Sponsors Link

Vasospasme Koroner: Gejala – Penyebab – Cara Mengatasinya

Sponsors Link

Vasospasme Koroner, atau Coronary Artery Vasospasm (CVS) adalah suatu gejala penyempitan pembuluh darah yang bersifat sementara atau reversible, yang terjadi pada pembuluh arteri koroner pada jantung. Keadaan ini berdampak pada suplai darah menuju jantung, dan dapat memicu berbagai gejala lainnya seperti iskemia miokard, atau kurangnya suplai darah pada otot jantung, dan angina varian. CVS juga berpotensi menyebabkan serangan jantung mendadak, dan menjadi satu diantara gejala yang seringkali terjadi pada kelainan jantung lainnya.

ads

Angina varian, atau angina prinzmetal memiliki gejala yang hampir sama dengan vasospasme koroner, yakni kejang dan penyempitan pada pembuluh darah menuju jantung. Manifestasi yang sama lainnya, yang timbul pada kedua penyakit jantung ini adalah nyeri dada yang dirasakan tidak disebabkan oleh aktivitas fisik yang terlalu berat, seperti angina pectoris. Nyeri justru dirasakan saat sedang beristirahat, dan umumnya terasa di saat pagi hari, saat bangun dari tidur.

Pada beberapa pasien, timbulnya nyeri dada diduga sebagai efek samping dari konsumsi alkohol karena terbukti, gejala nyeri ini muncul beberapa jam setelah penderita mengonsumsi sesuatu yang mengandung alkohol. Pasien juga sering mengalami kesalahan diagnosis, dan justru diduga menderita kelainan gastrointestinal atau sistem pencernaan, seperti ulkus peptikus (tukak lambung).

Penyebab Vasospasme Koroner

Vasospasme atau kejang pembuluh darah umumnya disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia penghantar impuls saraf pada sel saraf di sekitar pembuluh darah, yang kemudian senyawa tersebut justru menyebabkan pembuluh darah mengecil. Jantung pun memberi respon dari segi aktivitas, emosi, dan beberapa stimulus lainnya. Sinyal dari saraf simpatik pun akan mempengaruhi detak jantung untuk berpacu semakin cepat demi memenuhi kebutuhan oksigen di seluruh tubuh. Normalnya, sistem saraf parasimpatik akan bekerja secara antagonis untuk menekan jumlah darah yang mengalir apabila kebutuhan darah sudah terpenuhi, namun kejang yang terjadi pada pembuluh darah akan mempersulit mekanisme normalnya.

Ketidakseimbangan senyawa kimia dalam tubuh tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal. Umumnya terjadi saat baru saja bangun tidur, tubuh akan menyesuaikan seluruh sinyal untuk mulai melakukan metabolisme secara normal. Vasospasme juga dapat muncul akibat beberapa hal berikut:

  • Stress, kecemasan, atau depresi
  • Hiperventilasi, atau kondisi dimana tarikan nafas menjadi cepat namun pendek
  • Konsumsi berbagai jenis narkotika dan zat-zat lainnya

Pengurangan jumlah darah yang mengalir pada organ inilah yang kemudian akan menimbulkan rasa nyeri. Jaringan dan organ yang kekurangan oksigen di area sekitar dada, bahu, leher, dan lengan atas akan ikut merasakan nyeri.

Normalnya, vasospasme koroner adalah suatu kejadian yang bisa dialami siapapun, dan tidak berbahaya. Namun lain ceritanya apabila hal tersebut dialami oleh penderita kelainan jantung atau orang-orang lanjut usia yang keadaan jantungnya sudah melemah.

Gejala Vasospasme Koroner

CVS memiliki beberapa gejala yang serupa dengan angina varian, diantaranya adalah berikut:

  • Nyeri dada yang muncul pada saat beristirahat
  • Nyeri yang menjalar hingga ke daerah sekitar dada, seperti bahu, leher, dan lengan
  • Rasa sesak dan jantung sakit seperti ditekan
  • Lemas
  • Mual
  • Diaforesis, atau berkeringat secara berlebihan

Jika Anda sering mengalami gejala-gejala seperti diatas, segera hubungi dan konsultasikan dengan dokter.

Cara Mengatasi Vasospasme Koroner

Sama seperti penyakit-penyakit jantung lainnya, vasospasme koroner harus segera dicari penyebabnya dan cara mengatasinya. Vasospasme koroner mungkin terlihat sama seperti angina varian atau serangan jantung, namun vasospasme dapat dilihat dari ciri-ciri tertentu seperti penampakan arteri yang terlihat pada angiogram, sejenis pemeriksaan x-ray dengan memasukkan zat pewarna pada daerah koroner. Pada angina klasik, angiogram menunjukkan bahwa ada satu atau lebih bagian arteri koroner yang terhalang oleh kolesterol. Pada serangan jantung akibat penyakit jantung koroner, justru terlihat penyumbatan sepenuhnya pada arteri koroner. Namun, penderita vasospasme bisa saja terlihat memiliki arteri koroner yang sehat dan bersih.

Untuk mengatasi gejala vasospasme koroner, dokter biasanya meresepkan berbagai jenis obat, seperti:

  • Aspirin atau asam asetil salisilat, adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
  • Nitrogliserin atau glyceryl trinitrate (GTN) adalah obat golongan nitrat yang digunakan untuk mengurangi intensitas serangan angina (nyeri dada), terutama pada penderita penyakit jantung koroner. Obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, serta meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke otot jantung.

  • Amlodipine, adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan angina pectoris. Obat ini dapat dikombinasikan dengan berbagai obat lainnya, dan membantu mengatasi serangan stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal dengan menurunkan tekanan darah.
  • Diltiazem, memiliki fungsi yang sama dengan amlodipine, merupakan obat hipertensi dan angina pectoris. Merupakan satu diantara jenis calcium-channel blocker. Obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah dan meringankan beban kerja jantung.
  • Verapamil, bekerja dengan cara mengurangi kalsium yang masuk ke dalam sel-sel otot pada dinding arteri dan jantung, sehingga membuat sel-sel tersebut lebih rileks.
  • Isosorbide dinitrat, obat yang digunakan untuk gagal jantung, kejang esofagus, dan untuk mengobati serta mencegah nyeri dada akibat tidak cukupnya aliran darah ke jantung.

Perlu diingat bahwa obat-obat ini harus dikonsumsi dengan resep dokter. Sangat tidak dianjurkan mengonsumsi obat tanpa rekomendasi dari tenaga medis terkait, demi menghindari berbagai efek samping yang tidak diinginkan.

Miokardial iskemia yang disebabkan oleh CVS bisa berakibat sangat fatal. Tidak seperti pasien angina, obat-obatan dengan beta receptor blockers tidak dianjurkan pada pasien cengan CVS. Terapi calcium-channel blocker dinilai memberikan efek terapeutik yang cukup baik. Yang terpenting adalah menjaga asupan obat sesuai dengan cara pemakaian dan dosis yang ditentukan. Sebaiknya dikonumsi sebelum tidur, dan hindari mengonsumsi obat-obatan yang mengandung nitrat sesaat setelah makan.

Pada pasien yang juga mengalami gejala angina varian, dimana nyeri yang dialami sudah sampai di tahap yang sangat mengganggu, gabungan antara obat nitrogliserin dan calcium-channel blocker akan sangat efektif dalam mengatasi komplikasi yang disebabkan oleh vasospasme koroner.

Jika anda sering mengalami gejala nyeri dada, namun terbukti bahwa tidak ada gejala penyumbatan pada arteri, bisa jadi Anda memang mengalami kondisi dimana arteri koroner sensitif terhadap beberapa kondisi dan dapat mengalami spasme dengan mudah. Segera konsultasikan dengan dokter untuk menanganinya dan menggunakan obat-obatan sesuai anjuran.

Itulah dia sekilas informasi tentang vasospasme koroner. Semoga dapat bermanfaat, dan jangan lupa, jaga kesehatan Anda selalu.

Sponsors Link
, , , ,



Oleh :
Kategori : Medis