Sponsors Link

Pembuluh Darah Jantung Pecah : Penyebab – Pengobatan – Pencegahan

Sponsors Link

Pembuluh darah jantung terbagi dalam beberapa macam. Fungsi jantung sebagai pemompa darah memungkinkan terdapat pembuluh darah yang masuk jantung, keluar jantung dan pembuluh darah yang menyokong kehidupan sel otot jantung untuk memompa darah dengan memberikan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi.

ads

Pembuluh darah jantung pecah sebenarnya jarang terjadi tetapi jika terjadi dapat sangat mematikan. Pembuluh darah jantung yang sering pecah adalah pembuluh darah aorta thorakalis. Pembuluh darah ini adalah pembuluh darah besar yang mengantarkan darah kaya oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh. Jika pembuluh darah ini pecah dapat dibayangkan akibatnya bagi tubuh manusia, yaitu tubuh akan seketika kekurangan darah, oksigen dan nutrisi serta berakibat kematian dalam waktu yang cepat. Pecahnya pembuluh darah jantung ini dikenal sebagai ruptur aorta thorakalis.

Penyebab ruptur aorta thorakalis :

1. Adanya aneurisma aorta thorakalis

Aneurisma adalah semacam kantung pada dinding pembuluh darah yang berisi darah. Aneurisma dapat terbentuk karena lemahnya dinding pembuluh darah jantung. Darah dapat menjadi semakin banyak, menyebabkan aneurisma semakin membesar dan melemahkan otot pembuluh darah jantung. Pada keadaan dimana denyut jantung meningkat dan tekanan darah tinggi, seperti saat berolahraga, dinding pembuluh darah dapat seketika pecah dan mengakibatkan kematian.

2. Diseksi aorta

Dinding pembuluh darah jantung terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terdalam yang berdekatan dengan aliran darah jantung adalah lapisan tunika intima. Di bagian tengah adalah lapisan tunika media dan lapisan paling luar adalah tunika adventisia. Diseksi aorta adalah suatu keadaan dimana lapisan terdalam dari pembuluh darah di aorta jantung yaitu lapisan tunika intima mengalami robekan, menyebabkan darah merembes masuk ke dinding pembuluh darah jantung atau ke lapisan tunika media.

Karena tekanan darah dari jantung memompa darah ke seluruh tubuh melewati aorta, diseksi dapat semakin membesar, membuat saluran darah palsu dan menekan aliran darah yang sebenarnya dari jantung menuju ke organ tubuh lain. Pada kondisi yang lebih berat diseksi dapat membesar dan merobek dinding aorta sehingga pembuluh darah pecah dan berakibat fatal.

3. Hipertensi

Tingginya tekanan darah dalam tubuh yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan lemahnya pembuluh darah jantung dan mudah mengalami robekan pada dindingnya.

4. Aterosklerosis

Aterosklerosis atau penebalan pembuluh darah di jantung dapat menyebabkan penyempitan aliran darah. Penebalan ini disebabkan adanya plak atau timbunan lemak atau kolesterol di dinding pembuluh darah. Ini menyebabkan aliran darah menyempit dan membutuhkan tekanan yang besar untuk dapat mengalirkan darah ke bagian tubuh yang membutuhkan sehingga terjadilah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Plak ini juga dapat melemahkan dinding pembuluh darah dapat memicu pecahnya pembuluh darah jantung.

5. Kelainan pembuluh darah bawaan

Kelainan pembuluh darah ini menyebabkan pembuluh darah rentan untuk pecah. Hal ini bisa terjadi pada penderita penyakit jantung bawaan atau pada penderita kelainan genetik seperti sindroma Turner atau sindroma Marfan.

6. Trauma

Pukulan benda tajam atau tumpul pada dinding dada terutama sebelah kiri dapat menyebabkan luka pada pembuluh darah aorta dan pembuluh darah dapat pecah seketika.

7. Genetik

Kelainan genetik seperti Sindroma Turner dan Sindroma Marfan sering disertai abormalitas struktur pembuluh darah besar dan jantung. Abnormalitas dapat berupa struktur katup pembuluh darah aorta dalam jumlah tidak normal. kadar lemak darah tinggi karena gangguan metabolisme lemak tubuh dan tekanan darah tinggi.

Gejala yang dialami penderita sering mirip dengan penderita penyakit jantung koroner. Antara lain adalah :

  • Nyeri dada: Nyeri digambarkan sebagai nyeri yang seketika muncul dengan intensitas nyeri berat. Nyeri terlokalisir pada dada kiri dan terkadang jika rembesan darah atau robekan terjadi pada aorta yang mengarah ke bawah tubuh dapat timbul rasa nyeri seperti ditusuk di antara kedua tulang selangka atau di punggung belakang.
  • Sesak napas: Gejala yang berikutnya timbul adalah akibat kekurangan aliran darah ke organ-organ tubuh yang membutuhkan sehingga timbul sesak napas.
  • Pingsan: Akibat asupan oksigen dan nutrisi dalam darah mengalami gangguan penderita sering kehilangan kesadaran.  Hal ini disebabkan  karena asupan darah ke otak mengalami gangguan.
  • Jantung berdebar: Jantung berdebar karena terdeteksi adanya kebocoran pada aliran darah sehingga jantung berusaha memompa darah dengan lebih cepat untuk mencukupi asupan darah. Selain itu efek nyeri tajam yang timbul juga dapat mengaktifkan sistem saraf dan meningkatkan denyut jantung.

Penegakan diagnosis oleh dokter melalui :

1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap

Gejala mirip dengan sindroma koroner akut tetapi terdapat perbedaan rasa nyeri yang timbul. Pada sindrom koroner akut nyeri seperti ditekan benda berat atau dada seperti diremas tetapi nyeri tidak dapat ditunjuk dan dilokalisir. Pada penderita ruptur aorta nyeri berat, tajam seperti diiris pisau pada dada sebelah kiri atau dapat juga pada punggung belakang tergantung pada lokasi ruptur aorta. Dokter akan memeriksa tekanan darah, denyut jantung, frekuensi napas dan memeriksa kestabilan fisik penderita.

2. Ultrasound atau Ekhokardiografi

Pemeriksaan USG jantung dapat segera mendeteksi pecahnya pembuluh darah jantung. Pemeriksaan mudah, dapat dilakukan di ruang gawat darurat dan tidak invasif.

4. CT Scan

Dapat memberikan diagnosis pasti letak pembuluh darah yang pecah. Gambar yang dihasilkan akurat, tetapi pemeriksaan membutuhkan waktu yang lama dan sering tidak dapat dilakukan pada kondisi pasien yang tidak stabil.

5. MRI

Memberikan gambaran kondisi jantung dan jaringan lunak lebih baik dari CT Scan. Hanya saja lebih mahal dan tidak dapat dilakukan dengan cepat pada penderita yang tidak stabil.

Pengobatan ruptur adalah dengan :

1. Stabilisasi pasien

Ketika penderita mengalami keluhan yang dicurigai mengarah pada pecahnya pembuluh darah jantung, penderita akan dengan segera mengalami kehilangan kesadaran. Sehingga diperlukan stabilisasi sebelum dapat dilakukan tindakan operasi. Stabilisasi meliputi mengamankan jalan napas, memberikan bantuan oksigen, memantau denyut nadi dan tekanan darah serta memasang jalur infus untuk pemberian obat-obatan. Pemberian obat-obatan golongan beta blocker dapat diberikan untuk meringankan kerja jantung dan mengurangi jantung berdebar.


2. Tindakan operasi segera

Tindakan operasi adalah dengan perbaikan robekan pada tunika intima, penjahitan pada bagian ruang pembuluh darah palsu atau jika dibutuhkan melakukan penggantian aorta dengan aorta sintetis atau tindakan TEVAR (Thoracic Endovascular Aortic Repair). Tindakan pembedahan ini membutuhkan tenaga dokter spesialis bedah jantung yang berpengalaman sehingga penderita harus segera dirujuk ke pelayanan tersier yang memiliki dokter spesialis kardiovaskular dan bedah toraks kardiovaskular berpengalaman. Jika tidak segera ditangani penderita dapat mengalami kondisi gagal jantung dan berakibat pada kematian.

Untuk mencegah terjadi pecahnya pembuluh darah jantung diperlukan untuk melakukan hal-hal di bawah ini :

1. Gaya hidup sehat

Berhenti merokok, hindari asupan makanan tinggi kolesterol seperti gorengan, jerohan dan junk food, hindari minuman yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah jantung dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi seperti kopi. Perbanyak konsumsi sayur dan buah serta rutin berolahraga ringan sebanyak 3 kali seminggu dengan durasi kurang lebih 30 menit.

2. Cegah hipertensi dan aterosklerosis

Jika anda adalah penderita tekanan darah tinggi atau aterosklerosis maka anda harus rutin mengontrol kondisi tekanan darah. Rutin minum obat yang diberikan dan hindari asupan makanan tinggi garam dan lemak

3. Rutin medical check up untuk melihat adakah kemungkinan aneurisma

Pemeriksaan fisik menyeluruh seperti medical check up diperlukan untuk mendeteksi secara dini apakah terdapat kelainan pembuluh darah yang terjadi. Pemeriksaan meliputi rekam jantung, ekokardiografi, rontgen dada dan CT Scan. Pemeriksaan medical check up setidaknya dilakukan satu tahun sekali.

Demikian penjelasan mengenai pembuluh darah jantung pecah dari penyebab hingga pengobatannya. Semoga bermanfaat dan jaga selalu jantung Anda.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Penyebab