Sponsors Link

Penyakit Jantung Bawaan: Jenis, Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

Sponsors Link

Penyakit jantung bawaan atau PJB, merupakan penyakit yang menyerang jantung, yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan pada proses pembentukan jantung semasa dalam kandungan. Penyakit jantung bawaan akan menyerang anak-anak dan bayi yang baru lahir. Biasanya gejala dari penyakit ini akan terlihat saat bayi masih berada dalam kandungan, tetapi pada beberapa kasus gejala baru akan terlihat ketika mereka berusia di bawah 5 tahun. Penyakit jantung bawaan sendiri diketahui membunuh anak di bawah umur satu tahun lebih banyak ketimbang penyakit lainnya.

ads

Penyakit jantung bawaan sebenarnya adalah penyakit yang terjadi karena adanya kelainan semasa awal pembentukan jantung saat masih janin, hal ini mengakibatkan adanya kelainan pada struktur jantung yang membuat kerja jantung akhirnya menjadi terganggu. Secara umum kelainan jantung bawaan disebabkan oleh kelainan genetik atau pun kromosom. Menurut penelitian 5 hingga 8 persen kasus yang terjadi disebabkan oleh kelainan kromosom. Ada 2 jenis penyakit jantung bawaan, yaitu penyakit jantung bawaan biru atau sianotik, dan penyakit jantung bawaan tidak biru atau asianotik.

Penyakit Jantung Bawaan Biru atau Sianotik

Kelainan jantung bawaan sianotik menyerang 25% anak-anak yang terserang penyakit jantung bawaan. Ciri-ciri khusus dari penyakit jantung bawaan jenis ini adalah munculnya warna biru pada daerah sekitar bibir, ujung kuku dan jari. Penyakit jantung bawaan biru sangat mudah untuk dikenali oleh orang tua. Warna biru yang muncul adalah akibat dari sel darah merah yang mengalir di dalam tubuh bayi mengandung sedikit oksigen. Hal ini dapat terjadi karena adanya percampuran darah kaya oksigen dengan darah miskin oksigen. Ada beberapa penyebab penyakit jantung biru ini terjadi, yaitu:

1. Bilik Jantung Bocor

Terjadinya kebocoran pada bilik jantung yang menyebabkan darah dari bilik kanan akan bercampur dengan darah di bilik kiri. Artinya darah miskin akan oksigen dari bilik kanan akan bercampur dengan darah kaya oksigen yang ada di bilik kiri. Terkadang hal ini juga terjadi karena adanya penyempitan pada arteri pulmonalis yang mengakibatkan tekanan pada bilik kanan jauh lebih tinggi dari bilik kiri, akhirnya mendorong darah untuk masuk ke dalam bilik kiri dari bilik kanan. Contohnya adalah Tetralogi of Fallot atau kelainan jantung Tetralogi Fallot, yaitu suatu kondisi dimana terjadi empat peristiw berikut ini:

  • Defek septum ventrikel, terdapatnya lubang pada sekat pemisah antara bilik kanan dan bilik kiri jantung. Lubang ini ada yang dapat menutup dengan sendirinya seiring waktu, namun ada pula yang membutuhkan penanganan khusus agar tidak semakin berbahaya.
  • Penebalan bilik kanan jantung atau hipertrofi, hal ini juga dapat meningkatkan tekanan pada bilik jantung. Biasanya terjadi karena gangguan otot jantung.
  • Stenosis pulmonal, yaitu kondisi dimana katup pulmonal atau katup yang memisahkan antara bilik kiri dengan pembuluh darah yang menuju paru-paru. Ketika katup ini tidak dapat membuka dan menutup dengan sempurna mengakibatkan darah yang masuk ke paru-paru menjadi berkurang.
  • Kondisi dimana aorta, yang seharusnya berada pada bilik kiri, justru berada diantara bilik kanan dan kiri jantung, sehingga fungsinya yang seharusnya mengalirkan darah kaya oksigen dari bilik kiri justru ikut menyalurkan darah miskin oksigen dari bilik kanan. Baca juga: Kebocoran Katup Aorta.

2. Kelainan Posisi Aorta dan Arteri Pulmonalis

Penyebab yang kedua terjadi karena adanya kelainan posisi aorta dan arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis yang harusnya keluar dari bilik kanan jantung dan berfungsi untuk mengalirkan darah ke paru-paru justru berada di bilik kiri. Sedangkan aorta yang seharusnya berada di bilik kiri dan berfungsi untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh justru berada di bilik kanan. Akibatnya darah miskin oksigen dari bilik kanan masuk ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh, sedangkan pembuluh arteri pulmonalis menyalurkan darah kaya akan oksigen dari bilik kiri ke paru- paru. Pada kasus ini anak akan semakin membiru dan jika tidak ditangani dengan tepat dan benar dapat menyebabkan kematian. Kasus seperti ini biasa disebut dengan Transposition of the Great Arteries (TGA). Baca juga: Aneurisma Aorta Jantung.

Penyakit Jantung Bawaan Tidak Biru atau Asianotik

Pada kasus ini tidak akan muncul warna kebiruan pada anak, hal ini disebabkan oleh kadar oksigen dalam darah tetap normal hanya saja jumlah pasukan darah yang disalurkan ke seluruh tubuh berkurang sementara pasokan darah ke paru-paru justru berlebih. Hampir 75 % kasus penyakit jantung bawaan yang terjadi adalah penyakit jantung bawaan tidak biru. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan timbulnya penyakit ini, yaitu karena danya kebocoran pada dinding sekat antara serambi kanan dan kiri jantung. Beberapa contoh penyakit yang berhubungan dengan kasus ini:

  • Defek Septum Atrium

Yaitu kondisi dimana lubang terbentuk pada sekat antara serambi kiri dan kanan jantung. Akibatnya darah dari kedua ruang dapat tercampur, membuat darah kaya akan oksigen dari serambi kiri jantung bercampur dengan darah miskin oksigen pada serambi kanan. Darah tersebut kemudian dikirim ke paru-paru, membuat paru-paru kelebihan darah dan membuat tekanannya bertambah. Kondisi ini jika dibiarkan terus menerus akan membuat jantung bagian kanan kelebihan beban, membesar dan akhirnya melemah. Baca juga: Ciri-Ciri Jantung Bocor pada Bayi.

  • Duktus Arteriosus Persisten

yaitu kondisi dimana duktus, yaitu suatu pembuluh yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonalis (biasanya duktus terbuka saat bayi dalam kandungan dan menutup saat lahir), tidak menutup dengan sempurna saat bayi lahir. Mengakibatkan darah dapat tercampur dan mengalir ke paru-paru, membuat paru-paru kelebihan beban. Kejadian ini banyak dialami oleh bayi yang lahir dengan prematur.

Penyebab Penyakit Jantung Bawaan

Meski pun hingga kini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan suatu faktor menjadi penyebab munculnya penyakit jantung pada anak-anak, namun meski masih bersifat dugaan, beberapa faktor dapat dikaitkan dengan munculnya penyakit jantung bawaan. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab munculnya penyakit jantung bawaan pada anak-anak, yaitu:


  1. Alkohol. Pada saat kehamilan seorang ibu yang menjadi pecandu alkohol dapat mengakibatkan bayi nya mengalami penyakit jantung bawaan ketika lahir. Begitu juga dengan seorang ibu yang kecanduan obat- obatan seperti narkoba, akan meningkatkan risiko anak yang dikandungnya mengalami penyakit jantung bawaan. Baca juga: Bahaya Alkohol bagi Jantung.
  2. Virus. Seorang ibu yang tengah hamil wajib untuk rutin memeriksakan kandungannya, karena bisa saja kandungannya mengalami infeksi yang membahayakan bayinya. Pada tri semester pertama biasanya menjadi periode rawan bagi ibu hamil. Virus seperti rubella salah satu yang sering menyerang ibu hamil pada tri semester pertama yang dapat mengakibatkan bayi dalam kandungannya mengalami penyakit jantung bawaan.
  3. Kelainan gen. Adanya kelainan pada gen atau kromosom dapat menjadi faktor yang memungkinkan terjadinya kasus bayi dengan penyakit jantung bawaan. Biasanya anak dengan kelainan gen atau kromosom akan mengalami beberapa kelainan seperti Down Sindrom.
  4. Keturunan. Faktor riwayat keluarga, terutama jika dalam riwayat terdapat anggota keluarga yang pernah memiliki penyakit jantung akan meningkatkan risiko seorang anak mengalami penyakit jantung bawaan.
  5. Obesitas. Ibu yang mengalami obesitas semasa kehamilan juga memiliki risiko yang tinggi untuk melahirkan anak dengan penyakit jantung bawaan.

Baca juga:

Gejala Penyakit Jantung Bawaan

Sebenarnya penyakit jantung bawaan pada bayi dapat diketahui semenjak bayi masih dalam kandungan. Apabila dokter dapat mendengar murmur atau bising jantung saat USG, wajib dijadikan tanda bagi orang tua untuk lebih waspada. Sementara itu gejala penyakit jantung bawaan dapat dilihat dari tanda-tanda berikut:

  1. Gangguan pernapasan. Bayi yang terlahir dengan penyakit jantung bawaan biasanya akan mengalami gangguan pada sistem pernapasannya, seperti kesulitan dalam bernapas atau justru bernapas dengan ritme yang lebih cepat.
  2. Kebiruan. Bayi biasanya mengalami kebiruan atau sianosis pada beberapa bagian tubuhnya, seperti kulit, jari, kaki, bibir, lidah, dan kuku. Warna kebiruan ini akan semakin tampak ketika bayi sedang dalam keadaan menangis.
  3. Kesulitan makan. Akan muncul tanda-tanda susah makan atau berkurangnya nafsu makan sang bayi. Dan ketika sedang makan akan muncul keringat yang berlebihan.
  4. Pingsan. Karena adanya kesulitan dalam bernapas hal itu mempengaruhi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh bayi. Kadar oksigen yang diperoleh sangat kecil dari jumlah normal, menyebabkannya menjadi sesak dan tak jarang pula mengalami pingsan.
  5. Bayi terlahir kecil. Bayi dengan cacat jantung bawaan biasanya terlahir dengan bobot tubuh yang kecil. Hal ini akan terus berlanjut sepanjang pertumbuhannya, mereka akan jauh lebih sulit untuk menambah berat badannya. Pengaruh berat badan ini juga berdampak pada pertumbuhannya yang menjadi lebih lambat dari normalnya.
  6. Sakit dada. Karena terjadi ketidaknormalan pada bagian jantung, maka bayi akan sering mengalami sakit pada bagian dada.

Penyakit jantung bawaan tidak hanya terjadi saat bayi baru dilahirkan. Terkadang bayi akan tumbuh seperti normalnya dan gejala baru akan muncul bertahun-tahun setelahnya. Beberapa gejala tersebut adalah:

  1. Gangguan irama jantung. Jantung akan berdetak dengan tidak normal. Dapat lebih lambat atau lebih cepat. Baca juga: Penyebab Jantung Anak Berdetak Kencang.
  2. Pusing. Kekurangan pasokan oksigen dapat menyebabkan pusing. Apabila pusing sering terjadi dan tanpa penyebab yang jelas patut diwaspadai. Baca juga: Penyebab Jantung Kekurangan Oksigen.
  3. Kelelahan. Seseorang yang mempunyai masalah dengan jantungnya akan jauh lebih cepat merasa lelah daripada lainnya meskipun tidak sedang melakukan aktivitas yang berat.
  4. Pembengkakan. Gangguan yang terjadi pada jantung akan mempengaruhi kinerja organ lainnya, tak sedikit pula organ lainnya akan berusaha dua kali lipat lebih keras untuk menutupi kekurangannya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kelebihan cairan pada beberapa organ dan menyebabkannya menjadi bengkak dan membesar.
  5. Kurang aktif. Anak- anak dengan penyakit jantung bawaan akan terlihat kurang bersemangat dan kurang aktif dari anak lain yang seumuran.

Pada beberapa kasus, seperti pada kasus penyakit jantung bawaan ringan, dapat sembuh seiring dengan waktu dan tidak memerlukan pertolongan atau penanganan apa pun. Beberapa kasus memerlukan penanganan yang tepat karena jika sampai terlambat dapat berbahaya.

Cara Mendiagnosis Penyakit Jantung Bawaan

Berikut ini beberapa jenis tes jantung paling akurat yang biasa direkomendasikan oleh dokter untuk mengetahui kondisi jantung bayi:

1. USG Kehamilan

Tes USG dilakukan selama masa kehamilan, yaitu sekitar usia kandungan memasuki umur 16 minggu hingga 20 minggu. Dokter akan melihat dan mendengarkan apakah terjadi murmur jantung atau tidak. Baca juga: Murmur Jantung pada AnakPenyebab Murmur Jantung.

2. Ekokardiografi

Tes ini dilakukan setelah bayi lahir. Cara ini dilakukan dengan menggunakan bantuan ultrasound untuk merekam aktivitas jantung dan untuk mendapatkan gambaran kondisi jantung secara jelas dan nyata. Sebuah sensor elektronik ditempatkan pada dada, kemudian dari sensor tersebut akan diterima dan diterjemahkan dalam bentuk gambar dua atau tiga dimensi. Cara ini juga dapat dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan pada organ lainnya. Baca juga: Echo Jantung BayiPemeriksaan Echo Jantung.

3. Elektrokardiogram

Tes ini juga dilakukan setelah bayi lahir. Dengan menggunakan sebuah elektroda yang tersambung pada sebuah komputer. Komputer akan merekam dan menerjemahkan gelombang aktivitas listrik jantung selama bayi beraktivitas, cara ini dilakukan untuk melihat kondisi detak jantung. Baca juga: Fungsi EKG Jantung.

4. MRI Dada

MRI scan jantung dilakukan dengan memasukkan tubuh bayi ke dalam sebuah alat yang besar. Dengan memanfaatkan energi medan magnet dan energi gelombang radio, alat tersebut akan memindai tubuh secara keseluruhan. Setelah pemindaian selesai, hasilnya akan diterjemahkan oleh komputer dalam bentuk foto digital untuk mengetahui struktur tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan x-ray ataupun CT scan jantung.

5. Pulse Oximeter

Tes denyut oximeter digunakan untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah. Dengan menggunakan sensor akan dapat terlihat tingkat saturasi oksigen dalam aliran darah di dalam arteri dan sifat penyerapan cahaya hemoglobin.

6. Kateterisasi Jantung

Tes yang satu ini dilakukan dengan cara memasukkan sejenis pipa lentur melalui pembuluh darah. Kateterisasi jantung biasa digunakan untuk memeriksa keadaan jantung secara keseluruhan. Metode satu ini selain digunakan sebagai cara untuk mendiagnosis suatu kelainan dapat juga dilakukan sebagai cara pengobatan.

7. Rontgen Dada

Rontgen dada atau rontgen toraks adalah suatu cara yang dilakukan dokter dengan melakukan penyinaran sinar x pada bagian dada. Tujuannya adalah untuk melihat kondisi beberapa organ seperti jantung, paru- paru, saluran pernapasan, pembuluh darah, dan nodus limfa, begitu juga dengan beberapa tulang seperti tulang rusuk, tulang dada, tulang payudara, tulang selangka, dan tulang belakang. Rontgen toraks dilakukan untuk mengetahui jika adanya pembesaran pada jantung atau pun paru-paru, sehingga dapat diketahui apakah terdapat cairan seperti darah atau cairan lain yang tidak diperlukan di dalam paru-paru atau jantung yang dapat menyebabkan kelainan, khususnya gagal jantung.

8. Transesophageal Echocardiography (TEE)

Tes TEE ini dilakukan dengan memasukkan sebuah alat transduser dengan ujungnya, sebuah endoskop panjang dan ramping yang disebut dengan penyelidik TEE melalui tenggorokan atau esophagus. Tes ini akan memberikan gambaran keadaan jantung dan dapat menunjukkan letak kelainannya. Baca juga: Cara Cek Kesehatan Jantung.

Pengobatan Medis Penyakit Jantung Bawaan

Jantung bawaan bukan hanya menyerang bayi saja, namun juga bisa terdeteksi saat sudah dewasa. Bila sudah dewasa tentu bisa dibantu dengan obat-obatan dari dokter. Namun bila masih bayi, prosedur pengobatannya harus lebih hati-hati dan tidak bisa diberi sembarangan obat jantung, mengingat fungsi organ dan daya tahannya yang masih lemah. Kemungkinan sembuh dari penyakit jantung bawaan memang kecil, tetapi dengan penanganan medis bisa memperpanjang waktu hidupnya.

Untuk kondisi tertentu, dokter mengambil tindakan operasi jantung untuk menangani penyakit jantung bawaan. Operasi dilakukan apabila tingkat kerusakan yang dialami jantung sudah tidak dapat diobati dengan menggunakan obat-obatan saja. Berikut beberapa jenis operasi jantung yang dapat dilakukan untuk mengobati penyakit jantung bawaan:

  • Kateterisasi Jantung

Cara kateterisasi jantung dilakukan dengan memasukkan semacam pipa lentur pada vena kaki kemudian mengulur nya hingga mencapai jantung. Cacat septum atrium dapat diobati dengan menggunakan alat seperti payung yang akan menghubungkan lubang pada sekat atrium. Selain itu kateterisasi jantung dapat juga digunakan untuk mengurangi penyempitan arteri dengan cara memperlebar pembuluh arteri sehingga aliran darah kembali menjadi normal. perlu diketahui bahwa prosedur kateterisasi jantung aman dan rendah risiko untuk dilakukan.

  • Operasi Jantung Terbuka

Prosedur operasi jantung terbuka tergolong operasi dengan tingkat risiko yang tinggi. Hal ini disebabkan karena prosedur operasi ini dilakukan dengan membuka bagian dada dan menghentikan detak jantung sementara dengan menggunakan sebuah mesin jantung paru-paru. Mesin jantung paru-paru akan berfungsi sebagai pengganti sistem pernapasan dan sirkulasi darah. Kemudian dokter akan memasukkan sebuah patch untuk menutup lubang pada jantung. Metode operasi jantung terbuka ini biasa dilakukan pada penderita ASD atau defek septum artrium dan juga VSD atau defek septum ventrikel.

  • Transplantasi Jantung

Prosedur transplantasi jantung atau operasi cangkok jantung adalah prosedur paling sulit dan berisiko dibandingkan dengan prosedur lainnya. Operasi transplantasi jantung merupakan metode terakhir yang dapat dilakukan. Prosedur operasi transplantasi jantung dilakukan dengan mencangkokkan jantung yang rusak dengan jantung baru yang masih sehat dan segar. Selama Prosedur operasi berlangsung dokter mempunyai dua pilihan yaitu mengangkat bagian jantung yang rusak atau membiarkan bagian tersebut untuk membantu jantung donor. Transplantasi jantung menjadi prosedur paling susah dikarenakan seseorang harus mendapatkan donor jantung yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien agar operasi dapat berlangsung dengan sempurna. Baca juga: Dampak Cangkok Jantung.

Pengobatan Tradisional Penyakit Jantung Bawaan

Pengobatan secara tradisional dapat dilakukan dengan pemilihan makanan yang tepat. Berikut beberapa makanan yang dapat dikonsumsi dan baik bagi anak maupun orang dewasa yang menderita penyakit jantung bawaan:

  1. Ikan. Ikan yang baik untuk di konsumsi adalah jenis ikan yang mengandung banyak omega 3, contohnya ikan salmon, ikan sarden, ikan Tuna, Ikan kod, ikan kembung, dan ikan teri. Tetapi jika tidak suka dengan ikan dapat diganti dengan kuning telur atau kacang kenari karena kedua bahan makanan itu juga mengandung omega 3 yang melimpah. Baca juga: Manfaat Omega-3 untuk Jantung.
  2. Kacang-kacangan. Jenis kacang-kacangan seperti kacang almond, kacang tanah, dan kacang kedelai baik untuk kesehatan jantung karena mengandung banyak protein nabati dan berguna untuk mengobati pembengkakan pada jantung.

Buah yang banyak mengandung vitamin C, contohnya pisang, apel, dan alpukat. Selain vitamin C, buah- buahan tersebut juga mengandung banyak vitamin E dan vitamin B1.

Baca juga: Makanan Penguat Jantung JaninMakanan untuk Anak Sakit Jantung.

Cara Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan

Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan dan diperhatikan oleh ibu hamil agar janin yang dikandungnya tidak menderita penyakit jantung bawaan:

  1. Pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan rutin saat kehamilan. Berguna untuk memantau kondisi janin.
  2. Lakukan skirning sebelum merencanakan kehamilan. Tetapi jika di Indonesia belum banyak diterapkan karena biayanya yang cukup mahal. Sebagai pengganti dapat dilakukan imunisasi MMR saat hamil untuk mencegah penyakit campak dan rubella.
  3. Hindari mengkonsumsi obat-obatan tertentu dan antibiotik. Utamakan keselamatan ibu dan janin sebelum mengkonsumsi suatu obat. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat.
  4. Hindari sinar x, seperti pada rontgen.
  5. Hindari asap rokok, bila ibu hamil seorang perokok, berhentilah untuk merokok.
  6. Hindari lingkungan dengan tingkat polusi yang tinggi.
  7. Kontrol kadar gula darah, terutama bagi ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas.

Demikian informasi mengenai penyakit jantung bawaan, mulai dari jenisnya, penyebab, gejala, pengobatan sampai pencegahannya. Semoga bermanfaat dan jaga selalu kesehatan jantung Anda sekeluarga.

Sponsors Link
, , , , , ,