Sponsors Link

12 Resiko Kateterisasi Jantung yang Perlu di Waspadai

Sponsors Link

Kateterisasi jantung adalah sebuah tindakan medis yang dibentuk atau dirancang untuk mengecek kondisi kesehatan jantung seseorang. Tindakan medis ini merupakan prosedur yang paling banyak dilakukan oleh tim dokter untuk memberikan evaluasi terhadap seseorang yang menderita rasa sakit pada bagian dada. Seperti yang kita ketahui, rasa nyeri di dada merupakan salah satu gejala yang dialami oleh seorang pengidap penyakit jantung. Ada beberapa kegunaan dari proses kateterisasi jantung ini, yaitu :

ads
  • Melakukan cek aliran darah dan oksigen pada bagian jantung.
  • Mengukur kekuatan otot jantung saat memompa darah ke tubuh.
  • Melihat kinerja katup jantung.
  • Mengobati serangan jantung.
  • Mengobati penyakit jantung koroner.
  • Dengan melakukan kateterisasi jantung, dokter dapat merencanakan pengobatan yang tepat untuk penyakit yang diderita.
  • Membantu mengoreksi cacat jantung dengan operasi kecil.
  • Mengambil sample dari otot jantung untuk mengetahui adanya infeksi jantung atau tumor.
  • Untuk mengecek penyakit jantung cacat bawaan pada anak-anak seperti asd pada anak.

Selama persiapan kateterisasi jantung terjadi, penderita akan tetap sadar dan mampu mengikuti instruksi dari dokter. Walaupu begitu, setiap pasien akan diberikan obat sedatif yang berguna untuk menangkan. Proses kateterisasi akan dimulai setelah dokter membersihkan dan menyukur bulu pada area yang akan dimasukkan tabung tipis dan fleksibel (kateter) dan menyuntikkan obat bius lokal agar pasien tidak merasakan sakit saat kateterisasi dilakukan.

Setelah proses pembersihan seelsai, dokter akan mulai dengan membuat lubang kecil di pembuluh darah yang segera disusul dengan memasang tabung pada lubang yang telah dibuat tersebut. Pemasangan tabung dilakukan untuk menjaga pembukaan mulut lubang. Setelahnya dokter akan memasukkan kawat yang berguna untuk menuntun dari lubang pembuluh darah tersebut ke ruang jantung pasien. Setelah kawat mencapai ruang jantung maka selang tipis yang fleksibel tadi (kateter) dimasukkan mengikuti arah dari kawat tersebut hingga ke jantung. Setelah selang berhasil mencapai ruang jantung, kawat penuntun dikeluarkan dan menyisakan kateter saja.

Selang (kateter) yang sudah di dalam akan menjadi alat untuk memasukkan zat kontras untuk dapat memonitor atau merekam kondisi jantung yang terlihat saat zat tersebut berjalan sepanjang pembuluh darah. Hasil rekaman yang muncul di monitor akan memudahkan dokter untuk melihat kondisi jantung pasien sehingga tim dokter akan mudah melakukan serangkaian tes, pengobatan, dan tindakan medis lainnya yang sesuai dengan kondisi jantung anda.

Setelah selesai melakukan kateterasi, pasien akan di bawa ke ruang pemulihan. Selama pemulihan tersebut, pasien diharuskan tidur secara telentang dengan kaki yang lurus dan tidak boleh beranjak dari tempat tidur. Dokter akan segera menutup rapat lubang bekas kateterisasi untuk menghentikan pendarahan.

Proses ini sebenarnya sangat bagus untuk mendeteksi penyakit yang diderita oleh pasien, namun ada sejumlah resiko yang dihadapi oleh pasien usai melakukan kateterasi :

  1. Stroke

Efek dari proses kateterisasi pertama yang terjadi pada penderit adalah stroke. Stroke sendiri adalah sebuah kondisi yang dialami oleh penderita ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau kurang dari yang seharusnya, kekurangan darah ke otak ini disebabkan oleh adanya penyumbatan atau pembuluh darah yang pecah. Tentu saja tanpa darah otak kita tidak akan mendapatkan oksigne yang cukup sehingga hal ini akan membuat sel-sel di sebagian organ ini akan mati dan tidak berfungsi. Jika hal ini terjadi akan membuat sebagian tubuh yang menjadi bagian kerja otak menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Seorang penderita yang mengalami rasa nyeri di dada dan akan mendapatkan pemeriksaan kateterisasi jantung akan mengalami rasa gelisah dan takut berlebihan saat sebelum melakukan tindakan. Sehingga sebaiknya tim medis memberikan obat penenang yang cukup bagi pasien untuk mengurangi resiko terkena stroke usai melakukan proses kateterisasi.

  1. Jaringan arteri robek

Resiko kateterisasi selanjutnya adalah pasien dapat mengalami jaringan arteri yang robek apabila tim medis tidak melakukan prosedur operasi yang benar. Ketika arteri robek maka akan berbahaya bagi tubuh, untuk itulah perlu proses kateterisasi perlu ditangani secara serius oleh tim medis yang memang memiliki pengalaman untuk kateterisasi. Selain itu juga perlu adanya perawatan pasca kateterisasi jantung yang diberitahukan kepada keluarga untuk proses penyembuhan usai operasi.

  1. Serangan jantung

Melakukan proses kateterisasi jantung pastinya akan membuat panik atau rasa takut bagi pasien. Kateterisasi jantung adalah proses untuk mengecek masalah yang terjadi pada organ jantung manusia. Hal ini tentu saja akan membuat resikonya berhubungan dengan serangan jantung. Kondisi pasien yang tenang menjadi sangat penting untuk melakukan kateterisasi. Jika pasien tidak ditenangkan maka resiko terkena serangan jantung saat proses operasi berlangsung akan lebih besar.

  1. Aritmia

Aritmia merupakan sebuah masalah detak atau irama jantung. Masalah terjadi jika irama jantung yang berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, dan atau tidak teratur. Aritmia yang paling umum terjadi adalah :

  • Bradikardia, yaitu ketika jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur dari biasanya.
  • Blok jantung, yaitu keadaan dimana jantung berdetak lebih lambat sehingga menyebabkan seseorang pingsan.
  • Takikardia supraventrikular, yaitu sebuah kondisi dimana jantung berdetak secara cepat dan tidak normal.
  • Fibrilasi atrium, merupakan sebuah kondisi jantung yang berdetak cepat bahkan ketika seseorang sedang beristirahat.
  • Fibrilasi ventrikel, yaitu sebuah kondisi dimana jenis artimia yang menyebabkan penderita bisa kehilangan kesadaran atau kematian mendadak karena detak jantungnya terlalu cepat dan tidak teratur.

Penderita yang memiliki aritmia tidak diperkenankan untuk melakukan kateterisasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kondisi yang semakin parah saat melakukan kateterisasi tersebut. kasus aritmia memang sangat jarang terjadi pada saat proses kateterisasi berjalan.

  1. Memar

Salah satu resiko dari proses kateterisasi yang tidak terlalu berbahaya adalah memar. Memar merupakan sebuah pendarahan kecil yang terjadi pada tubuh. Walaupun merupakan resiko yang kecil, namun resiko ini harus tetap diwaspadai.

  1. Pembuluh darah rusak

Resiko yang akan terjadi akibat kateterisasi jantung selanjutnya adalah rusaknya pembuluh darah. Hal ini merupakan salah satu resiko yang paling berat jika terjadi pada pasien. Seseorang yang memiliki pembuluh darah yang kecil maka akan dilarang untuk melakukan kateterisasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko rusaknya pembuluh darah. Pembuluh darah yang kecil akan membuat luka yang disebabkan oleh goresan alat kateter yang masuk ke dalam pembuluh darah.

  1. Kerusakan ginjal

Seseorang yang menderita penyakit ginjal atau gangguan ginjal serta memiliki kadar keratin yang cukup tinggi, tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi jantung. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko yang lebih parah pada organ ginjal. Kateterisasi yang dilakukan pada seseorang yang mempunyai gangguan ginjal akan membahayakan kesehatan ginjal dan membuat organ tersebut mengalami kerusakan yang lebih parah.

  1. Infeksi

Sebuah infeksi terjadi karena adanya virus atau bakteri yang mengontaminasi sebuah luka. Kateterisasi adalah sebuah proses yang membutuhkan pembukaan pada jaringan kulit dan tentunya akan menyebabkan sebuah luka jika proses itu dilakukan. Luka tersebut dapat dikontaminasi oleh bakteri ataupun virus jika luka dibiarkan terbuka terlalu lama. Hal ini tidak bisa disepelekan karena infeksi tersebut bisa membuat komplikasi terjadi pada tubuh seseorang.

  1. Pendarahan

Proses kateterisasi jantung akan selalu mengalami pendarahan jika dilakukan. Keadaan darah yang terjadi saat pendarahan karena kateterisasi sangat encer. Hal ini terjadi karena kadar vitamin K dalam darah yang sangat sedikit. Jika pasien dianjurkan untuk melakukan kateterisasi oleh dokter maka pasien tersebut akan disarankan untuk mengurangi mengkonsumsi pengencer dan dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak vitamin K selama 3 sampai 5 hari sebelum proses kateterisasi tersebut dilakukan. Hal ini akan membantu menghambat pendarahan yang terlalu banyak usai melakukan kateterisasi jantung.

  1. Pembengkakan di area operasi

Pembengkakan pada daerah operasi memang sering dan wajar terjadi pada saat pasien selesai melakukan kateterisasi jantung. Pasien yang selesai melakukan kateterisasi jantung akan merasakan nyeri di daerah bekas operasi tersebut. Walaupun terlihat sepele namun kondisi ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebagian kasus luka yang bengkak tersebut tidak bisa sembuh dan menyebabkan komplikasi yang membahayakan pasien. Itulah mengapa tim medis perlu perawatan yang lebih ketika usai melakukan kateterisasi jantung pada pasien.

Itulah 10 (sepuluh) resiko dari proses kateterisasi jantung yang dapat terjadi bagi pasien yang mengeluhkan kondisi nyeri dada dan mendapatkan saran untuk melakukan kateterisasi jantung oleh dokter. Namun, ada 2 (dua) tambahan lagi resiko dari proses kateterisasi jantung, yaitu :

  1. Luka dalam pada organ
  2. Luka di pembuluh darah

Itulah 12 (dua belas) total dari resiko yang dapat dialami oleh penderita penyakit jantung yang melakukan kateterisasi jantung. Terdapat beberapa perawatan yang dapat dilakukan usai melakukan kateterisasi jantung, yaitu :

  • Membatasi kegiatan selama satu hingga dua hari setelah operasi. Dianjurkan untuk berbaring ketika diperbolehkan beristirahat di rumah.
  • Tidak mengangkat beban berat minimal dua hari sesudah operasi.
  • Hindari melakukan posisi jongkok jika tusukan pasca operasi berada di daerah lipat paha.
  • Dilarang mengendarai kendaraan (motor atau mobil) pasca operasi.
  • Pastikan luka bekas operasi mongering dan bersih.
  • Perhatikan tanda-tanda infeksi yang mungkin saja muncul pada bekas luka operasi.
  • Minum air mineral minimal dua liter perhari selama beberapa waktu setelah tindakan.
  • Konsumsi obat dari tim medis dengan teratur sesuai dengan yang diberikan.

Proses penyembuhan pasca operasi kateterisasi sangat cepat dilakukan. Paling terpenting adalah pasien mengeringkan luka dan beristirahat dengan cukup selama dua hari pasca operasi. Setelah itu pasien sudah dapat kembali beraktifitas seperti biasa. Kateterisasi merupakan sebuah cara yang mudah dilakukan namun memiliki banyak resiko yang dapat membahayakan tubuh jika tidak ditangani dengan baik.

Sponsors Link
, ,



Oleh :
Kategori : Medis