Sponsors Link

6 Penyebab Penumpukan Cairan di Jantung yang Perlu Diwaspadai

Sponsors Link

Jantung adalah salah satu organ tubuh manusia yang memiliki fungsi penting. Letak jantung di rongga tengah dada dan sedikit miring ke sisi kiri. Ukurannya hanya sebesar kepalan tangan pemiliknya dengan massa kurang lebih 300 gram. Jantung berfungsi untuk memompa darah dari dan ke seluruh tubuh. Pada jantung juga terdapat pembuluh-pembuluh darah besar yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, termasuk ke paru-paru untuk pertukaran oksigen dalam darah, serta terdapat pula pembuluh darah besar yang mengalirkan darah penuh karbondioksida dari seluruh tubuh menuju jantung. Setiap menitnya jantung berdetak sebanyak 60-100 kali per menit.

ads

Gerakan jantung ini dapat terbentuk karena adanya cetusan dan hantaran listrik dari jantung, sehingga dapat menggerakan otot-otot pada jantung untuk memompa darah. Gerakan jantung yang sangat kompleks ini didukung oleh kekuatan otot jantung dan adanya lapisan pelindung jantung yang disebut sebagai lapisan perikardium. Lapisan perikardium terbagi dalam dua lapisan, lapisan luar atau lapisan parietal, serta lapisan dalam atau lapisan viseral. Serta terdapat ruang perikardium di antara lapisan viseral dan parietal. Lapisan perikardium berfungsi untuk meredam gerakan otot jantung, mengurangi gesekan antara jantung dengan organ lain, mencegah jantung meregang terlalu kuat, serta melindungi jantung dari infeksi organ di sekitarnya.

Pada beberapa kondisi, ruang perikardium dapat terisi cairan berlebihan, itulah yang disebut penumpukan cairan pada jantung atau efusi perikardium. Pada kondisi normal, memang terdapat 15-50 cc cairan di dalam rongga perikardium, yang berfungsi untuk meredam dan melumasi gerakan jantung. Tetapi pada kondisi tidak normal, jumlah cairan bisa meningkat sampai 100 cc. Cairan berlebihan akan membuat jantung tertekan dan menghambat gerakan jantung memompa darah yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya.

Cairan berlebih ini dapat berupa darah maupun cairan berisi sel-sel infeksi dan radang. Penumpukan cairan dapat bersifat akut atau berlangsung cepat, sehingga segera mengganggu sistem pompa jantung dan membutuhkan penanganan segera. Dapat juga bersifat kronik atau berlangsung lama dan bertahap sehingga kadang tidak disadari oleh penderitanya. Nah, apa saja ya penyebab dari penumpukan cairan pada jantung atau efusi perikardium ini? Berikut beberapa penyebab penumpukan cairan di jantung yang mungkin terjadi:

1. Infeksi perikardium

Lapisan perikardium dapat mengalami infeksi yang biasanya berasal dari organ sekitar. Salah satu penyebabnya antara lain adanya infeksi bakteri Tuberkulosis pada paru yang menjalar ke perikardium. Infeksi bakteri ini akan menyebabkan perikardium meradang dan terjadi penumpukan cairan di ruang perikardium. Kondisi ini disebut dengan perikarditis TB. Cairan terdiri dari sel darah putih dan bakteri yang tentunya akan menghambat gerakan jantung. Infeksi virus HIV mengakibatkan lemahnya daya tahan tubuh dan dapat mempermudah terjadi perikarditis TB.

2. Trauma Jantung

Kecelakaan yang mengakibatkan luka tusuk pada jantung, akan melukai pembuluh darah jantung dan menyebabkan tertumpuknya darah pada ruang perikardium dan mengganggu gerakan jantung. Sumbatan pada aliran cairan perikardium akibat trauma juga dapat menimbulkan hambatan gerak jantung.

3. Keganasan atau kanker

Kanker pada organ sekitar seperti dari payudara atau paru-paru dapat menyebar ke lapisan perikardium dan menyebabkan penumpukan cairan. Selain itu, pemberian obat-obatan  anti kanker seperti doxorubicin atau proses kemoterapi dapat memberikan efek samping efusi perikardium.

4. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun disebabkan adanya antibodi dalam tubuh yang menyebabkan gangguan pada tubuh. Sel-sel autoimun juga dapat menyebabkan peradangan pada lapisan perikardium dan menyebabkan terbentuk banyak cairan di ruang perikardium. Contohnya pada penyakit Lupus.

5. Komplikasi pembedahan jantung dan serangan jantung

Pada beberapa kondisi setelah pembedahan atau operasi bypass jantung setelah mengalami serangan jantung dapat terjadi peradangan perikardium yang memicu penumpukan cairan. Kondisi ini disebut dengan sindroma Dressler.


6. Gagal ginjal

Gangguan penyaringan cairan tubuh oleh ginjal dapat menyebabkan penumpukan cairan berlebih pada setiap bagian tubuh, salah satunya ruang perikardium. Jantung dan ginjal adalah organ penting yang saling terhubung, sehingga gangguan pada ginjal juga dapat mempengaruhi jantung. Komplikasi jantung dan ginjal dapat berakibat fatal bagi penderitanya.

7. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan seperti isoniazid  fenitoin dapat menyebabkan penumpukan  cairan pada jantung. Isoniazid banyak digunakan sebagai obat tuberkulosis paru dan biasanya digunakan dalam jangka waktu panjang, kurang lebih 6 bulan. Sedangkan fenitoin banyak digunakan sebagai anti kejang. Sehingga penggunaan obat-obatan ini membutuhkan pengawasan dokter.

Jika ruang perikardium terisi cairan berlebih, tekanan di dalam ruang perikardium akan meningkat, menekan gerakan jantung sehingga gerakan jantung untuk menerima darah dari seluruh tubuh berkurang. Hal ini mengakibatkan darah kaya oksigen dari jantung yang dipompa keluar tubuh pun berkurang. Sehingga, seseorang kekurangan oksigen pada seluruh jaringan tubuhnya yang mengakibatkan seseorang dapat jatuh ke dalam kondisi syok dan jika dibiarkan dapat berakibat kematian. Kondisi ini dapat berakibat fatal jika pembentukan cairan dalam ruang perikardium berlangsung cepat. Hambatan gerakan jantung akibat penumpukan cairan ini disebut sebagai tamponade jantung yang membutuhkan penanganan segera.

Penyebab penumpukan cairan di jantung sangat beragam dan dengan mengetahui penyebabnya diharapkan dapat melakukan pencegahan.

Sponsors Link
, , , ,
Oleh :
Kategori : Penyebab