Sponsors Link

15 Penyebab Aritmia Jantung dan Jenisnya

Sponsors Link

Jantung merupakan salah satu organ paling penting dalam tubuh kita. Jantung memompa darah ke seluruh tubuh, darah yang berisi oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh sel untuk hidup. Jantung berdetak 60-100 kali per menit, ini berarti dalam 1 hari jantung mampu berdetak dari 86.400 sampai 144.000 kali. Jantung terus memompa darah demi keberlangsungan hidup sel dan individu.

ads

Baca juga:

Ritme jantung dipengaruhi oleh elektrisitas jantung. Jantung menggunakan kontraksi otot untuk memompa darah yang diakibatkan oleh aktivitas listrik pada jantung. Pada jantung normal, impuls listik dimulai oleh nodus sinoatrial yang berada di ruangan kanan atas jantung. Nodus sinoatrial merupakan pacemaker alami jantung. Aktivitas listik akan menyebar ke atrium jantung yang menyebabkan kontraksi dan memompa darah ke ventrikel jantung.

Sinyal listrik lalu berjalan ke nodus atrioventrikular yang berada di antara atrium dan ventrikel jantung, nodus atrioventrikular menunda sinyal untuk memberi waktu ventrikel terisi darah. Setelah ventrikel penuh, sinyal listrik berjalan cepat ke berkas His yang terbagi menjadi kanan dan kiri yang akan memberi impuls pada ventrikel kiri dan kanan. Ketika aktivitas listrik keluar, maka ventrikel akan berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh.

Jenis-jenis Aritmia

Aritmia jantung merupakan abnormalitas yang terjadi pada timing atau pola denyut jantung. Aritmia memungkinkan jantung untuk berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau ritme irreguler yang membuat terasa jantung berhenti berdetak lalu berdetak kembali. Berikut ialah jenis-jenis aritmia:

1. Takikardia di Atrium

Sederhananya peningkatan denyut jantung yang asalnya dari atrium. Berikut ialah takikardia yang berasal dari atrium:

  • Atrial fibrillation: Merupakan kondisi denyut jantung sangat cepat disebabkan oleh impuls elektrik yang kacau di atrium. Menyebabkan sinyal yang cepat, tidak terkoordinasi, kontraksi lemah atrium. Atrial fibrillation mampu menyebabkan komplikasi serius seperti stroke.
  • Atrial flutter: Atrial flutter sama seperti atrial fibrillation namun lebih terorganisir dan lebih ritmik. Mampu menyebabkan komplikasi serius seperti stroke juga.
  • Supraventricular tachycardia (SVT): Merupakan terminologi luas untuk setiap aritmia yang terjadi di atas ventrikel atau di atas nodus atrioventrikular.
  • Wolff-Parkinson-White syndrome: Tipe SVT yang memiliki jalur elektrik ekstra antara atrium dan ventrikel yang ada sejak lahir. Hal ini menyebabkan terbentuknya sirkuit kecil yang mempercepat denyut jantung.

Baca juga: Makanan untuk Penderita Aritmia Jantung.

2. Takikardia di Ventrikel

Peningkatan denyut jantung yang berasal atau terjadi di ventrikel jantung, terdiri dari:

  • Ventricular tachycardia: Kondisi dimana denyut jantung yang cepat dan reguler yang berasal dari sinyal listrik abnormal di ventrikel. Hal ini membuat ventrikel tidak terisi dan kontraksi yang dilakukan untuk memompa darah kurang efisien. Sering merupakan kondisi gawat darurat. Jika tidak ditangani mampu memburuk menjadi ventricular fibrillation.
  • Ventricular fibrillation: Terjadi ketika cepat, impuls elekrik yang kacau menyebabkan ventrikel bergetar secara tidak efektif dibandingkan memompa darah ke seluruh tubuh. Merupakan kondisi mematikan jika ritme tidak dikembalikan ke ritme normal dalam hitungan menit. Kebanyakan orang memiliki penyakit jantung yang mendasari atau trauma yang serius seperti tersambar petir.
  • Long QT Syndrome: Gangguan jantung dimana membawa resiko peningkatan denyut jantung cepat dan sangat kacau. Denyut cepat ini disebabkan oleh perubahan dalam sistem elektrik jantung yang bisa membuat pingsan dan merupakan kondisi mengancam nyawa. Dalam beberapa kasus ritme jantung sangat cepat yang dapat menyebabkan kematian mendadak

Baca juga: Cara Mengatasi Jantung Berdebar-debar.

3. Bradikardia

Merupakan kondisi denyut jantung sangat pelan atau dibawah 60 kali per menit. Beberapa kondisi membuat bradikardi seperti tidur, mengkonsumsi obat yang menurunkan denyut jantung. Namun apabila jantung tidak memompa darah dengan baik, maka mungkin bradikardinya ialah salah satu antara berikut ini:

  • Sick sinus syndrome: Jika nodus sinoatrial yang  merupakan pacemaker alami tidak mengirim sinyal secara baik maka mampu menyebabkan bradikardia. Sick sinus syndrome juga bisa terjadi karena jaringan parut sekitar nodus yang menyebabkan gangguan sinyal.
  • Conduction block: Hambatan pada jalur elektrik jantung yang terjadi dekat nodus atrioventrikular.

Baca juga: Cara Mengobati Aritmia Jantung.


Penyebab Aritmia

Terdapat banyak sekali hal-hal mampu menyebabkan aritmia. Berikut ialah penyebab aritmia jantung:

1. Ketidakseimbangan Elektrolit

Beberapa elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium, dan kalsium terlibat dalam kontraksi dan relaksasi jantung. Konduksi impuls saraf jantung dimulai saat kanal ion kalsium terbuka. Saat kanal terbuka, kalium keluar dari sel dan natrium masuk ke dalam sel secara cepat dan menyebabkan jantung kontraksi. Hampir sama cepatnya, ion magnesium memicu kalium untuk kembali ke dalam sel yang akan mendorong natrium keluar sel dan menyebabkan jantung menjadi relaksasi.

Ketidakseimbangan kalium merupakan penyebab aritmia jantung paling sering yang berhubungan dengan elektrolit paling sering. Kalium yang memainkan peran penting bada konduksi saraf dan kemampuan jantung untuk mengirimkan impuls listrik. Kadar kalium darah rendah mampu menyebabkan aritmia yang relatif stabil sedangkan kadar kalium tinggi bisa menyebabkan secara cepat pada aritmia yang letal atau mematikan.

Natrium, magnesium dan kalsium yang tidak seimbang juga bisa menyebabkan jantung aritmia namun menurut penelitian aritmia akan terjadi ketika kadar natrium, magnesium, dan kalsium sangat rendah atau tinggi dalam kondisi ekstrim yang pada umumnya tidak mampu membuat manusia berfungsi yang menyebabkan kematian.

Kadar normal serum kalium ialah 3,5-5,0 mEq/L. Kadar normal serum natrium ialah 135-145 mEq/L. Kadar normal serum kalsium ialah 8,4-10,2 mEq/L. Kadar normal serum magnesium ialah 1,5-2,0 mEq/L. Kadar tersebut berbeda tergantung laboratorium.

Baca juga: Aritmia Jantung pada Anak.

2. Jaringan Parut Jantung dari Serangan Jantung

Pada serangan jantung mayor, seseorang diestimasikan kehilangan 1 milyar sel jantung yang menghasilkan jaringan parut permanen pada jantung. Kehilangan elastisitas sel juga terjadi sebagai bagian dari penuaan. Jaringan parut mengakibatkan beberapa masalah fungsional untuk jantung, berikut proses yang dihasilkan oleh jaringan parut yang menyulitkan jantung:

  • Ketika jaringan mati, jaringan parut akan mengisi celah yang ditinggalkan. Mulanya jaringan parut merupakan bagian bermanfaat dari proses penyembuhan
  • Lalu, kumpulan kolagen menggantikan sel sehat yang memiliki lebih banyak serabut elastik. Proses ini dikenal sebagai fibrosis, membuat jaringan menjadi lebih kaku dan dengan penyakit paru fibrosis membuat sulit bernafas.
  • Jaringan parut yang menggantikan sel jantung yang mati tidak bisa berkontribusi untuk kekuatan kontraktil dari jantung, membuat jantung sulit berdetak.
  • Sepanjang berjalannya waktu, kehilangan elastisitas memiliki konsekuensi yang menghancurkan untuk fungsi jantung dan kesehatan pasien

Selanjutnya, penelitian menemukan bahwa dalam jangka panjang terdapat beberapa hal yang terjadi, berikut ialah hal yang ditemukan:

  • Sel yang membentuk jaringan parut berkontribusi pada klasifikasi jaringan parut
  • Jaringan parut ini bisa berkontribusi pada disfungsi jantung seperti gangguan sistem konduksi dan blok jantung yang mengakibatkan terjadinya aritmia pada jantung

Baca juga: Olahraga untuk Aritmia Jantung.

3. Perubahan Struktur Jantung

Perubahan struktur jantung sangat bisa sekali menyebabkan aritmia, sebagai contoh ialah kardiomiopati. Kardiomiopati merupakan penyakit otot jantung. Pada kardiomiopati, otot jantung membesar, menebal atau kaku. Pada kasus langka jaringan otot digantikan oleh jaringan parut. Ketika kardiomiopati menjadi lebih parah, jantung menjadi lebih lemah. Ini mengakibatkan jantung memompa darah lebih sedikit ke seluruh tubuh dan lebih sulit menjaga ritme elektrik jantung. Akibatnya bisa terjadi gagal jantung atau aritmia.


4. Coronary Artery Disease

Coronary artery disease menghasilkan iskemi atapun infark yang mengakibatkan sel jantung kekurangan oksigen. Hal ini menyebabkan mereka depolarisasi yang menyebabkan berubahnya formasi impuls dan/atau berubahnya kondusi impuls. Perubahan konduksi impuls mampu menyebabkan aritmia pada jantung.

Baca juga: Penyakit Jantung Tersumbat.

5. Tekanan Darah Tinggi

Pada hipertensi, beberapa mekanisme menurunkan stabilitas elektrik myokardium dan mempercepat ventricular arrhythmia. Pada tahap awal hipertensi, perubahan elektrofisiologi seperti durasi depolarisasi yang memanjang umumnya terjadi karena perubahan penanganan kalsium dan pertukaran natrium dan kalsium. Kehilangan connexin dan pelambatan konduksi tidak terjadi pada tahap awal.

Hipertensi menurunkan variabilitas denyut jantung dan mengurangi sensitivitas baroreflex. Apoptosis kardiomiosit terjadi pada tahap akhir hipertensi dan semakin memburuknya sifat elekrik myokardium. Kurangnya aliran darah balik mampu menyebabkan iskemi ketika aktivitas fisik atau bradikardia. Meningkatkan aktivitas simpatetik jantung akan meningkatkan resiko aritmia dengan meningkatkan jumlah prematur denyut ventrikular.

Baca juga: Penyebab Jantung Anak Berdetak Kencang.

6. Hipertiroid

Hipertiroid merupakan salah satu penyebab aritmia jantung karena kelebihan hormon tiroid mampu meningkatkan denyut jantung dan curah jantung, yang menambah ketegangan pada jantung. Kelebihan hormon tiroid mampu mengganggu impuls alami jantung yang bisa mengacaukan ritme jantung. Hipertiroid sering mengakibatkan atrial fibrilasi, salah satu tipe aritmia jantung. Hipertiroid diasosiasikan dengan pemendekan durasi potensial aksi yang menghasilkan substrat untuk atrial fibrilasi.

Baca juga: Penyakit Jantung Tiroid.

7. Hipotiroid

Hipotiroid mampu menyebabkan jantung berdetak terlalu pelan atau irreguler, berdebar-debar dengan kehilangan atau tambahan detak. Sebagai konsekuensi bradikardia berkembang, bentuk aritmia membuat organ dan jaringan tanpa oksigen dan nutrisi yang cukup. Bradikardia parah bisa menghasilkan henti jantung.

Selain itu hipotiroid juga menyebabkan tekanan darah berubah. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi akan berkembang dengan konsekuensi pembentukan atherosclerosis, resiko serangan jantung dan stroke. Di sisi lain, hipotiroid meningkatkan kadar kolesterol dan klasifikasi yang membentuk plek yang akan membuat pembuluh darah menjadi keras yang juga meningkatkan serangan jantung, gagal jantung dan atherosclerosis yang bisa meningkatkan kejadian aritmia.

Baca juga: Tes Jantung Paling Akurat.

8. Rokok

Rokok menjadi salah satu penyebab aritmia jantung. Rokok sendiri merupakan faktor resiko dari penyakit jantung lainnya. Rokok memiliki pada sistem kardiovaskular mulai dari disfungsi endotel, peningkatan thrombosis, peningkatan atherosclerosis, kerusakan pembuluh darah arteri koroner, spasme arteri koroner, gagal jantung dan aritmia. Rokok menyebabkan disfungsi endotel melalui penurunan kadar NO dan kerusakan endotel. Radikal oksigen dilepaskan oleh rokok dan meningkatkan atherosclerosis.

Rokok juga meningkatkan kadar faktor pro-thrombotic seperti faktor jaringan dan faktor von Willebrand. Rokok juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kejadian disfungsi ventrikular kiri dan meningkatkan kejadian aritmia yaitu ventricular takikardia ketika terjadi disfungsi ventrikular kiri. Selain itu orang dengan penyakit paru obstuktif kronis (PPOK) memiliki kadar karbon monoksida yang menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) yang meningkatkan kejadian aritmia ventrikular.

Baca juga: Kebiasaan yang Merusak Jantung.

9. Alkohol

Alkohol dalam jangka panjang bisa menyebabkan kardiomiopati alkoholik. Hal ini sama seperti poin kedua, miopati bisa menyebabkan aritmia. Dalam jangka pendek terdapat terminologi “holiday heart syndrome” yaitu suatu keadaan dimana terjadi gangguan konduksi dan/atau ritme jantung akut umumnya supraventrikular takikardia (SVT). Umumnya akan mereda ketika tidak mengkonsumsi alkohol. Dari sini dapat disimpulkan, alkohol mampu menyebabkan aritmia jantung jangka panjang maupun jangka pendek.

Baca juga: Bahaya Alkohol bagi Jantung.

10. Drug Abuse

Terdapat beberapa obat-obatan terlarang yang apabila penggunaannya sangat tidak terkontrol mampu menyebabkan aritmia. Sebagai contoh, penggunaan opium jangka pendek mampu membuat terasa berdebar-debar dan aritmia. Penggunaan jangka panjang mampu menyebabkan penurunan denyut jantung secara permanen.

11. Stress

Stress merupakan salah satu penyebab aritmia jantung. Stress mempengaruhi keseimbangan saraf autonom yang merupakan pemicu mayor untuk ventrikular takiaritmia. Selain itu juga terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis mampu meningkatkan instabilitas proaritmia repolarisasi yang bisa menyebabkan ventrikular aritmia spontan.

12. Obat-obatan

Terdapat beberapa obat-obatan yang mampu menyebabkan aritmia. Sebagai contoh obat anti alergi seperti diphenhydramine, obat flu seperti pseudoephedrine, obat asma seperti theophylline, obat anti malaria chloroquine, bahkan beberapa obat anti aritmia pun bisa memperparah keadaan aritmia seperti propanolol, amiodaron, digoxin. Oleh karena itu dalam penggunaan obat, terutama yang bisa dibeli dengan mudah dibaca efek samping yang mungkin terjadi untuk mencegah atau menghindari hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Obat Jantung di Apotik.

13. Diabetes

Diabetes mampu menyebabkan kardiomiopati diabetika. Hal ini mampu menyebabkan aritmia. Selain itu kondisi hipoglikemi parah ketika mengontrol kadar gula darah diasosiasikan dengan kejadian aritmia. Hal ini diperkirakan menjadi penyebab kematian di tempat tidur, karena malam hari merupakan saat dimana kadar gula darah menjadi sangat rendah yang diasosiasikan dengan aritmia.

14. Tidur Apnea

Tidur apnea merupakan gangguan tidur umum dimana terdapat episode jeda dari bernafas ketika tidur. Jeda yang terjadi bisa beberapa detik sampai beberapa menit. Bisa terjadi 30 kali atau lebih dalam sejam. Umumnya setelah itu bernafas kembali normal, kadang diikuti dengan dengkuran yang kuat.

Terdapat banyak penelitian yang mengatakan tidur apnea berhubungan dengan aritmia terutama atrial fibrilasi dan sick sinus sindrom. Dipercaya orang yang mengalami tidur apnea cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Selain itu tidur apnea mampu memicu keadaan kurang oksigen, perubahan kadar karbon dioksida, efek langsung pada jantung karena perubahan tekanan, dan peningkatan kadar marker inflamasi yang meningkatkan resiko aritmia.

Baca: Brugada SyndromBahaya Begadang bagi Jantung.

15. Genetik

Terdapat beberapa kondisi genetik yang mampu menyebabkan aritmia seperti congenital abnormality of heart’s electrical system dimana seseorang mengalami abnormal serabut otot yang menghubungkan ruangan atas dan bawah jantung. Kehadiran serabut ekstra ini bisa mengarah ke paroxysmal supraventricular tachycardia (PSVT) di kemudian hari.

Selain itu juga ada kondisi genetik seperti arrhythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD) yang dimana kondisi seseorang mendapatkan jantung normal ketika lahir, namun seiringnya waktu otot jantung digantikan oleh lemah dan jaringan parut yang menyebabkan aritmia.

Baca juga: Kelainan Jantung BawaanJenis Penyakit Jantung Bawaan.

Demikian informasi mengenai penyebab aritmia jantung yang perlu Anda waspadai dan wajib dihindari. Kesehatan setiap organ tubuh sangat penting, dan jantung merupakan organ yang paling vital. Maka dari itu jagalah gaya hidup Anda menjadi lebih sehat, agar terhindar dari berbagai penyakit.

Sponsors Link
, , , ,