Sponsors Link

Perbedaan Gagal Jantung dan Gagal Jantung Kongestif

Sponsors Link

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Penyakit jantung bisa menyerang siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Apakah anda sering mendengar istilah gagal jantung dan gagal jantung kongestif? apakah menurut anda kedua istilah tersebut sama maknanya ataukah dua istilah berbeda? Penyakit jantung apapun itu tidak boleh anda remehkan. Oleh karena itu ada baiknya anda juga menyimak pembahan berikut tentang gagal jantung dan gagal jantung kongestif.

ads

Istilah gagal jantung mungkin lebih sering anda kenal dibanding istilah gagal jantung kongestif. Seperti yang telah diketahui bahwa fungsi utama organ jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Darah sendiri hampir dibutuhkan oleh semua organ yang ada di dalam tubuh. Lalu bagaimana jika fungsi jantung tersebut terganggu? . Gagal jantung merupakan kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh.

Penggunaan istilah gagal jantung beragam, mulai dari payah jantung, gagak jantung kongestif, dekomprensasi kordis, gagal jantung dan lain sebagainya. Gagal jantung kongestif belakang merupakan istilah yang jarang disebut karena seringkali tanda kongestif tidak tampak atau tersembunyi. Gagal jantung kongestif (CHF) berlawanan konotasi dengan gagal jantung pada umumnya. Congestive Heart Failure atau Gagal jantung Kongestif menurut Haji dan MOhaved tahun 2002 merupakan penyakit jantung yang terkait dengan penurunan kardiakoutput dan vasokonstriksi perifer yang berlebihan.

Gagal jantung dapat terjadi dengan atau tanpa penyakit jantung. Organ jantung sendiri berupa otot yang berbentuk seperti kerucut, berongga dan dengan basisnya diatas serat puncaknya di bawah. Puncak miring ke sebelah bawah kiri. Berat jantung sekitar 300 gram. Otot jantung dibagian atas dan bawah akan berkontraksi secara bergantian agar jantung dapat bekerja memompa darah secara efisien.

Jika jantung tidak dapat bekerja atau berfungsi sebagai mana mestinya maka akan terjadi gangguan pada fungsi jantung. Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan diastolik atau sistolik, gangguan pada irama jantung, atau ketidaksesuaian preload dan afterload. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kematian pada penderita. Organ jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan ventrikel kanan.

Darah yang mengandung banyak karbondioksida karena oksigen sudah terpakai oleh tubuh memasuki atrium kanan (ruang jantung yang sebelahnya kanan atas) kemudian turun ke kanan bawah atau ke ventrikel kanan. Selanjutnya akan dipompa oleh paru- paru. Sampai di paru – paru sel darah merah akan melepaskan karbon dioksida dan menangkan oksigen. Dari paru – paru, darah yang mengandung banyak oksigen selanjutnya memasuki atrium kiri (ruang pada jantung yang letaknya diatas kiri) kemudian memasuki ruang kiri bawah atau ventrikel kiri. Kemudian jantung akan memompa darah melalui arteri ke seluruh tubuh dengan tekanan tertentu.

Gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal. Di negara berkembang seperti Indonesia, sebagian besar kasus gagal jantung disebabkan oleh penyakit arteri koroner dan hipertensi. Penyebab gagal jantung yang lain adalah gangguan irama jantung, gangguan otot jantung atau kardiomiopati hipertrofik, kerusakan pada katup jantung, kelenjar tiroid yang terlalu aktif (Hipertiroidisme), anemia atau kekurangan sel darah merah, radang otot jantung atau miokarditis, cacat jantung sejak lahir dan diabetes. Pada beberapa kondisi dokter mengalami kesulitan untuk menentukan penyebab dari gagal jantung, terutama pada keadaan yang terjadi bersamaan.

  • Gagal Jantung

Gagal jantung biasanya dikaitkan dengan adanya kelainan pada perikardium, miokardium endokardium atau pembuluh darah besar dengan sebagian besar penderita akibat adanya impairment pada miokard ventrikel kiri. Gagal jantung lebih sering akibat akibat defek pada kontraksi miokard atau abnormalitas dari otot jantung seperti kardiomiopati. Tidak berfungsinya miokard menyebabkan kegagalan sirkulasi untuk mensuplai kebutuhan metabolisme jaringan. Gagal jantung akan ditandai dengan manifestasi klinik berupa kongesti sirkulasi, sesak, fatigue dan kelemahan.

  • Gagal Jantung Kongestif

Perbedaan Gagal jantung dengan gagal jantung kongestif, pada ventrikel kiri penderita gagal jantung kongestif ternyata masih banyak darah yang tidak terpompa keluar. Sedangkan darah terus mengalir ke jantung. Sehingga terjadi peningkatan di atrium dan pembuluh darah didekatnya. Akibatnya darah yang menuju jantung tertahan dan terjadi penumpukan cairan di paru-paru, organ perut dan kaki. Hal tersebut juga menyebabkan fungsi ginjal terganggu.


Perbedaan gagal jantung dan gagal jantung kongestif, bahwa pada gagal jantung yang dialami bukan gagal ventrikal kiri, namun juga gagal relaksasi (dilatasi) dari ventrikel kiri. Akibatnya terjadi penumpukan darah dan dan cairan. Selain itu tanda yang biasanya akan terlihat pada penderita gagal jantung kongestif (CHF) adalah letak aspek jantung yang terletak lebih lateral akibat pembesaran dari jantung, adanya gallop rhytm.

Manifestasi CHF biasanya tidak hanya disebabkan karena ketidakmampuan jantung mensuplai oksigen yang adekuat ke jaringan perierm tetapi juga tergantung pada respon sistemik dalam mengkompensasi ketidakkuatan suplai oksigen ke jaringan. Penderita dengan riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, dan juga penyakit arteri koroner dapat meningkatkan resiko terkena gagal jantung kongestif (CHF). Diagnoas CHF dapat diperkuat dengan kriteria Framingham.

Pada gagal jantung kongestif (CHF) tes terhadap fungsi hati (bilirubin), AST, dan LDH) akan tergambar abnormal karena kongesti hati. Pada penderita gagal jantung kongestif kasus berat akan dianjurkan untuk pembatasan asupan garam, konsumsi alkohol, serta pembatasan asupan cairan.

  • Klasifikasi Gagal Jantung

Beberapa sistem klasifikasi gagal jantung juga telah dibuat agar pengenalan dan penanganan gagal jantung lebih mudah. Salah satunya misalnya pembagian klasifikasi berdasarkan pembagian stage menurut American Hearth Association.

Stage A : memiliki resiko tinggi terkena CHF tapi belum ditemukan adanya kelainan struktural pada jantung.

Stage B : sudah terlihat kelainan struktural jantung, tapi belum menimbulkan gejala.

Stage C : adanya kelainan jantung dan sudah muncul manifestasi gejala awal, masih dapat di terapi dengan pengobatan standar.

Stage D : penderita dengan gejala akhir jantung dan sulit di terapi dengan pengobatan standar.

Gejala jantung merupakan penyakit kronis yang bisa saja terjadi secara tiba- tiba. Orang dengan gagal jantung kongestif bahkan tidak menduga jika memiliki masalah jantung. Untuk itu pentingnya mengetahui penyebab gagal jantung kongestif untuk mencegahnya sedini mungkin.

Keefektifan pengobatan dari gagal jantung bukan hanya tugas dokter. Namun, kerjasama dari pasien dan memiliki pola hidup sehat juga sangat penting. Jika anda mencurigai adanya gejala gagal jantung, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Sponsors Link
, , , , , , ,