Sponsors Link

Kelainan Jantung Bawaan Sianotik: Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Pengobatan

Sponsors Link

Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala kelainan jantung bawaan sianotik mengakibatkan penanganan serangan jantung pada bayi dan anak-anak menjadi sangat terlambat sehingga berakhir dengan kematian. Kelainan jantung bawaan saat ini diderita oleh sekitar satu juta bayi di seluruh dunia, dan 100 ribu di antaranya meninggal sebelum mencapa usia dewasa. Di Indonesia, jumlah bayi yang menderita kelainan jantung sekitar 10 dari 1000 kelahiran hidup, dengan sepertiganya mengalami masa kritis di awal kehidupannya dan 50% diantaranya berakir dengan kematian. Dari 200 juta penduduk di Indonesia diperkirakan ada 30 ribu orang yang menderita kelainan jantung.

ads

Kelainan jantung bawaan dibagi menjadi dua tipe besar yaitu kelainan jantung asianotik dan sianotik. Dalam bahasan kali ini akan dijelaskan apa itu kelainan jantung sianotik, penyebab, gejala, pencegahan , dan penanganannya.

Pengertian

Kelainan jantung bawaan merupakan kelainan pada bagian-bagian jantung, atau tepatnya pada struktur atau fungsi sirkulasi jantung yang diderita sejak lahir. Kelainan ini diakibatkan adanya gangguan atau kegagalan pada proses pembentukan struktur jantung pada fase awal pertumbuhan janin. Kelainan ini dibagi menjadi dua tipe besar, yaitu kelainan jantung sianotik dan asianotik. Kelainan jantung sianotik umumnya memiliki kelainan struktur jantung yang lebih kompleks dan hanya dapat ditangani melalui proses pembedahan. Sedangkan kelainan jantung asianotik memiliki kelainan struktur jantung yang lebih sederhana dan umumnya bersifat tunggal (Baca: Kelainan embriologi jantung).

Gejala pada penderita kelainan jantung sianotik umumnya nampak terlihat dengan jelas, seperti warna tubuh bayi yang kebiru-biruan. Sedangkan pada kelainan jantung asianotik, gejalanya seringkali tidak nampak dan tidak disadari sehingga justru membuat kelainan ini sulit dideteksi sejak dini.

Penyebab 

Sama seperti penyebab kelainan jantung bawaan asianotik, sebagian besar atau sekitar 90% penyebab kelainan jantung bawaan sianotik masih belum diketahui. Penyebab kelainan jantung sianotik dibagi menjadi beberapa faktor berikut, yaitu:

  • Faktor lingkungan

Faktor lingkungan ini diduga menyumbang 3% dari penyebab bayi lahir dengan kelainan jantung. Beberapa kemungkinan berikut adalah penyebab atau pemicu yang terjadi karena saat kehamilan, ibu melakukan atau mengalami hal-hal berikut:

  1. Merokok
  2. Minum obat tanpa resep dan pengawasan dokter
  3. Mengalami infeksi virus (virus TORCH) (Baca: Jantung rematik pada anak)
  4. Menggunakan obat luar tertentu seperti obat jerawat
  5. Menderita diabetes
  6. Minum minuman beralkohol
  • Faktor Keturunan/ Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa anak dengan orang tua yang memiliki riwayat kelainan jantung, lebih beresiko menderita kelainan jantung pula. Kelainan genetik seperti sindrom Down and Turner juga memiliki hubungan dengan kelainan jantung bawaan.

Baca juga: Penyebab kelainan jantung tetralogi fallotPenyebab jantung koroner.

Gejala 

Gejala kelainan jantung bawaan umumnya sudah mulai nampak sejak masa anak-anak. Kelainan jantung yang berat bahkan dapat terlihat gejalanya pada bulan-bulan awal kelahiran. Sedangkan kelainan jantung yang ringan seringkali tidak terdeteksi sehingga baru disadari saat dewasa. Kelainan jantung bawaan sianotik lebih cepat menimbulkan gejala yang paling mudah dikenali. Gejala yang tampak adalah sebagai berikut:

  1. Warna biru pada bayi saat menangis, terutama pada bibir, kuku, dan lidah, dan wajah pucat.
  2. Malas menyusu. Biasanya saat menyusu bayi tersengal-sengal dan sering berhenti, serta wajah kebiruan. Saat menyusu, bayi juga sering tersedak atau terbatuk dan berkeringat banyak.
  3. Sesak napas
  4. Tampak lemas dan lelah
  5. Nafsu makan rendah
  6. Pertumbuhan dan perkembangan lambat
  7. Berat badan sulit meningkat, bahkan cenderung turun
  8. Kurang aktif
  9. Sering batuk pilek dan demam

Pencegahan

Beberapa tindakan pencegahan lebih pada mengkondisikan lingkungan supaya tetap sehat bagi ibu hamil dan janin. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Mengontrol kehamilan secara teratur

Dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur, maka kelainan jantung pada bayi dapat dikenali sedini mungkin, bahkan dihindari. Deteksi adanya kelainan jantung pada janin dapat diketahui sejak dini melalui ultrasonografi (USG).

Baca juga:

2. Mengenali kehamilan dengan resiko tinggi

Kehamilan resiko tinggi adalah bila usia ibu hamil di atas 40 tahun, atau ibu hamil memiliki keluarga dengan riwayat penyakit diabetes, kelainan jantung bawaan, maupun kelainan genetik down syndrome.

3. Menghindarkan ibu dari resiko terpapar virus TORCH

Virus TORCH atau Toksoplasma, Rubella, CMV, Herpes dapat dihindari dengan melakukan pemeriksaan TORCH sebelum atau saat hamil. Lakukan imunisasi MMR untuk mencegah rubella dan campak (morbili) minimal 2 bulan sebelum kehamilan.

4. Menghindari konsumsi atau aplikasi obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat tertentu dan antibiotika dapat membahayakan kesejatan janin. Jadi, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum mengkonsumsi atau menggunakan obat, bahkan untuk obat luar sekalipun.

5. Menghindari paparan sinar X seperti pada foto rontgen

Paparan sinar X bisa mengganggu pertumbuhan sel-sel janin sehingga sel-sel jantung beresiko mengalami pertumbuhan yang tidak sempurna.

6. Menghindari asap rokok sebagai perokok aktif maupun pasif

Asap rokok mengandung zat-zat yang berbahaya bagi janin terutama bagi perokok aktif. Ibu hamil sebaiknya tidak merokok saat hamil dan bahkan saat hendak merencanakan kehamilan. Suami dan anggota keluarga yang lain, sebaiknya juga tidak merokok untuk menjaga kesehatan janin.

7. Menghindari asap kendaraan bermotor atau asap berbahaya lainnya

Asap kendaraan mengandung zat karbonmonoksida yang berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Apabila ingin bepergian, sebaiknya ibu hamil menggunakan masker untuk mengurangi kadar polusi yang masuk ke dalam tubuh yang bisa berakibat buruk pada janin.

Penanganan

Penanganan serangan jantung yang tepat dan cepat sedini mungkin, dapat meningkatkan harapan hidup lebih tinggi bagi penderitanya. Tindakan yang dilakukan dapat berupa tindakan medis maupun non medis sebagaimana berikut.

  • Penanganan Medis

Penanganan medis yang bisa dilakukan adalah:


  1. Pelebaran katup menggunakan balon (Balloon Pulmonal Valvotomy), jika kasus kelainan jantung yang terjadi adalah adanya penyempitan pada pembuluh darah jantung bagian kanan sehingga jantung tidak bisa menyuplai darah yang dibutuhkan.
  2. Pemberian obat, jika terdapat lubang pada sekat pembatas antar bilik jantung (septum) yang menyebabkan tekanan darah pada jantung sebelah kiri lebih tinggi dibandingkan sebelah kanan. Pemberian obat bertujuan mengurangi beban jantung (contoh: vasodilator dan diuretik).
  3. Pembedahan, jika terjadi kelainan pada organ atau pembuluh darah jantung yang mengakibatkan kegagalan fungsi jantung. Pembedahan yang dilakukan merupakan pembedahan korektif. Dalam hal ini, salah satu contoh kasus yang membutuhkan tindakan pembedahan adalah tertukarnya posisi pembuluh darah utama jantung (Transposition of the Great Arteries). (Baca: Kebocoran katup aortaEfek pasang ring jantung)
  4. Pemasangan pacemaker (alat pacu jantung), jika masalahnya terletak pada adanya kelainan pada sistem hantaran. Pusat kerja jantung bekerja dengan lemah sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan darah dan oksigen dalam tubuh. Lemahnya kerja pusat jantung ini ditandai dengan pelannya denyut nadi. (Baca: Aritmia jantung pada anak)
  • Penanganan Non Medis

Selain penanganan secara medis, penanganan non medis yang bisa dilakukan adalah:

  1. Mengkonsumsi makanan atau suplemen yang mengandung zat besi. (Baca: Makanan untuk penderita aritmia jantung)
  2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, B kompleks dan C untuk mempertahnkan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. (Baca: Jus untuk jantung tersumbatKhasiat bawang putih untuk jantung)
  3. Berolahraga secara teratur antara 20 – 25 menit sehari. Olahraga yang disarankan adalah bersepeda dan berenang. (Baca: Olahraga untuk aritmia jantung)
  4. Mengkonsumsi suplemen yang berfungsi untuk mempercepat perbaikan dan pertumbuhan sel atau jaringan tubuh yang rusak serta melindungi sel dari serangan virus atau bakteri patogen. (Baca: Manfaat Omega 3 untuk jantungManfaat CoQ10 untuk jantung)

Dengan mengenali kelainan jantung bawaan sianotik, serangan jantung dapat ditangani secara cepat dan tepat, bahkan sebelum serangan itu terjadi. Pencegahan dan penanganan pada kelainan jantung ini dapat meningkatkan harapan hidup pasien. Dari berbagai tindakan penanganan yang bisa dilakukan, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Pencegahan yang terbaik adalah pada saat janin masih dalam kandungan dengan membuat lingkungan yang sehat dan aman bagi ibu dan janin. Bahkan pencegahan dapat dilakukan jauh-jauh hari sebelum kehamilan dengan menyiapkan fisik calon ibu sehingga mampu memberikan kondisi yang layak bagi janin untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Sponsors Link
, , , , ,
Oleh :
Kategori : Pencegahan