathy. Kondisi menyebabkan sel otot jantung menjadi lebih besar dari umumnya dan menyebabkan dinding ventrikel menjadi lebih tebal daripada biasanya namun ukuran atau ruangan ventrikel tetap normal. Namun penebalan ini mampu menghalangi aliran darah keluar dari ventrikel, ini sering disebut obstructive hypertrophic cardiomyopathy. Selain obstruktif, terdapat juga yang non-obstructive hypertophic cardiomyopathy ketika katup mitral jantung bocor yang menyebabkan darah kembali ke atrium melalui katup. Baca juga: Operasi Katup Jantung Mitral.

Kedua kondisi ini non-obstructive maupun obstructive hypertrophic cardiomyopathy ini mampu meningkatkan tekanan darah di ventrikel dan tekanan darah di pembuluh darah paru-paru. Hal ini menyebabkan sel jantung rusak dan mengganggu aktivitas listrik jantung yang menyebabkan aritmia jantung. Hypertrophic cardiomyopathy biasanya diturunkan karena perubahan beberapa gen pada protein otot jantung. Namun bisa juga berkembang karena tekanan darah tinggi atau umur tua.

Jenis cardiomyopathy lainnya yang menyebabkan pembesaran jantung mampu menyebabkan aritmia dengan mekanisme yang relatif mirip. Pada restrictive cardiomyopathy, ventrikel jantung menjadi kaku karena jaringan abnormal seperti jaringan parut. Hal tersebut mengakibatkan ventrikel tidak mampu secara normal relaks dan mengisi darah dan menyebabkan atrium menjadi membesar. Aliran darah di jantung dikurangi seiring waktu dan mampu menyebabkan aritmia. Baca juga: Aritmia Jantung pada Anak.

Pada dilated cardiomyopathy, pembengkakan jantung dimulai pada ventrikel kiri, lokasi utama jantung untuk memompa darah. Hal ini menyebabkan ruangan ventrikel membesar sedangkan otot jantung menjadi menipis. Hal ini menyebar ke ruangan jantung lainnya. Hal ini menyebabkan jantung tidak kontraksi secara normal dan tidak mampu memompa darah dengan baik, hal ini bisa menyebabkan gagal jantung dan aritmia jantung.


3. Atrial Fibrilasi

Penyakit jantung yang memiliki gangguan hemodinamik meningkatkan kejadian pembengkakan atrium kiri yang  menyebabkan atrial fibrilasi. Pada dasarnya atrial fibrilasi merupakan salah satu aritmia, namun atrial fibrilasi akan terjadi pada orang dengan umur di atas 60 tahun yang memiliki kardiomegali. Ketika atrial fibrilasi terjadi, pembengkakan atrium kiri mungkin meningkat karena penyakit jantung yang semakin progresif, penurunan sistol atrial atau keduanya. Baca juga: Ciri-Ciri Jantung Bengkak.

4. Stroke

Stroke merupakan salah satu resiko jantung bengkak yang mungkin terjadi. Jantung bengkak meningkatkan terjadinya kejadian atrial fibrilasi, atrial fibrilasi sendiri mampu meningkatkan kejadian stroke. Hal ini diyakini bahwa jantung bengkak mampu menghasilkan jendalan darah. Jendalan darah apabila menyumbat pembuluh darah di otak akan menyebabkan stroke.

5. Serangan Jantung

Sama halnya dengan stroke, serangan jantung terjadi karena penyumbatan pembuluh darah yang mengantarkan oksigen dan nutrisi ke jantung dalam hal ini ialah pembuluh darah koroner. Penyumbatan pembuluh darah koroner mampu menyebabkan terjadi serangan jantung. Jantung bengkak sendiri mampu menghasilkan jendalan darah. Jendalan darah ini terbentuk di jantung sendiri, hal ini apabila terlepas mampu menyebar ke pembuluh darah koroner yang menyebabkan serangan jantung. Hal yang sebaliknya juga bisa terjadi, jantung bengkak terjadi karena serangan jantung sebelumnya yang menyebabkan terjadinya jaringan parut yang membuat jantung membengkak. Oleh karena itu kedua hal ini saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Baca juga:


6. Emboli Paru

Salah satu penyebab emboli paru ialah jendalan darah yang lepas dan menyumbat pembuluh darah jantung. Emboli paru mampu disebabkan oleh jendalan darah yang terbentuk karena pembengkakan jantung. Emboli paru sendiri bisa juga menyebabkan pembengkakan jantung. Hal ini terjadi karena aliran darah dari jantung ke paru-paru akan terhambat dan menyebabkan darah kembali ke jantung terutama sisi kanan, hal ini mampu menyebabkan pembengkakan jantung terutama sisi kanan. Oleh karena itu, emboli paru dan jantung bengkak saling mempengaruhi satu sama lain.

7. Henti Jantung

Beberapa jenis pembengkakan jantung mampu menyebabkan disrupsi pada ritme jantung. Ritme jantung yang terlalu lambat untuk memindahkan darah atau terlalu cepat menyebabkan jantung berdetak tidak baik, mampu menyebabkan pingsan dan henti jantung.

8. Murmur Jantung

Murmur jantung merupakan sebuah kondisi yang terdengar ketika memeriksa jantung dengan menggunakan stetoskop. Murmur sendiri mengindikasikan bahwa terdapat gangguan pada katup jantung. Pada jantung bengkak, murmur jantung dapat terjadi karena katup mitral dan trikuspid jantung, pada umumnya, tidak menutup sempurna karena pembengkakan jantung terutama ventrikel jantung. Baca juga: Kebocoran Katup Trikuspid.

Hal ini menyebabkan aliran darah yang seharusnya dipompa dari atrium ke ventrikel tidak kembali menjadi kembali ke atrium. Aliran ini menghasilkan suara yang terdengar sebagai murmur jantung. Pada dasarnya murmur jantung bukanlah kondisi bahaya namun harus tetap dipantau karena bisa menyebabkan gangguan permanen. Baca juga: Penyebab Murmur Jantung.

Di satu sisi, penyakit yang terjadi pada katup jantung mampu meningkatkan kejadian jantung bengkak, salah satu tanda dari penyakit jantung ialah murmur jantung. Oleh karena itu, walaupun murmur jantung cenderung tidak berbahaya namun gangguan pada katup jantung bisa memperparah kondisi jantung bengkak. Baca juga: Murmur Jantung pada Anak.

9. Disfungsi Paru-paru

Pada suatu penelitian didapatkan bahwa pembesaran jantung yang membuat ruangan di dada menyempit mampu mempengaruhi paru-paru. Hal ini diakibatkan oleh pengurangan volume alveolar, struktur paru-paru tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pengurangan volume alveolar ini mempengaruhi parameter fungsi paru-paru. Pengurangan volume alveolar ini selain mengurangi ruangan untuk pertukaran gas namun juga mengurangi fungsi jantung seperti kapasitas vital paru-paru.

10. Kematian

Kematian yang diakibatkan oleh jantung bengkak merupakan hasil dari resiko lainnya seperti emboli paru, stroke, serangan jantung, henti jantung. Pembengkakan yang terjadi pada jantung merupakan kondisi bahaya apabila tidak dilakukan kontrol rutin.

11. Pembengkakan Organ Lainnya

Pembengkakan jantung mampu menyebabkan gangguan pada pembuluh darah balik. Salah satu hal yang dapat terjadi ialah pembengkakan liver, hepar atau hati. Selain itu juga bisa pada kaki juga. Aliran darah yang terjadi gangguan mampu menghasilkan jendalan darah yang apabila lepas bisa menyebabkan terjadinya emboli paru apabila terlepas.

12. Sulit Bernafas

Pembengkakan jantung mampu mendesak paru-paru, oleh karena itu salah satu resiko jantung bengkak ialah terjadinya kesulitan bernafas. Baca juga: Penyebab Jantung Kekurangan Oksigen.

13. Mudah Lelah

Mudah lelah diakibatkan oleh fungsi jantung yang menurun karena pembengkakan jantung menyebabkan gangguan pompa jantung yang menyebabkan terjadinya kekurangan oksigen dan nutrisi. Oleh karena itu jantung bengkak mampu menyebabkan kelelahan atau cepat lelah terutama apabila aktivitas fisik berat yang tidak rutin dilakukan mampu memperberat kerja jantung.

Cara Penanganan Jantung Bengkak

Jantung bengkak sangat berbahaya apabila tidak ditangani dengan baik, terdapat beberapa obat yang mampu mengurangi resiko yang dimiliki oleh jantung bengkak. Berikut ialah obat-obatan yang bisa digunakan:

  • Diuretik: akan mengurangi cairan tubuh dan membuang natrium sehingga kerja jantung akan lebih mudah dan menurunkan tekanan darah yang memperparah kondisi jantung bengkak.
  • ACE inhibitor: akan bekerja mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kapabilitas pompa jantung.
  • ARB: sama seperti ACE inhibitor, terutama dipakai pada orang yang tidak mampu mengkonsumsi ACE inhibitor.
  • Beta-blocker: untuk mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kerja jantung.
  • Antikoagulan: untuk mengurangi pembentukan jendalan darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, emboli paru dan stroke.

Baca juga: Obat Jantung di Apotik.

Cara Pencegahan Jantung Bengkak

Selain menangani jantung bengkak, mencegah terjadinya jantung bengkak ialah salah satu cara untuk terhindar dari resiko jantung bengkak. Berikut ialah cara pencegahan jantung bengkak yang mampu dilakukan:

  • Pola hidup sehat: pola hidup sehat yang dimaksud ialah jaga pola makan, olahraga teratur, menghindari rokok atau asap rokok, dan menghindari alkohol.
  • Monitor tekanan darah: karena penyebab paling sering jantung bengkak ialah tekanan darah tinggi, maka monitor rutin tekanan darah bisa digunakan sebagai data untuk hal yang sebaiknya dilakukan selanjutnya.
  • Tidur cukup: tidur cukup setidaknya 8 jam sehari merupakan hal vital untuk kesehatan jantung.
  • Minum obat yang diresepi secara teratur: akan mampu mencegah langsung dari jantung bengkak.

Baca juga: Jus untuk Jantung Bengkak.

Demikian informasi mengenai resiko jantung bengkak yang wajib diwaspadai dan dicegah. Jaga selalu kesehatan jantung dan organ tubuh Anda yang lain agar selalu dalam keadaan sehat. Semoga artikel ini bermanfaat.

Sponsors Link
, , , ,